[Chp.07] Quiz

2.4K 300 72
                                    

Reader POV

"Heh? Apa maksudmu?"

"Kau belum menyadarinya? Ujian hunter sudah dimulai." Jawab kapten memegang pipa cangklongnya yang digunakan untuk merokok.

Aku menggelengkan kepalaku. "Aku sudah menyadarinya dari awal, kok." Ucapku santai. "Eh? Bagaimana bisa?" Tanya Gon. "Himitsu." Jawabku sembari meletakkan jari telunjukku di depan bibirku. Gon mengerang, memintaku untuk memberitahukannya. Namun aku tetap tidak memberitahunya.

"Apa?!"

"Ada banyak orang yang ingin menjadi hunter. Seperti banyaknya bintang dilangit. Penguji tidak punya banyak waktu untuk menilai mereka semua. Jadi, beberapa orang seperti kami, bertugas untuk melakukan seleksi."

"Aku sudah memberitahu penguji, bahwa semuanya, selain kalian berempat yang ada di kapal ini sudah dicoret. Jika mereka tidak bisa menghadapi badai kecil, mereka tidak mungkin bisa menuju tahap ujian selanjutnya."

"Dengan kata lain, kau bisa meneruskan ke ujian utamanya jika aku meloloskan kalian." Jelas kapten kembali menyesap rokoknya. "Jadi berpikirlah sebelum menjawab pertanyaanku. Dan juga kau, [Y/N]. Kau hebat bisa menyadari hal ini."

Aku tersenyum, menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal. "Itu yang dia bilang.." ucapku dan Gon bersamaan. "Kenapa tidak memberitahu kami lebih awal." Protes Leorio.

"Soalnya kalau kita sudah tau dari awal, maka tidak akan seru 'kan?" Balasku.

"Aku satu-satunya orang suku Kurta yang selamat." Kata Kurapika memulai penjelasannya. "Empat tahun lalu, suku kami dibantai oleh segerombolan penjahat. Aku ingin menjadi seorang hunter dan memburu mereka, para Genei Ryodan." Jelasnya. "Jadi kau ingin menjadi hunter pemburu bayaran? Genei Ryodan adalah buronan kelas A. Hunter berpengalamanpun belum bisa menangkap mereka. Kau menyia-nyiakan hidupmu." Ujar kapten.

"Aku tidak takut mati. Yang paling kutakuti adalah dendamku ini... akan terus ada selamanya." Ucap Kurapika.

Aku sedikit tersentak, melihat matanya sempat berubah warna menjadi merah. "Mata merah, suku Kurta, ya?" Gumamku. Rasanya aku jadi kasian kepadanya.

Tapi bukankah aku ada di dunia ini untuk menolong mereka?

"Dengan kata lain, kau ingin balas dendam, ya?" Tanya Leorio berkacak pinggang. "Jadi karena itu kau repot-repot ingin menjadi hunter?" Tambahnya.

"Itu pertanyaan paling bodoh yang pernah kudengar, Leorio." Bantah Kurapika.

Leorio mendecih kesal, "Panggil aku Leorio-san!"

"Akses yang hanya untuk hunter... Informasi yang tidak bisa didapatkan... Tindakan yang bahkan mustahil dilakukan... hanya hal seperti itu yang bisa dipikirkan oleh otakmu." Jelas Kurapika dengan angkuh membuat Leorio semakin kesal.

Wajahnya membuat ekspresi kesal dan dari hidungnya seakan keluar asap putih.

Wajahnya membuat ekspresi kesal dan dari hidungnya seakan keluar asap putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang