Hunter × Hunter Movie 01: Phantom Rouge, Start.
Author POV
Menghabiskan waktu di malam hari setelah seharian bekerja adalah waktu yang menyenangkan. Kebanyakan orang menghabisman sisa hari mereka dengan bersantai di rumah sembari menonton film, mendengarkan musik, makan bersama keluarga, atau kegiatan lainnya. Ditemani guyuran hujan yang turun dari langit, semua orang menikmati waktu mereka dengan cara mereka sendiri.
Termasuk seorang anak berumur 12 tahun yang berdiri di atas sebuah gedung tinggi. Ia punya caranya sendiri untuk menghabiskan waktu. Seperti menjalankan misi.
Tubuh kecilnya ia balut dengan pakaian hangat serta mantel hitam bertopi. Topi tersebut ia pakai di atas kepalanya. Melindungi rambut seputih saljunya dari guyuran hujan. Suasana malam yang gelap ditambah dengan hujan membuat auranya terasa gelap dan mengerikan. Kepalanya tertunduk, menyembunyikan raut wajahnya. Meski begitu, matanya dengan fokus menatap ke bawah, menunggu sesuatu datang.
Kelopak matanya terangkat, menunjukkan maniknya yang berwarna biru. Tatapannya tertuju pada sekumpulan anak-anak sebayanya yang sibuk bermain bola di tengah hujan. Tiga orang anak itu sibuk saling mengoper bola, tanpa khawatir akan basah kuyup atau hal lainnya. Ia menutup matanya kembali setelah menatap sekumpulan anak itu selama beberapa detik.
"Apa yang kau pikirkan?" Sebuah pertanyaan, sebuah suara, seketika membuat tubuh anak itu tersentak kaget. Matanya membola. Tanpa perlu melirik, ia sudah tau, siapa pemilik dari suara itu. "Aniki," ucapnya berbalik pada sang kakak. "Kapan kau ada di sana?" tanyanya.
"Bukankah sudah jelas? Aku selalu berada di sini. Aku selalu memperhatikanmu. Karena itu tugas adik kecilku yang lucu itu penting," ucap sang kakak menjawab pertanyaan adiknya.
"Aku akan baik-baik saja sendiri," balas sang adik.
"Itu tidak bisa. Ini tugasku sebagai kakakmu, membesarkanmu jadi pembunuh yang sempurna." Sang adik pun memutar bola matanya malas.
Sang kakak lalu berbicara lagi, "Mobil target sudah tiba." Segera saja anak itu menoleh ke bawah, menatap dua buah mobil hitam yang tiba tepat dibawah gedung yang ia pijaki.
"Jangan perlihatkan rasa haus darahmu sampai saat kau membunuh mereka. Berpikirlah dirimu hanya objek sampai saat itu," ucap sang kakak dibalas anggukan pelan dari adiknya.
"Apa kau takut?" Pertanyaan itu langsung di jawab singkat oleh sang adik, "Tidak juga."
"Itulah yang membuatmu salah satu dari Zoldyck," komentar sang kakak dengan perasaan bangga.
Saat target beranjak keluar dari mobilnya dan terlihat di bola mata sang pembunuh, anak itu melangkahkan kakinya terjun dari atas gedung. Ia mengeluarkan jari-jari tangannya yang sebelumnya ia sembunyikan di dalam saku celananya. Menajamkan kuku-kukunya, mendarat tepat di hadapan target.
Dalam waktu singkat, target telah terbunuh bersamaan dengan para penjaganya. Tak ada yang tersisa. Tak butuh waktu lama, masyarakat segera dikejutkan dengan penemuan beberapa mayat di pinggir jalan. Ambulans dihubungi, begitu juga dengan polisi. Pembunuhan tersebut langsung menjadi pembicaraan hangat baik di televisi maupun masyarakat.
Sedangkan sang pelaku, dengan santai berjalan menjauh dari lokasi, berbelok masuk ke sebuah gang. Langkahnya terhenti saat sebuah bola menggelinding di kakinya. Ia menolehkan kepalanya ke samping, menatap kumpulan anak tadi yang ia lihat dari atas gedung. "Hei! Tolong oper bolanya!" pinta salah satu dari mereka.
