Chapter 18 | Membuka Hati

77 19 50
                                    

♡Happy Readding♡

^^^


Adel mulai terjaga saat merasakan badannya melayang di udara. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, mencoba untuk menyempurnakan penglihatannya yang masih terasa mengabur.

"Gue udah ada di surga, ya?"

Dia melayang, badannya terasa ringan dan saat sepasang matanya terbuka sempurna Adel langsung disuguhi oleh sesosok lelaki tampan. Jadi, menurut Adel dirinya tengah berada di surga. Sedangkal itukah pemikiran Adel?

"Ternyata emang bener, pangeran di surga itu emang ada." Adel masih bermonolog dengan sendirinya.

Sudut-sudut bibir tipisnya saling bertarikan, membentuk sebuah senyuman indah dengan kedua mata hitamnya yang berbinar. Salah satu tangan Adel bergerak, berniat untuk menyentuh wajah lelaki di depannya. Namun, sebelum itu terjadi sebuah tangan dengan cepat menepis tangan gadis itu.

"Tangannya nggak usah gatel!"

Adel mendengus. Baru saja drama romance akan dimulai dengan khidmatnya, tetapi pemeran utama lelakinya malah merusak suasana yang ada. Sebal! Sebal! Sebal!

"Turun!" Perintah Qen, menyuruh Adel agar turun dari gendongannya.

Adel mengulum bibirnya ke dalam, lantas menggelengkan kepala. "Nggak mau."

"Turun atau gue lepasin lo sekarang ju-"

Kalimat Qen terputus dengan sendirinya. Lelaki itu langsung menegang saat merasakan ada sebuah tangan melingkar di lehernya. Qen sedikit menundukkan kepalanya dengan kaku, dia menatap Adel yang ternyata sudah menyembunyikan wajahnya di dada bidang miliknya. Qen menggelengkan kepalanya, merasa tidak habis pikir dengan kelakuan Adel.

Sementara Adel, gadis itu tengah menahan senyum seraya menikmati aroma tubuh Qen. Dia merasakan kedua pipinya memanas dan jantungnya berdetak dengan kencang. Akhirnya ... drama romance yang sempat tertunda kini kembali berlanjut!

"Kalo dilepas bukan cuman gue aja yang jatuh, tapi lo juga bakal ikutan jatuh," kata Adel seraya mengeratkan kedua tangannya yang mengalung pada leher Qen.

Qen hanya menghela napas pasrah, lalu kembali melangkah. Jika terlalu lama berdebat dengan Adel itu hanya akan membuat kedua tangannya semakin pegal.

Dia jadi menyesal telah membawa Adel dalam gendongannya. Gadis gila ini benar-benar menyusahkan dirinya. Qen jadi teringat saat kejadian di ruang kantin beberapa menit terakhir, saat dirinya dengan susah payah mengambil Adel dari bawah meja tanpa membuat gadis itu terbangun. Rasanya susah sekali, ditambah dia harus mengikhlaskan kepalanya yang beberapa kali terbentok oleh meja.

"Qen?"

"Hm."

Dengan penuh semangat Adel tanpa sadar mengangkat salah satu tangannya yang sudah mengepal.

"Ayo selingkuh!"

BUG!

"Argh... sakit!"

^^^

"Lo lihat kan tadi?"

Jari-jemari Alika semakin kuat meremas roknya sendiri, gadis itu kemudian tertunduk dalam. Alika tidak ingin cemburu, tetapi pemandangan yang dia tangkap beberapa menit yang lalu berhasil menumbuhkan luka di dalam hatinya. Ya, ia cemburu. Untuk pertama kalinya.

Gadis waras mana yang tidak akan cemburu saat melihat kekasihnya menggendong gadis lain. Sekalipun Qen dan Adel adalah sepasang paman dan keponakan, tetapi mereka adalah lawan jenis. Terlebih-lebih Adel memiliki perasaan lain kepada Qen. Ia cemburu ... apa itu salah?

Adelia's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang