[SPECIAL CHAPTER] Oneshot (1)

649 74 48
                                    

"[Y/N] Zoldyck"

><

Jadi, karena waktu itu aku pernah berjanji pada satu pembacaku buatin chapter khusus full romantis Killua x [Y/N], maka sekarang ini aku update buat memenuhi janjiku itu. Takutnya lupa lagi karena sibuk di rl. Semoga sesuai harapan dan kalian suka, ya.


Sebenarnya sih cerita ini idenya dari tiktok. Tapi, ternyata setelah aku cek kembali link tiktoknya, videonya udah ga adaaa. Note aja yah, IB: Tiktok. Dan juga, usia [Y/N] dan Killua di sini udah 20 tahun.



Pagi ini, [Y/N] dan Killua baru saja beradu mulut. Entah masalah apa, keduanya tidak ingin membicarakannya sama sekali. Tetapi jika diperhatikan dengan saksama, sepertinya Killua-lah yang membuat kesalahan. Sebab [Y/N] terus menghindari Killua dan Killua yang terus menerus mencari perhatian sang gadis.

Dalam bangunan itu tidak hanya ada [Y/N] dan Killua. Kurapika, Leorio, dan Gon pun ada di sana. Mereka berlima sedang liburan ke sebuah vila yang sedikit jauh dari kota. Ketiganya pun mendengarkan perseteruan Killua dan [Y/N]. Meski begitu, mereka tak berani bertanya. Aura di antara mereka berdua tidak baik.

Kejadian kejar-mengejar antara [Y/N] dan Killua terus terjadi sampai siang. Sudah beratusan kali Killua memanggil [Y/N], namun gadis itu tak menjawab satu pun panggilannya. Bahkan ketika makan siang pun, gadis itu hanya berbicara pada Gon, Kurapika, dan Leorio saja. Sepertinya ia total mengabaikan Killua.

Seperti sekarang ini, selesai makan, mereka semua berkumpul di depan televisi. Menonton film bersama.

"[Y/N]," panggil Killua lagi, mencoba dengan harapan panggilannya dibalas walau hanya balasan kecil. Namun, gadis itu tak bergeming sama sekali.

"[Y/N] [L/N]." Killua mulai geram dibuatnya. Meski sudah menyebutkan nama lengkap sang gadis, panggilannya tetap tak dibalas. Padahal ia ingin meminta maaf.

Ia mencoba memanggil lagi. "[Y/N] [L/N]!" Masih sama. Jawaban tak diterima sama sekali. Tolehan pun tidak. Tangannya mengepal kuat, menahan emosi yang bergejolak. Ia tak boleh memarahi sang gadis, sebab posisinya ia yang bersalah. Jika ia memarahi sang gadis, ia akan benar-benar dicueki oleh [Y/N].

Matanya menatap lurus pada sang gadis yang sibuk berbicara dengan Kurapika dan Leorio. Sepertinya sangat sibuk sampai tak menyadari tatapan tajam yang Killua berikan padanya. Gadis itu bahkan sedikit pun tak berbalik padanya.

Geram karena dirinya masih saja di cueki, Killua berdeham pelan. Sebuah ide jahil terlintas di otaknya. Bibirnya tersenyum miring. "[Y/N] Zoldyck!" Panggilan itu sukses membuat [Y/N] membeku di tempat. Leorio dan Kurapika yang sedang berbicara pun terdiam akibat dua kata yang dilontarkan Killua.

Secara harafiah mereka memang belum menikah. Tapi bagi Killua mereka 'kan nantinya akan menikah juga. Jadi bagaimana kalau dia mencoba memanggil nama [Y/N] dengan nama keluarganya? Hitung-hitung latihan. 'Kan dah jadi tunangan. Seringai kucingnya muncul, tersenyum penuh kemenangan saat tahu idenya berhasil.

Semburat--bukan [Y/N] masih diam membeku, wajahnya kini sudah merah. Sangat merah. Semerah tomat. Atau bahkan lebih. Killua berjalan mendekati [Y/N] yang duduk diam membeku di atas sofa single.

Di wajahnya terpampang jelas seringai kucing penuh kemenangannya itu. Perasaan senang dikarenakan [Y/N] akhirnya merespon panggilannya. Perasaan senang karena [Y/N] tidak lagi menghindarinya. Dan perasaan senang karena berhasil membuat gadisnya sekarang merah seperti tomat. 'Memang sangat imut,' pikirnya.

Kurapika dan Leorio hanya diam membisu, membiarkan Killua melakukan kegiatannya. Lagipula juga mereka tidak perlu mencampuri urusan mereka. Toh juga mereka masih bisa mengatasinya sendiri. Mereka berdua pindah dari posisi sedikit jauh. Tak ingin mengganggu privasi namun juga ingin menguping.

Killua merendahkan tubuhnya, manik matanya menatap [Y/N] yang masih diam tak bergeming. Wajah mereka berdua kini saling berhadapan satu sama lain. Hanya ada beberapa senti sebelum bibir mereka saling bersentuhan. Mereka dapat merasakan hembusan napas satu sama lain di wajah mereka.

