Chapter 1 | Ketularan Pikun

938 84 145
                                    

Hii semua??

Salam kenal ya :)

Di sini aku mau bawain cerita pertama aku yang aku publish di Wattpad. Semoga kalian suka♡

*Apabila ada kesamaan, baik penggunaan nama, judul atau alur cerita, itu semata-mata hanya faktor kebetulan saja ya. Mohon kebijakkannya :)
Cerita ini murni dari hasil pemikiran penulis sendiri.

Udah deh itu aja...

♡Happy Reading♡

Pagi kembali menyapa dengan cerahnya. Namun, tidak secerah wajah gadis cantik bermuka pucat yang tengah duduk terkantuk-kantuk di tepi ranjang tempat tidurnya.

Tidur nyenyaknya seketika terusik oleh suara alarm yang sudah berulang kali berbunyi dengan nyaringnya. Membuat mimpi indah gadis itu seketika sirna.

Menyebalkan!!

Gadis dengan rambut hitam hitam itu mengumpat dalam batinnya. Meski matanya terpejam rapat-rapat, kedua telinga milik gadis itu masih berfungsi dengan baik untuk mendengar bunyi alarm. Hanya saja, rasa kantuknya lebih mendominasi daripada suara nyaring itu.

"ADEL, BANGUN! UDAH PAGI."

Lebih menyebalkan!

Gadis berambut hitam pekat itu mendesah pelan, seraya mengumpat dalam batin kala terdengar suara berat yang menyelusup kendang telinganya.

Sang pemilik nama yang baru saja di sebut hanya membuang muka malas tanpa merespons sama sekali. Perlahan, kedua bola mata sayunya kembali terpejam dengan disusul oleh badan mungilnya yang kembali tumbang di atas kasur.

Gadis dengan wajah pucat itu kembali terlelap dalam tidurnya.

Adelia Qoinne, nama lengkapnya. Gadis cantik berdarah Indonesia-Jerman yang biasa dipanggil dengan nama panggilan khasnya, Adel. Ia adalah gadis pikun yang mampu melupakan hal-hal kecil yang berada di sekitarnya jika sedang dalam Mode Badmood.

"ASTAGA, ADEL?!"

Suara itu tidak memberi efek jera bagi Adel, sekalipun suara berat itu berhasil mengetuk telinganya cukup keras.

Di sana, tepat di ambang pintu. Lelaki tampan dengan seragam sekolah yang sudah rapi tengah berdiri dengan berkecak pinggang. Jangan lupakan dengan kepalanya yang digeleng-gelengkan, cukup stres dengan tingkah spesies manusia tidak berguna di depannya yang hampir setiap hari bertingkah seperti sekarang.

Sosok lelaki itu bernama Adlar Qennan, kakak sepupu Adelia Qoinne. Dia merupakan satu-satunya sosok lelaki berusus panjang yang ada dalam kehidupan Adel. Mereka lahir di hari, tanggal, dan tahun yang bersamaan. Hal itu membuat kedua orang tua mereka masing-masing sepakat menamai anaknya dengan nama yang sedikit kembar.

"Adel?"

"Adel?"

"Oy, Del, cepet bangun. Lo itu cewek, yang rajin dikit, kek."

Qen menghembuskan napas. Adel sama sekali tidak berkutik dari atas kasur. Apa ... Adel mati? Qen menggelengkan kepala, menghapus cepat imajinasi ngawurnya itu. Jika gadis itu sampai mati yang ada dia juga akan ikut mati karna dimutilasi oleh Bundanya sendiri. Kejamnya...

Dengan kepasrahan dan kekesalan yang sudah memuncak, akhirnya Qen melangkah mendekati Adel.

Tangan Qen mendarat di pipi Adel, menepuk-nepuk pelan si pemilik wajah itu, "Bangun Del! Mau sampai kapan lo hibernasi?"

See? Gadis itu bahkan sama sekali tidak membuka matanya sejengah pun, padahal, Qen tahu betul jika telinga Adel saat ini mendengar betul perkataannya.

Adelia's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang