Author POV
Killua dan [Y/N] yang telah tiba di depan sebuah dinding besar dan tebal kini mencari sekeliling, mencari keberadaan teman mereka. "Are? Gon ternyata tidak ada di sini..." ujar Killua kecewa. Memperhatikan setiap peserta yang sudah tiba di sana.
"Mungkin dia belum sampai?" Kata [Y/N] jadi khawatir. "Semoga saja mereka bertiga baik-baik saja." Gumam gadis itu.
Satotz memperhatikan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Kemudian beralih memperhatikan jalan setapak yang dilaluinya tadi.
Tak lama kemudian, Kurapika dan Gon berhasil sampai di titik finish dari pelarian mereka di rawa Numere. "Sepertinya kita sampai tepat waktu." Keduanya kemudian dengan segera mengedarkan pandangan mereka, mencari keberadaan Leorio.
Gon yang mencium bau parfum Leorio berada di sampingnya, dengan segera menolehkan kepalanya ke sebelah kiri dan menemukan Hisoka. Hisoka tersenyum sembari mengarahkan jarinya menunjuk ke arah samping kanan. Gon mengikuti arah tunjuk Hisoka dan menemukan Leorio yang terduduk bersandar di sebuah pohon belum siuman.
"Leorio!"
Gon dan Kurapika dengan segera berlari ke arah sang pria berkacamata. "Ah, sakit..." gumam Leorio mengusap pipinya yang bengkak. Gon menaruh tas milik Leorio di atas rumput di sampingnya. "Kenapa badanku sakit semua? Ingatanku agak sedikit kabur." Ujar Leorio.
Keduanya terkejut mendengarnya. Kemudian Kurapika sedikit menundukkan tubuhnya, berbisik pada Gon. "Sebaiknya kita tidak mengatakan padanya apa yang terjadi." Gon menangguk setuju.
"Gon!"
Gon dan Kurapika berbalik, mendapati dua anak kecil lainnya yang seumuran dengan Gon.
"Killua! [Y/N]!"
Killua berjalan santai, mengenggam skateboard-nya sementara sang gadis berlari menghampiri Gon. "Syukurlah kalian berhasil." Ucap sang gadis. Kurapika mengelus lembut puncak kepala [Y/N]. "Kau juga, [Y/N]." Gadis bersurai coklat itu terkekeh pelan.
"Tak kusangka, ternyata kau bisa juga sampai ke sini... padahal kupikir kau takkan sanggup." Gon menghampiri Killua, berdiri berhadapan dengan Killua. "Aku hanya melacak wangi parfun Leorio." Ujar Gon polos.
"Parfum? Begitu saja? Kau ini memang benar-benar aneh." Gumam Killua. "Tidak ada bedanya dengan dia." Tambah Killua menunjuk [Y/N] yang sedang berbicara dengan Leorio dan Kurapika. Gon terkekeh pelan mendengar keluhan Killua.
"Semuanya, kerja bagus. Ujian tahap kedua akan dilaksanakan di sini, di taman hutan Biska. Kalau begitu, saya permisi. Semoga kalian semua beruntung." Ucap Satotz menjelaskan secara singkat tempat diadakannya ujian tahap kedua, lalu berjalan meninggalkan para peserta ujian.
Tak lama setelah kepergian Satotz, pintu gerbang besar yang sebelumnya tertutup, kini bergerak terbuka. Memberikan kesempatan bagi para peserta ujian untuk melihat tempat ujian selanjutnya.
"Semua peserta yang lolos ujian tahap pertama, silakan masuk!" Ujar seorang gadis yang duduk di sebuah podium, Menchi, si penguji tahap kedua.
"Selamat datang. Aku penguji tahap kedua, Menchi." Ujar Menchi memperkenalkan dirinya. "Dan aku Buhara, penguji lainnya." Ucap seorang pria bertubuh gemuk yang berdiri di belakang Menchi.
Selama perkenalan penguji berlangsung, perlahan-lahan semua peserta ujian yang lolos tahap pertama, berjalan masuk dan memenuhi area ujian tahap kedua.
Tiba-tiba terdengar suara besar yang sangat nyaring namun juga jelas, mengagetkan semua peserta yang berdiri di sana.
"S-suara apa itu?" Tanya para peserta kebingungan.
Menchi berbalik dan menatap Buhara yang berdiri di belakangnya. "Kau pasti lapar." Ujar Menchi menatap Buhara. "Aku kelaparan..." ujar Buhara memegangi perutnya yang berbunyi keroncongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...