Deru napas Killua menggelitik indra perasa [Y/N]. Aroma tubuh khasnya yang berbau mint-chocolate itu menyapa indra penciuman gadis di hadapannya. Tenang, [Y/N] [L/N] masih hidup. Masih sehat wal'afiat. Buktinya Killua masih bisa merasakan napas [Y/N] yang terhitung dalam kondisi lumayan normal.

'Harum,' Aroma bayi yang menyeruak dari tubuh [Y/N] ternyata juga menyapa indra penciuman Killua. 'Aroma ini,' sangat Killua sukai. Aroma bayi yang harum dan menenangkan. Aroma khas dari sabun yang dipakai [Y/N].

Killua mendekatkan wajahnya, memberikan kecupan singkat pada bibir plum [Y/N]. Belum sempat recover akibat perubahan nama keluarganya secara tiba-tiba, kini [Y/N] kembali harus menerima dua serangan telak dari Killua yang berhasil membuatnya berkata pada dirinya sendiri di dalam hati, "Aku tidak akan pernah dan tidak akan mau lagi, menghindari Killua."

Dua? Iya dua. Kalian tidak salah baca. Dua!

Yang pertama, kecupan singkat tadi. Yang kedua! Bisikan Killua.

"Menghindariku lagi maka kamu akan mendapatkan yang lebih berat dari ini. Akan kupastikan kamu menyesalinya jika kamu mengulanginya lagi," bisik Killua dengan suara monotonnya. Ah sepertinya dia tahu terlalu baik kalau [Y/N] kita ini sangat lemah ketika harus berhadapan dengan suara monotonnya atau suara seraknya.

Killua menyunggingkan seringai di wajahnya. Respon yang dia dapat sesuai dengan yang di inginkannya. [Y/N] tersentak. Setelah itu dia memberikan kecupan singkat (lagi) di pipi [Y/N], lalu beranjak meninggalkan gadis itu menuju kamarnya.

Takk

Pintu kamar Killua tertutup. Barulah saat itu [Y/N] kembali sadar. Semburat merah masih menghiasi wajahnya. [Y/N] mengarahkan sebelah tangannya menutup mulutnya sendiri. 'Apa yang barusan terjadi...?' batinnya.

"Dengan begini, masalah kalian berdua sudah selesai kan?" tanya Kurapika. [Y/N] mengangguk lemah. Masih syok atas kejadian yang terjadi selama beberapa detik itu. Sementara Leorio sibuk menggucang-guncangkan tubuh Kurapika dengan air matanya dia berkata, "Kau lihat mereka Kurapika! Mereka manis sekali! Aku juga ingin punya pacar!" Meratapi nasibnya yang sudah memasuki tahap dewasa namun belum juga mendapat gadis.

Yang tabah ya Leorio. Nanti juga dapat kok. Asal jodoh.

Kurapika menghentikan guncangan Leorio. Menarik pria berkacamata itu masuk ke dalam kamarnya, sementara Kurapika juga masuk ke dalam kamarnya sendiri. Membiarkan [Y/N] sendiri sementara waktu.

Omake:

"Syukurlah kalian sudah berbaikan!" ucap Gon riang setelah Killua menceritakan apa yang terjadi siang tadi kepada Gon. Sesudah makan malam, Killua dengan riang menghampiri kamar Gon dan bercerita pada sahabatnya itu.

Killua tersenyum bangga. "Tentu saja! Aku lelah dia menghindariku terus," cibirnya. Gon tertawa. "Aku yakin saat ini dia pasti masih malu jika harus mengingatnya lagi. Dia akan berbaring tengkurap di atas tempat tidur dengan wajah yang dia tenggelamkan di dalam bantal. Pintu kamar yang terkunci. Dan mengutuk dirinya sendiri karena menghindariku," ujar Killua bahagia panjang lebar.

Gon tak yakin jika tebakan Killua benar atau tidak. Tapi, mungkin saja benar.

Dan seperti yang dikatakan Killua, kini di kamar sang gadis, dia membenamkan kepalanya di atas bantal tidurnya. Dengan guling yang dipeluk. Semburat merah masih terlihat di antara pipinya.

Rasanya sulit baginya untuk melupakannya. Apalagi kata-kata Killua yang terdengar sedikit menyeramkan. Bagaimana tidak? Dia saja tidak tahu apa yang akan Killua lakukan selanjutnya jika hal ini terjadi lagi. Yang pasti itu akan membahayakan kesehatan mentalnya.

[Y/N] menutup matanya, semakin membenamkan wajahnya di antara bantal tidur dan juga guling. Menggumamkan satu kata. "KilluAho!"

END

Gimana suka? Udah full romantis belum? Kalau belum, masih ada part ke 2 nya.

Part ke 2 akan di upload beberapa jam setelah part 1 yah. Stay tune aja😍

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang