[UPDATE SETIAP JUMAT]
Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...
Pagi hari tiba. Beberapa hari setelah Leorio dan Kurapika berhasil membuat Gerbang Ujian bergerak sedikit. Pagi itu, mereka kembali berkumpul di depan Gerbang Ujian. Ingin mencoba kembali membuka gerbang besar itu, serelah melewati berbagai macam latihan.
Sebelum itu, mereka melakukan peregangan singkat. Untuk melemaskan otot-otot mereka. "Bagaimana kalau kalian melepaskan beban itu hari ini?" Usul Zebro yang langsung di setujui oleh keduanya.
Dengan semangat, mereka melepaskan kaitan rompi tersebut dan melemparnya ke atas tanah. "Baiklah! Tanpa benda itu, kita pasti bisa membuka gerbang ini." Ucap Leorio memutar-mutar lengannya. Berjalan dengan langkah ringan, tanpa harus membawa beban berat itu lagi.
"Ayo kita lakukan, Kurapika!" Seru Leorio menyentuh gerbang tersebut.
"Ya!" Balas Kurapika.
"Ichi."
"Ni no."
"San!" Ucap keduanya bersamaan, mendorong gerbang itu dengan seluruh tenaga mereka.
Drek
Gerbang itu bergerak. Terdorong masuk sedikit lebih dalam dari latihan terakhir mereka. Namun gerbang itu hanya bisa terbuka sampai batas itu saja. "Sialan! Tidak bisa terbuka lebih lebar." Omel Leorio.
Gon meraih kain pengikat dibahunya. Melepaskan perban serta rompi yang menempel di badannya. Berjalan mendekat lalu berdiri di tengah-tengah. "Dorongan terakhir, Leorio." Katanya menyentuh pintu gerbang.
"Gon." Kata Kurapika menoleh melihat Gon menggunakan kedua tangannya.
"Kenapa kau menggunakan tangan kirimu?" Tanya Leorio.
"Daijoubu. Lenganku sudah sembuh." Ucap Gon.
"Sembuh?" Ulang Kurapika kebingungan.
"Kau yakin, Gon?" Tanya Leorio sedikit khawatir.
"Ya! Bagaimana pun kita harus mendorong bersama, 'kan?" Kurapika dan Leorio terkejut. Namun dapat langsung menormalkan raut wajahnya.
"Baiklah, ayo dorong!" Seru Kurapika.
"Ayo!" Balas Leorio.
"Ichi." Kata Kurapika mulai menghitung.
"Ni no." Sambung Leorio.
"San!" Seru Gon.
Setelah hitungan ketiga dari Gon, mereka bertiga secara bersamaan mendorong pintu itu ke dalam. Membuat pintu tingkat pertama itu terbuka, hingga membuat Gon yang berada di tengah terjatuh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gon berbalik menatap kedua temannya yang berpegangan pada pintu. "Terbuka." Ucapnya.