[Chp.24] Last Phase (3)

1.5K 236 96
                                    

Author POV

Leguhan kecil lolos dari bibir mungil seorang gadis. Kelopak mata gadis itu terbuka. Memperlihatkan bola mata indahnya yang berwarna hazel. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan matanya dengan cahaya yang dilihatnya.

Ia mendorong tubuhnya ke atas seraya mengumpulkan tenaganya setelah tertidur selama beberapa waktu. Menchi yang menyadari adanya pergerakan dari sang gadis, mendekatkan dirinya pada tepi sisi ranjang. "Bagaimana perasaanmu?" Tanya Menchi membuka topik. Gadis itu menoleh. Menatap Menchi dari balik bola matanya.

"Baik. Hanya saja rasanya aku masih ngantuk." Jawab si gadis, berbisik pelan. Jemarinya bergerak menggosok-gosok matanya yang terasa gatal. Matanya berkedip beberapa kali hingga pandangannya menjadi jelas. "Kenapa aku bisa di sini?" Tanya gadis itu pada dirinya sendiri. 'Apa dia tidak ingat? Bukannya yang dia telan itu hanya obat tidur biasa?' Batin Menchi bertanya-tanya.

Seakan teringat apa yang terjadi sebelumnya, gadis itu sontak langsung memutar tubuhnya ke samping dan menatap Menchi serius. "Apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri?" Menchi menatap gadis itu shock. 'Kukira dia melupakannya. Ternyata hanya lupa sesaat.' Batin Menchi kesal sendiri.

Menchi mendorong mundur wajah gadis berumur 12 tahun itu. Memposisikan agar gadis itu duduk dengan baik di atas tempat tidur. "Baiklah, dengarkan. Setelah kau 'pingsan', bocah Killua itu tetap membunuh Bodoro." Mata [Y/N] membulat. Di kala ia pikir semuanya akan berjalan sesuai harapannya, namun kenyataan mematahkan semua harapan indahnya.

"Dan tentu saja dia didiskualifikasi atas tindakannya itu. Sesuai dengan aturan yang sudah Ketua Netero beritahu." Menchi menatap gadis itu kasihan. 'Padahal dia pasti sudah berusaha keras untuk mencegah hal itu terjadi.' Menchi berdiri dari kursi yang didudukinya. Berpindah tempat duduk di tepi ranjang.

Puk

Menchi menepuk pundak [Y/N]. Membuat sang gadis menengadah menatapnya. "Apa kau ingin tau siapa yang membawamu kemari?" [Y/N] mengedip-ngedipkan matanya. Memiringkan kepalanya bingung. "Bukannya Menchi-san atau pengawas yang membawaku?" Tanyanya bingung. Menchi menggeleng pelan. "Lalu siapa?"

"Killua."

Sunyi selama beberapa detik. "Killua?" Ulang [Y/N] bergumam kecil. Wanita bersurai tosca itu mengangguk pelan. Menatap lurus pada pintu coklat besar yang memisahkan keduanya dengan orang-orang diluar sana.

"Dia sendiri yang memintaku untuk menunjukkan jalan ke tempat ini sembari dia membawamu. Meski begitu, setelah dia membaringkanmu di langsung pergi begitu saja. Memintaku untuk menjagamu sampai kau terbangun." Terang Menchi menjelaskan secara detail.

"Begitu ya." Gumam [Y/N]. "Lalu dimana yang lainnya sekarang?" Menchi bangkit dari atas tempat tidur. Berjalan mendekati pintu coklat itu. "Di ruang meeting hotel ini. Sedang melakukan orientasi setelah ujian. Apa kau mau ke sana?" Tanya Menchi menoleh ke belakang. [Y/N] mengangguk. Turun dari atas tempat tidur lalu mengikuti langkah Menchi keluar dari ruangan itu.

━─━────༺༻────━─━
[HUNTER×HUNTER Fanfiction]

☕︎🄼🅈 🄳🅄🅃🅈☕︎
━─━────༺༻────━─━

Gon, yang juga baru sadar dan telah diceritakan apa yang terjadi oleh Satotz, dengan perasaan marah berjalan keluar dari ruang tunggu yang ditempatinya. Berjalan dengan tergesa-gesa mendekati suatu ruangan. Diikuti dengan Satotz yang mengekorinya dari belakang. "Gon-kun!" Seru Satotz dari belakang.

"Dimana semua orang?" Tanya Gon.

"Anda perlu lebih banyak istirahat, Gon-kun..." ucap Satotz. Namun Gon tidak mengindahkan perkataan Satotz dan tetap menuju ruangan itu.

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang