Night All?Udah pada tidur ya...
Kebiasaan suka up malem banget :(♡Happy Reading♡
^^^
Menurut informasi yang sudah didapatkan Qen dari Kinanti, lelaki yang mengantar Adel tampaknya memang orang asing karna sebelumnya Kinanti tidak pernah berjumpa dengan sosok itu.
Dari wawancara singkatnya dengan Kinanti yang berhasil Qen peroleh, lelaki yang mengantar Adel pulang mempunyai postur tubuh tinggi tegap dengan ukuran tinggi badan sekitar 185 cm. Berpakaian terlihat keren dengan jaket kulit berwarna cokelat yang dipadukan dengan celana jeans, ditambah motor sport berwarna biru tuanya yang dapat diperkirakan bahwa orang itu merupakan golongan keluarga berada. Sementara tingkat ketampanan belum terindikasi oleh Qen karna kata Kinanti wajah lelaki itu tertutup oleh helm full face.
Qen menghembuskan napas. Lelaki asing itu ... cukup menarik.
Hanya ada satu kejanggalan yang masih membuat hati Qen merasa gelisah. Siapa orang itu hingga bisa mengenal Adel?
Di sisi lain Adel mendongakkan kepala saat mendengar suara gagang pintu yang diputar. Ponsel di genggaman sudah teralihkan. Terlihat sosok Qen yang berjalan mendekat ke arah kasur setelah membiarkan pintu kamar Adel terbuka dengan lebar.
"Jawab gue, siapa cowok yang tadi nganter lo pulang?" Qen berdiri tepat di samping kasur Adel. Matanya menyorot sosok gadis yang tengah berselonjor dengan tatapan tertuju padanya.
"Enggak penting." Gadis itu kembali beralih pada benda di genggamannya saat merasa ada sebuah notifikasi masuk. Hal itu mengundang kekesalan bagi Qen membuat lelaki itu merebut paksa ponsel yang berada di genggaman Adel.
"Qen, balikin!"
"Gue lagi ngajak lo ngomong dan lo malah asyik main HP? Siapa sih yang lagi chattan sama lo."
Qen membaca nama kontak di sana yang diberi nama oleh Adel, Kumis Lele. Qen mendengus, ternyata lelaki yang mengantar Adel itu cukup spesial hingga Adel menamai kontaknya tidak dengan nama aslinya.
Tunggu. Mengapa ia terlihat kesal? Qen mendengus lagi. Hanya nama kontak apa istimewanya iya kan?
Baru saja hendak membuka isi chat Adel dengan si Kumis Lele, tetapi tiba-tiba saja ponsel di genggaman Qen dengan cepat dirampas oleh pemiliknya.
"Nggak sopan tau!" Adel mendengus.
"Siapa? Kumis Lele itu siapa? Cowok yang nganter lo pulang itu?"
Ini kenapa Qen terlihat seperti seorang lelaki yang tengah menghakimi kekasihnya yang tertangkap basah berselingkuh sih? Apa hanya Adel yang merasa seperti itu?
Sebenarnya Qen memang seperti itu. Agak posesif jika tahu Adel dekat dengan laki-laki yang kurang dikenal oleh Qen.
"Bukan."
"Bukan? Jadi, lo deket sama berapa cowok?"
"Banyak. Nyampe gue nggak mampu buat ngitungnya."
Kalau yang itu Qen tidak peduli. Di sekolah Adel memang cenderung akrab dengan lawan jenisnya, Qen masih bisa menerima selagi masih dalam pantauannya. Ya, bukan apa-apa. Adel kan dititipkan pada Qen jadi lelaki itu tidak mau jika Adel dekat dengan laki-laki yang tidak benar.
Meskipun ... hatinya kadang merasakan sensasi aneh saat melihat Adel dekat dengan laki-laki lain.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia's World
Teen FictionLayaknya hujan, cinta Adel terhadap Qen mengalir deras. Cintanya seperti derai air hujan yang berjatuhan. Banyak, dan tak terhitung berapa jumlah rintiknya. Namun, siapa sangka, jika di balik cintanya yang mengalir ada sebuah badai yang menghalau l...