Author POV
"Sial. Mereka mempermainkan kita." Killua terus menggerutu sepanjang perjalanan. Berlarian di tengah hutan yang gelap nan dingin, hanya memakai pakaian singlet, celana pendek, dan alas kaki saja. Hal yang sama terjadi pada Gon.
Meski pun begitu, Gon menghibur Killua. "Namun, setelah kita melewati gunung ini, kita akan bertemu banyak monster, 'kan?"
Tuturan Gon dibalas anggukan oleh Killua. "Jika kita bisa kalahkan dan ubah mereka menjadi kartu, kita bisa jadi kaya raya," ucapnya.
"Akhirnya, kita bisa mulai bertarung," timpal Gon.
"Saatnya melihat kemampuanmu," kata Killua melirik Gon lalu tersenyum.
"Kau juga. Aku ingin melihat hasil latihan rahasiamu," balas Gon tak kalah semangat.
[Y/N] yang berlari dibelakang mereka berekspresi datar. Dirinya bingung, haruskah dia percaya kalau mereka adalah temannya atau bukan. 'Pikiran mereka benar-benar berbeda. Mana ada orang yang senang bertemu monster dan bandit? Aku saja jujur tak senang. Alasannya? Hanya akan melelahkan diri,' batin gadis itu.
"Kuharap mereka tidak mengganggap permainan ini terlalu mudah. Maksudku, permainan ini tidak akan disebut sebagai game legendaris bila mudah untuk dimainkan," ucap [Y/N] pada dirinya sendiri.
Lama berlarian di hutan, akhirnya mereka tiba di ujung hutan. Di depan hutan tersebut, mereka berhadapan dengan lembah yang penuh dengan bebatuan besar. Kedua anak lelaki itu saling bertukar pandang selama beberapa detik, kemudian terjun dari atas tebing ke bawah. Dengan semangat yang menggebu-gebu, mereka berlari di antara bebatuan besar tersebut.
Monster penghuni lembah tersebut keluar dari tempat persembunyian, menampakkan diri kala mendengar suara manusia. Senyuman di wajah Gon dan Killua kian melebar melihat banyaknya jumlah monster yang ada.
Seekor monster bergerak maju dengan sebuah tongkat bisbol di tangannya. Mengayunkan benda besar tersebut di udara hingga menghantam tanah. Gon yang pertama kali bertindak. Kakinya menekuk lalu melompat, menghindari serangan monster tersebut. Ia mengepalkan tangannya, memusatkan auranya di kepala tangan lalu meninju wajah monster tersebut.
Namun seakan serangan tersebut tak efektif, sang monster kembali mengayunkan kayunya. Untung saja Gon sempat menghindar dan mendarat kembali ke tanah. Terjadilah pertarungan antar Gon dan monster tersebut.
'Apa pukulan Gon sama sekali tak berpengaruh?' Killua mengamati pertarungan keduanya sembari memikirkan cara. 'Jadi, mereka tak mempan dengan pukulan. Mereka juga ada banyak.' Kepalanya menoleh ke samping saat suara seekor monster datang kepadanya. Menghindari serangan dengan mudah, memanjat naik ke atas lengan monster tersebut.
'Kami harus melumpuhkan mereka satu per satu dengan satu serangan.' Ia melompat dengan lincah, memanjat hingga mencapai baju sang monster. Mengayunkan kakinya memgenai bagian mata. Monster tersebut mengerang kesakitan sebelum berubah menjadi sebuah kartu. "Bingo! Kelemahannya ada di mata!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfic[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...