Author POV
Killua, Gon, dan [Y/N] secara berturut-turut terus memenangkan pertarungan mereka. Setiap lawan mereka selalu tumbang setelah menerima pukulan pertama dari ketiga anak itu.
"Killua menang dengan satu pukulan lagi! K.O!"
"Di arena lain, [Y/N] juga telah menjatuhkan lawannya dalam sekali tendang!"
"Sementara di arena lain, Gon mengalahkan lawannya lagi dengan sekali dorong!"
"Mereka bertiga telah menang enam kali beruntun selama tiga hari ini, sekaligus mencapai lantai 100 tanpa luka!"
"Pukulan Killua! Dorongan Gon! Tendangan [Y/N]! Sejauh mana mereka bisa bertahan? Dan siapa yang dapat menghentikan mereka?"
Malam hari tiba di Arena Surga, setelah melalui pertarungan yang melelahkan pada hari itu, Gon, [Y/N], dan Killua akhirnya mendapatkan kamar pribadi untuk beristirahat.
"Yatta! Kamar pribadi," seru Gon senang merebahkan diri di atas kasur. "Dengan begini, kita tidak usah cemas lagi soal uang dan tempat tinggal," sambungnya. Killua mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia dan berkata, "Soal itu aku tidak yakin."
[Y/N] merebahkan dirinya di atas kasur yang nyaman. Melepaskan keletihannya setelah memenangkan beberapa pertandingan. "Kalu kau sampai jatuh dari lantai 100, kau harus checkout dari kamar ini. Ada perbedaan besar antara mencapai lantai 100 dan mempertahankannya. Lantai 100 ibarat di ambang."
"Ambang?"
"Setelah kau berhasil, kau dapat keistimewaan. Maka dari itu semua orang yang telah mencapai lantai ini ingin mempertahankan posisinya. Sebagian orang akan mempertaruhkan segalanya untuk tetap berada di sini," celetuk [Y/N] mendudukkan dirinya.
"Waktumu akan terbuang banyak kalau mengurusi mereka. Berhati-hatilah, Gon," kata Killua berdiri dan menghadap pada jendela kamar.
Gon menganggukkan kepalanya. "Hah... aku harus segera membeli pakaian baru. Baju ini menganggu!" seru [Y/N] kesal sendiri.
"Eh? Bukannya kau menyimpan baju lamamu?" tanya Gon mengalihkan perhatiannya pada [Y/N]. Gadis itu menggeleng. "Diambil," jawabnya ketus. "Aku akan menemanimu nanti," ujar Killua berbalik. [Y/N] tersenyum tipis. "Baiklah! Ayo beristirahat sebanyak mungkin. Masih banyak pertandingan yang harus kita selesaikan!"
Kedua anak laki-laki itu menatap satu sama lain lalu ikut tersenyum. "Ya."
Pertandingan demi pertandingan dilakukan. Ketiga anak itu selalu berhasil memenangkannya hanya dengan satu pukulan. "Uang hadiah kalian telah dikirim menuju rekening pribadi," kata penjaga konter memberikan sebuah buku tipis yang berisikan total nominal uang mereka dalam rekening.
"Aku tidak pernah melihat nol sebanyak ini," kata Gon menghitung jumlah angka di dalam buku rekeningnya. "Padahal minggu lalu aku benar-benar tidak punya uang sepeser pun."
"Aku agak iri," kata Killua. "Saat pertama kali aku di sini, aku habiskan waktu dua bulan untuk mencapai lantai 150. Tapi kau bisa naik dengan mudah," sambungnya.
"Itu 'kan saat kau berusia 6 tahun. Aku juga begitu kok," kata [Y/N] menghibur Killua. "Yah memang sih," balasnya mengalah.
Gon lalu teringat sesuatu. "Oh ya, aku melihat Zushi di televisi tadi," katanya.
"Aku juga," jawab Killua dan [Y/N] bersamaan.
"Dia masih di lantai 50," kata Killua.
![](https://img.wattpad.com/cover/285070658-288-k704557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...