Chapter 47 | Rasa Bersalah

94 11 21
                                    

Hii, aku balik lagi!

^^^

♡Happy Reading♡

^^^

"Sekuat apapun kamu berusaha menempatkan satu nama, pada akhirnya hati jauh lebih tahu tempatnya untuk berlabuh."


Di bawah pohon rindang yang menjulang tinggi menjadi tempatnya bertepi. Lelaki dengan motor sportnya terlihat tengah membuka helm full face yang dia kenakan, kemudian pandangannya menatap lurus ke arah gerbang besar yang tampak dijaga oleh pria baruh baya dengan berpakaian seragam rapi.

Kring!

Bunyi lonceng sekolah membuat lelaki itu beranjak dari atas motor.

Awalnya, yang ingin Ardhan lakukan ialah memilih duduk di atas motornya yang sengaja dia tepikan di pinggir jalan sembari menunggu orang yang akan dijemputnya muncul di depan mata, tetapi setelah dipikir-pikir ulang dan mengingat kalau kedatangan tak diundangnya bisa saja membuat Adel tidak tahu jika dia sekarang berada di depan sekolahan gadis itu, membuat Ardhan memutuskan untuk mencari Adel di area sekolah. Tidak mau jika ternyata gadis itu malah pulang bersama Qen.

Ya, Ardhan tahu sekarang zaman modern. Hanya perlu waktu kurang satu menit saja dia bisa mengabari Adel lewat pesan singkat. Namun sialnya, sekarang ponsel milik Ardhan tengah disita oleh Guru BK karna saat ada pengecekan ponsel tadi pagi Guru BK mendapati gambar tidak senonoh yang entah sejak kapan menempati galeri Ardhan. Hanya beberapa, dan itu pun gambar-gambar yang berasal dari grup WhatsApp yang terdownload dengan sendirinya. Meskipun sedikit kesal, tetapi mau bagaimana lagi? Sudah menjadi peraturan yang ada.

"Mau cari siapa, Mas?" Ardhan menatap seorang lelaki paruh baya yang mencegat langkahnya ketika hendak memasuki gerbang. Satpam.

Ternyata, suasana ramai sekali pun masih bisa membuat Ardhan terdeteksi kalau bukan merupakan salah satu murid sekolah ini.

"Saudara saya sekolah di sini. Katanya dia sakit, jadi saya mau jemput dia ke ruang UKS."

Setelah diberi aba-aba dengan sebuah anggukan kepala, Ardhan langsung melangkah pergi dengan mata yang turut andil menyelusuri ke arah sekelilingnya.

Brug!

Ardhan seketika berhenti. Tatapannya menatap jengkel ke arah gadis bersurai hitam legam yang baru saja menabraknya, lantas dengan tidak berdosanya malah melenggang pergi begitu saja tanpa mengatakan kata 'maaf' sekali pun yang meluncur dari bibir gadis itu.

Ardhan mendengus sebal. Tangannya bergerak untuk merapikan jaket kulit yang dia kenakan, sebelum akhirnya kembali menoleh ke samping, tepatnya ke arah gadis yang baru saja menabraknya.

"Itu..." Ardhan memicingkan kedua matanya. Amarahnya sedikit mereda saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Lelaki itu berbelok, mengurungkan niatnya untuk masuk lebih dalam ke area sekolah, dan berniat mengikuti arah tujuan gadis yang terlihat tengah menenteng sebuah tas.

Gadis yang sempat menabraknya.

Menenteng tas milik ... Adel?

Dan dugaannya benar. Terlihat oleh Ardhan, sosok Adel yang berdiri tidak jauh dari pandangannya, gadis itu terlihat tengah menatap seragam sekolahnya yang baru saja disiram oleh jus.

"Sengaja kan lo!"

Yang sekarang Ardhan lakukan hanya memantaunya dari belakang. Tidak ada niatan melerai, atau menghampiri Adel untuk membawa gadis itu pulang bersamanya. Ardhan tersenyum kecil. Ternyata seramah-ramahnya sosok Adel masih saja ada orang yang tidak menyukai gadis itu secara terang-terangan.

Adelia's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang