[Chp.57] Greed Island

706 83 52
                                    

Author POV

Gon, Killua, dan [Y/N] berlari keluar dari restoran setelah mendengar suara ledakan. Ketiganya menghampiri kerumunan orang dan berdiri di barisan paling depan.

Di tengah kerumunan itu, terlihat ada seorang pria dengan posisi tengkurap di atas tanah. Tubuhnya berlumuran darah. Sepertinya dia adalah korban dari suara ledakan tadi.

"Aku belum pernah melihat dia."

"Brutal sekali."

Orang-orang yang berada di sana berbisik kebingungan, merasa kasihan kepada pria itu. Berbeda dengan Killua, Gon, dan [Y/N] yang langsung mengenali sosok pria itu.

'Dia pemain yang masuk bersama kami,' batinnya.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya [Y/N] pada salah satu orang di sana.

"Tubuhnya tiba-tiba meledak. Dari dalam," jawabnya.

Kening Gon berkerut. 'Kami baru memasuki dunia game selama beberapa jam, tapi sudah ada yang meninggal. Tubuh ini terlihat begitu nyata. Sulit dipercaya ini hanya sekadar game. Kami bertaruh nyawa di sini,' pikir anak itu.

Beberapa detik selanjutnya, tubuh pria itu menghilang disertai dengan asap yang muncul setelah ia menghilang. "Dia mungkin kembali ke dunia nyata. Game over," tebak Killua.

"Hei, [Y/N]." Gadis yang dipanggil menoleh pada Gon. "Apa sihir yang mengenai tubuhmu tadi..." tebak Gon takut-takut. Anak itu berspekulasi bahwa sihir 'Trace' tersebut yang menyebabkan kematian player tadi.

Gadis itu menundukkan kepalanya. Menatap telapak tangannya. "Mungkin tidak. Mantra sihirnya berbunyi, "Trace On", yang artinya melacak keberadaan. Kurasa sihir tadi tidak ada hubungannya dengan kematian player itu," ucap gadis itu berpikir.

"Tidak usah khawatir. Tak ada sihir di permainan ini," ucap seorang pria yang memiliki warna rambut seperti ubi ungu menghampiri tiga anak itu.

"Sihir?" Gon membalikkan tubuhnya menghadap pria itu.

"Kau mengatakan sesuatu tentang sihir tadi," kata pria itu mengingatkan.

Orang-orang yang berkumpul di sana satu per satu memisahkan diri. Kembali ke aktivitas masing-masing. "Dia mati diserang Nen seseorang," ucap pria itu.

"Apa itu artinya semua pemain di sini mencoba saling membunuh?" tebak Killua.

"Kenapa?" tanya Gon tak mengerti mengapa pemain harus membunuh pemain lain.

"Itu namanya memburu pemain," jawab pria itu.

"Memburu pemain?" tanya Killua.

"Akan kujelaskan nanti. Apa kalian tertarik bergabung denganku? Kami punya cara jitu menyelesaikan permainan ini." Ketiga anak itu terkejut dengan ucapan pria itu. "Kalau kalian tertarik, ikuti aku. Rekan-rekanku menunggu di depan," kata pria itu lagi.

Tubuh mereka berbalik ke belakang. Membelakangi pria itu. Berbisik-bisik menentukan keputusan.

"Bagaimana ini?" tanya Gon.

"Kedengaran mencurigakan. Lagi pula, kita sudah tertinggal jauh," ucap Killua tak percaya pada sang pria.

"Aku pikir dia bisa saja di jebak oleh orang yang punya cara 'jitu' itu," ucap [Y/N].

Suara sang pria menginterupsi mereka. "Kalau tidak salah, dalam perjalanan kemari, ada pemain yang menyihirmu," ucapnya menunjuk pada gadis bersurai coklat. Kening sang gadis berkerut. "Apa kau memata-matai kami?" tanya sang gadis curiga.

Tetapi pria itu malah menjawab, "Ya. Tapi bukan aku satu-satunya. Ada banyak orang yang mengawasi pintu masuk. Jika kalian bergabung, akan kujelaskan alasannya. Aku juga akan memberitahu tentang sihir yang menyerangmu."

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang