Chapter 2 | Si Pikun, Adelia Qoinne

232 67 169
                                    

♡Happy Reading♡

^^^

"Sepikun-pikunnya aku, tentangmu, aku tak akan pernah bisa lupa.
Sebab, otakku terlalu rapuh untuk itu"

_Adelia Qoinne_



Mobil Qen mendarat mulus di tempat parkir sekolah. Mereka berdua beranjak keluar dari mobil.

Hari ini, adalah hari Senin. Kebetulan hari ini Qen kebagian tugas sebagai pengibar pendera merah putih untuk upacara mingguan di sekolahnya.

Lelaki itu tampak lebih tampan. Sebab, kali ini balutan bajunya yang melekat di tubuh Qen terlihat lebih rapi dari biasanya. Hal itu, membuat Qen terlihat lebih menawan. Dan ya, itu sukses membuat kaum hawa yang menatapnya akan semakin terkesima oleh pesona Most Wanted di sekolahan mereka itu.

Bicara tentang Most Wanted, sebenarnya ada tiga lelaki yang sangat mencolok di SMA Negri Utopia ini, salah satunya adalah Adlar Qennan dan dua antek-anteknya yang bernama Aldino Yoandana Anggara, dan Rafli Mahardhika Givana. Mereka bertiga juga membuat sebuah Band yang dinamai, ADR Band. Biasanya mereka akan tampil jika ada acara-acara sekolah saja.

Aldino Yoandana Anggara, merupakan lelaki yang ketampanannya sebelas dua belas dengan Qennan. Meskipun demikian, suara Adel tetap mengatakan bahwa Qennan-lah yang paling tampan, dan tiada duanya.

Kembali kepada Aldino Yoandana Anggara, lelaki itu terkenal dengan sifat dinginnya. Dan yang paling penting, dia itu paling pelit dalam hal mengeluarkan suara. Namun, dibalik suaranya yang jarang terdengar oleh para siswa, Aldino atau lelaki yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Dino itu sebenarnya mempunyai suara emas yang mampu menenggelamkan para kaum hawa jika mendengar lelaki itu saat menyanyi diacara sekolah.

Berikutnya adalah, Rafli Mahardhika Givana. Lelaki humoris yang selalu banyak tingkah. Dia di juluki Most Wanted sekolah hanya karna mempunyai paras yang manis dan berteman akrab dengan Qen dan Dino sejak awal ketiganya masuk SMA Negri Utopia ini.

Kembali kepada Adel. Sekarang, gadis dengan pita putih yang terjepit di rambutnya itu tengah berjalan di belakang Qen dengan tangan yang mengganduli ujung tas milik Qen.

Karna Adel tidak bisa menyeimbangi langkah Qen yang terlalu cepat, jadilah seperti biasanya gadis itu hanya bisa mengekori Qen dari belakang.

Di sepanjang perjalanan menuju kelas Adel sibuk memberikan sapaan ramah kepada siapa saja yang berpapasan dengannya, hal yang sudah menjadi rutinitas Adel yang tidak pernah absen setiap paginya. Namun masalahnya, Adel menyapa mereka dengan sebutan nama yang gadis itu ucapkan secara asal-asalan. Contohnya seperti saat ini.

"Pagi, Gugus?" Sapa Adel dengan lambaian tangan, tidak lupa dengan senyum ramah yang biasa gadis itu tunjukan.

Lelaki yang berdiri di depan koridor itu menyahut pasrah, "Kemarin Bagus. Sekarang Gugus. Besok apalagi, Del?" Adel tidak menanggapi, gadis itu sudah mulai menyapa siswa lainnya dengan senyum mengembang.

Ya, mau bagaimana lagi? Siswa siswi di sekolahnya sangat banyak. Sementara Adel mustahil mengenalnya semua. Secara, otak Adel kan bermasalah. Iya kan?

Adelia's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang