Author POV
[Y/N] mengedarkan pandangannya ke sekitar. Di depan sana, semua tempat tertutupi oleh kabut putih yang sangat tebal. Yang terlihat hanyalah siluet beberapa tempat dari balik kabut tebal ini.
Beberapa peserta juga mulai bermunculan keluar dari terowongan panjang tadi. Mereka ikut memperhatikan kabut tebal yang menghalangi pandangan ini. Namun ada juga beberapa peserta yang harus beristirahat sebentar akibat kelelahan berlari.
Salah satunya adalah Leorio. Kakinya ia paksa melangkah melewati anak tangga terakhir sembari meraup banyak oksigen. Kedua tangannya menyentuh lantai, menopang tubuhnya yang lunglai hampir terjatuh di atas lantai.
Tak lama kemudian, Kurapika menyusulnya dari belakang. Berdiri tepat di samping Leorio, terlihat sedikit kelelahan. "Yo, Kurapika!" Sapa Gon pada Kurapika. Kurapika mengangkat sebelah tangannya, membalas sapaan Gon.
Saat ini, [Y/N], Gon, dan Killua duduk berdampingan di depan anak tangga. Menunggu dimulainya ujian. "Apa ini garis akhirnya?" Tanya Kurapika. "Bukan di sini." Jawab Gon. "Begitu, ya. Kabutnya mulai menghilang." Terang Kurapika melihat ke arah depan.
"Benarkah?" Gon berdiri dari duduknya, tersenyum lebar kala kabut putih perlahan memudar, menampilkan banyak pohon, semak, tanaman, dan lain sebagainya.
"Rawa Numere. Juga dikenal sebagai rawa kecurangan. Kita harus melewati rawa-rawa ini untuk mencapai tempat ujian tahap kedua. Tempat ini adalah rumah dari banyak hewan asing, banyak dari mereka yang bisa menipu, makhluk yang selalu lapar yang menipu manusia dan memakan mereka. Kalian harus sangat berhati-hati."
Satotz kemudian berbalik, mengangkat satu jarinya ke atas. "Jika kalian tertipu oleh mereka, kalian akan mati lho." Ucap Satotz mengakhiri penjelasan singkatnya mengenai rawa Numere. Semua peserta tersentak mendengarnya.
Krieet
Pintu terowongan yang tadinya terbuka kini bergerak menutup. Meninggalkan satu peserta yang hampir berhasil.
Blaam
Pintu tertutup rapat. Mereka menatap tak percaya, bahwa ujian hunter sampai sekejam ini. Sebab peserta yang hampir berhasil tadi sudah memohon agar pintu besi tersebut berhenti bergerak. Namun seakan tak mendengar permohonannya, pintu tetap bergerak lalu tertutup dengan sempurna. Menyatakan peserta tadi gagal.
"Makhluk-makhluk di rawa ini akan melakukan tipuan apapun untuk menipu mangsanya." Semua peserta kembali tersadar dan menatap Satotz yang melanjutkan penjelasannya.
"Sebuah ekosistem dimana makhluk penghuninya mendapatkan makanan dengan cara menipu. Itulah mengapa tempat ini diberi nama rawa kecurangan. Tetaplah di dekat saya jika kalian tidak ingin tertipu." Jelas Satotz berbalik badan memunggungi para peserta ujian.
"Yang benar saja! Bagaimana mereka bisa menipu kita, kalau kita sudah mengetahui akan ditipu oleh mereka?" Tanya Leorio meremehkan makhluk tersebut.
"Jangan tertipu!" Teriak seseorang tiba-tiba, mengalihkan atensi semua peserta ujian kepadanya. "J-jangan percaya itu..." ucap seorang pria yang berjalan keluar dari balik tembok.
Wajahnya kusut, babak belur, seperti habis di serang oleh sesuatu. "Dia sudah menipu kalian!" Terangnya menunjuk Satotz. "Dia itu peniru! Dia bukanlah penguji. Akulah penguji sebenarnya!" Tambahnya membuat para peserta menjadi kebingungan. Siapa penguji sebenarnya?
"Peniru? Apa yang sedang terjadi?"
"Jadi, dia itu siapa?"
"Lihat ini..." Pria tersebut menarik sebuah tangan dari balik tembok. Memperlihatkan sosok yang sangat mirip dengan Satotz dengan tubuh yang berbulu dan wajah yang babak belur.
![](https://img.wattpad.com/cover/285070658-288-k704557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...