Hendak membantu anak-anak tersebut, ia dihentikan oleh kemunculan sang kakak yang mengambil bola tersebut. "Hanya untuk mengingatkan, kau tidak butuh teman. Bahkan jika kau membuat satu, kau hanya akan mengkhianati mereka. Dan bahkan jika kau tidak mengkhianati temanmu, mereka akan mengkhianatimu," ucap sang kakak. Kening sang adik berkerut, ia menatap tajam kakaknya.
Tak mempedulikan tatapan sang adik, sang kakak tetap lanjut berbicara. "Dan suatu hari, kau akan membunuh temanmu itu." Sang adik kembali tersentak.
"Seperti ini." Sang kakak berbalik pada kumpulan anak-anak tersebut. Menjatuhkan bola di tangannya dan melesat ke anak-anak tersebut.
"Y-yamero," ujar sang adik meminta kepada kakaknya untuk tidak membunuh anak-anak tak berdosa itu. Telat, malam itu, di hari yang sama dengan misinya, tiga orang anak tak berdosa, yang awalnya hanya meminta bola mereka, malah ikut terbunuh.
"Yamero!" seru sang adik.
━─━────༺༻────━─━
[HUNTER×HUNTER Fanfiction]
•
☕︎🄼🅈 🄳🅄🅃🅈☕︎
━─━────༺༻────━─━Killua terbangun dengan napas yang terengah-engah. Bulir-bulir keringat membasahi wajahnya. Mimpinya barusan seakan mengingatkannya pada masa lalu yang mengerikan. Ia segera memerhatikan sekelilingnya. Ia mendapati dirinya berada di sebuah kapal udara yang tengah beroperasi, dengan berbagai orang yang menumpangi.
Pandangannya ia edarkan ke sekitar kursi duduknya, menemukan sosok anak lelaki sebayanya yang tengah tertidur di hadapannya dan sosok anak perempuan sebayanya yang juga tertidur tepat di sampingnya. Napasnya berangsur-angsur normal setelah mengenali sekelilingnya.
Seorang pramugari menghampirinya, bertanya kepadanya. "Apakah ada yang salah, Tuan?"
"Tidak, tidak apa-apa," jawab Killua tersenyum.
"Ini akan memakan waktu yang lama hingga kita tiba di kota Shanha, jadi silakan tidur nyenyak," kata pramugari itu.
"Ah, ha'i ha'i, doumo arigatou," ucap Killua dengan cepat.
"Kalau begitu, saya permisi." Pramugari itu pun berjalan menjauh, meninggalkan Killua.
Killua menghela napas lega. Bersandar kembali di kursinya. "Killua...?" Gadis yang tertidur di sampingnya terbangun setelah mendengar suaranya berbicara. "Ada apa? Apa kau mimpi buruk?" tanya gadis itu dengan suara pelan.
"Tidak, aku tidak apa-apa," balas Killua pelan.
"Tidurlah, waktu masih lama untuk kita sampai di kota Shanha," ucap Killua lagi menarik kepala gadis itu agar bersandar di bahunya. Sang gadis pun menggangguk pelan, mengucek matanya sebentar, menyandarkan kepalanya di bahu Killua lalu kembali tertidur.
Killua tersenyum tipis menatap gadis itu kembali tertidur pulas. Tangannya mengelus pelan pucuk kepalanya, menyisir surai coklat halus sang gadis menggunakan jemarinya. Ia lalu menolehkan kepalanya kepada Gon yang tertidur pulas.
'Aku tidak akan pernah mengkhianati Gon ataupun [Y/N],' batin Killua bertekad.
❀° ┄───────╮
⇢ ˗ˏˋ Ꭲꪮ ᖯꫀ ᥴꪮᥒtเᥒᥙꫀd... ࿐ྂ
•
•
•
06 Januari 2023
╰───────┄ °❀Selamat datang para reader di plot Hunter x Hunter Movie 01: Phantom Rouge!
Selamat tahun baru 2023!
Movie ini menceritakan tentang pertarungan Gon, Killua, [Y/N], Kurapika, dan Leorio dalam menghadapi salah satu mantan anggota Genei Ryodan, si nomor 4.
Selamat menikmati plot versi author ini, semoga kalian bisa menemukan sebuah hint rahasia yang akan berhubungan dengan arc terakhir seri Hunter x Hunter, yaitu saat pemilihan ketua komite hunter yang baru.
Dan semoga juga minggu depan author bisa update di tengah kesibukan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...