[Chp.50] The Plan

1K 119 46
                                    

Kelima orang itu lalu berkumpul pada satu meja dengan dua kursi sofa lebar yang mengelilinginya. Kurapika dan Leorio duduk di kursi yang sama. Gon duduk di bagian paling luar dari kursi, Killua di tengah, dan [Y/N] yang duduk paling dalam.

"Pertama, kita perlu orang untuk menjaga markas mereka dan beri pembaruan." Killua mengajukan diri untuk melakukan hal tersebut. Kurapika menyetujui hal tersebut. "Aku juga," kata [Y/N]. Namun permintaan gadis itu ditolak oleh Killua. "Terlalu berbahaya, lebih baik kau bersama Kurapika dan yang lainnya saja," kata Killua.

"Kau tidak usah khawatir, aku akan baik-baik saja, lagipula jika terjadi sesuatu kita bisa mengatasinya bersama, 'kan?" ucap gadis itu meyakinkan Killua.

Kurapika lalu angkat bicara. "Kurasa tidak apa jika [Y/N] ikut. Berdua lebih baik. Dan [Y/N] juga kuat," kata Kurapika.

[Y/N] pun tersenyum penuh kemenangan sementara Killua menghela napas kasar. "Baiklah. Awas saja kau sampai kenapa-kenapa." Gadis itu pun mengancungkan kedua ibu jarinya, tersenyum senang. "Ha'i!"

"Sasarannya adalah wanita bernama Pakunoda. Yang lain bisa kalian acuhkan. Berhati-hatilah," pesan Kurapika pada dua sejoli itu.

"Daijoubu, aku tak akan nekat. Aku juga akan menjaga [Y/N]," kata Killua.

"Tenang saja, aku tidak akan macam-macam," ucap gadis bersurai coklat itu.

"Aku perlu supir sebagai teman. Leorio, kau bisa?" Meski terkejut dengan permintaan Kurapika, Leorio pun mengiyakan permintaan tersebut sembari memperbaiki letak kacamatanya. "Y-ya," jawabnya gugup.

"Tidak perlu khawatir. Kau aman karena bersama Kurapika," kata Killua mengganggu pria berkacamata itu. Leorio lalu melayangkan protesnya pada Killua. Yang menurutnya, kalimat barusan untuk meremehkannya. "Hei, Killua. Jangan kira aku takut!"

Semuanya sudah mendapatkan bagian. Hanya tersisa Gon saja yang belum mendapatkan tugas. Anak itu lantas menanyakan hal tersebut pada Kurapika. "Kurapika, bagaimana denganku?"

"Kau bertindak sebagai umpan untuk menipu musuh." Begitu Kurapika memberitahukan tugasnya, Gon langsung menyetujuinya. Berbeda dengan Killua yang berpikir bahwa hal tersebut berbahaya. Alasannya? Tentu saja karena Gon pasti harus berhadapan dengan Genei Ryodan lagi untuk menjadi umpan.

Kurapika pun menjawab pertanyaan Killua. "Tergantung strategi kita."

"Strategi? Strategi apa?" tanya Killua.

"Sangat sederhana," kata Kurapika mulai menjelaskan rencananya, "selagi musuh sibuk dengan Gon, aku akan tangkap Pakunoda dan kabur." Kira-kira seperti itulah hal yang Kurapika pikirkan akan terjadi.

Meski Kurapika telah berkata seperti itu, Killua merasa tak terlalu yakin dengan rencana tersebut. "Itu kedengaran tak meyakinkan."

"Terlalu banyak ketidakpastian untuk membuat rencana konkret. Biar Gon putuskan sendiri strateginya. Tapi kau harus menarik perhatian mereka setidaknya setengah detik. Sedetik kalau mungkin," kata Kurapika.

Anak berambut hijau jabrik itu lalu teringat saat ia menghadapi Pakunoda dan Machi. Memori tentang bagaimana cepatnya Machi menahannya bahkan sebelum ia sempat bereaksi terputar kembali di dalam otaknya. 'Tarik perhatian mereka selama satu detik. Apakah aku bisa melakukannya?'

"Gon," panggil Kurapika menyadarkan anak tersebut dari lamunannya. "Kau kuncinya. Kau bisa?" tanya Kurapika memastikan.

"Aku tak yakin. Aku perlu memikirkan itu," jawab Gon.

Kurapika lalu menolehkan kepalanya pada jam dinding yang menempel di seberang. Matanya membaca arah jarum jam, memperkirakan sisa waktu yang mereka miliki sebelum lelang selanjutnya di mulai. "Kita ada waktu enam jam. Kalau lelang berjalan sesuai jadwal, laba-laba akan bergerak sebelumnya.

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang