[Chp.17] Third Phase (2)

1.6K 228 63
                                    

Author POV

"Rencanaku digagalkan. Aku berencana untuk membuat dia kesulitan selama mungkin..." ucap Bendot tersenyum miring menyandarkan punggungnya pada dinding serta melirik sinis ke arah Gon dan yang lainnya.

Kemudian ada salah seorang tahanan yang bergerak maju. Melangkahkan kakinya ke depan sembari berbicara pada Bendot. Borgol di tangannya dilepaskan, dan dia menarik kain yang menutupi dirinya.

"Daijoubu dayo, mondainai."

Nama: Sedokan.
Hukuman: 149 tahun penjara.
Kejahatan: Pengeboman beruntun.

Sedokan adalah pria bertubuh kurus. Dengan rambut coklat seleher.

"Jika kita mengalahkan tiga dari kelima orang lainnya, kita akan menang." Ungkapnya.

Tonpa kembali berdiri di tempat semulanya. Dan semuanya kembali fokus dengan para tananan. "Bagaimana pun, kita harus memenangkan empat pertarungan lagi untuk bisa maju." Ucap Kurapika.

"Siapa lagi yang akan maju?" Tanya Killua. Gon mengangkat tangannya ke atas. "Ha'i, aku yang akan maju!"

"Apa akan baik-baik saja?" Tanya Leorio menatap Gon kurang yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa akan baik-baik saja?" Tanya Leorio menatap Gon kurang yakin. Gon mengangguk yakin. Sedokan berjalan maju ke arena, menggunakan jembatan yang sudah terhubung. "Lawan yang selanjutnya terlihat tidak terlalu kuat." Ujar Killua. "Tapi kau tidak boleh lengah. Tetap saja dia adalah penjahat." Peringat Leorio.

Gon melepaskan gendongannya pada tasnya, dan meletakkannya di atas lantai. "Ya, aku tau." Jawab Gon melangkah maju ke depan.

Tuk

Sedokan dan juga Gon, tiba di arena. Berdiri berhadap-hadapan. Sedokan membuka mulutnya terlebih dahulu dan berbicara. "Sate... seperti yang kau lihat, aku ini tidak terlalu kuat. Aku tidak terlalu suka adu pukul atau kegiatan fisik lainnya, seperti berlari dan melompat." Ungkapnya.

Gon kemudian membalas kata-kata Sedokan. "Kalau aku, sangat suka melalukan hal itu. Tapi aku tidak terlalu pandai dengan sesuatu yang diharuskan untuk berpikir." Ungkap Gon berterus terang.

"Yappari. Aku punya sebuah permainan mudah, yang bisa kita berdua mainkan." Kata Sedokan mengangkat satu jarinya ke atas. "Permainan?" Ulang Gon.

"Sou, ini bukanlah permainan mental maupun fisik." Kata Sedokan. "Seperti apa?" Tanya Gon.

Sedokan kemudian merogoh saku belakangnya dan mengeluarkan dua lilin putih di kedua tangannya. "Masing-masing dari kita akan menyalakan lilin secara bersama-sama. Api yang lebih dulu padam, dialah yang kalah dalam permainan. Dou?" Gon mengangguk mengerti. Menerima tantangan dari Sedokan.

"Kalau begitu pilihlah lilin mana yang ingin kau gunakan." Ucap Sedokan mengangkat kedua lilin ke atas. Menunjukkan tinggi kedua lilin yang jauh berbeda. "Untuk yang panjang tekan bulat, atau tekan silang untuk yang pendek. Ini ditentukan berdasarkan suara terbanyak." Terang Sedokan.

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang