1. Prolog

22.7K 686 0
                                    

"Om cinta gak sama Azra?"

Mati-matian aku menahan malu dihadapan laki-laki yang berdiri didepan ku. Semua ini karena tantangan yang diberikan sahabat ku, Najwa. Tadi aku dan Najwa bermain----Sialnya aku kalah. Jadilah, aku harus menuruti tantangannya yang sangat merugikan ku.

Laki-laki yang entah siapa namanya terdiam tak bergeming. Ekspresinya datar, alisnya mengerut, serta tatapannya tajam ke arahku. Rasanya sekarang aku tengah dikuliti hidup-hidup oleh dia. Dengan berat aku meneguk ludahku sendiri. Apa dia marah?.

Hening..
Sunyi..

Sepersekian detik, aku maupun laki-laki itu tak ada yang mengeluarkan suara. Diam, hanya itu.  Aku sibuk menahan rasa malu dengan harga diri ku yang tinggal seuprit.

Sedangkan, laki-laki itu?

Entahlah, apa yang sedang ia pikirkan.

"Om?" Ucapku memecah keheningan.

Laki-laki itu mengangkat satu alisnya. Jangan lupakan ekspresinya yang masih datar.

"Yang tadi itu aku cuma bercan_".

"Saya akan menikahi kamu".

Sontak mataku membulat mendengarnya. Dengan entengnya laki-laki di depanku mengatakan hal itu. Dan apalagi itu? wajahnya tetap datar, mimik wajahnya seperti orang yang tidak pernah mengatakan hal ngawur kepada diriku.

"Om sinting, ya?" Ucapku. Sebenarnya, aku tidak tahu, keberanian darimana yang membuat ku bisa mengatakan itu kepada orang asing. Walaupun penampilan ku seperti anak nakal dan sangar. Namun, sedari kecil aku diajarkan oleh kedua orang tuaku untuk berbicara yang baik kepada orang lain, lebih-lebih jika itu orang asing.

"Dimana?" Ucapnya.

"Apanya?" Tanyaku bingung.

Laki-laki itu membuang nafasnya jengah. Tatapannya kembali padaku.

"Dimana rumahmu?" Tanyanya.

Aku mengernyit menatapnya. Dia benar-benar gila! Aku tidak percaya bahwa laki-laki tampan seperti dia ternyata memiliki gangguan jiwa. Sangat disayangkan sekali.

"Sinting!" Umpat ku. Sebelum berbalik badan dan melangkah meninggalkan laki-laki sinting itu.

"Rumahmu dimana?".

Aku tak menjawab pertanyaan laki-laki itu. Namun...

"Rumah Azra dipinggir sekolah TK Taman Bakti, Om" Ucap Najwa. Sontak aku membelalak. Dengan sekali helaan nafas, tanganku berhasil mendarat sempurna di wajah Najwa.

"Apa-apaan sih, Naj!" Ucapku sambil melotot sempurna ke Najwa. Sedangkan, Najwa cengengesan tak memperdulikan tatapan ku yang siap menyantap dia kapanpun.

"Yaelah, gue yakin dia cuma bercanda, Ra" Ucap Najwa.

Aku memutar bola mataku jengah. Pikiran ku berusaha untuk tetap berfikir positif bahwa yang dikatakan Najwa itu benar. Laki-laki sinting tadi pasti hanya bercanda.

Namun, jika benar?

Aku membuang nafas lelah. Perlahan badanku berbalik kebelakang. Kembali melihat ke arah laki-laki tadi. Namun, nihil. Mataku sama sekali tak melihat batang hidung laki-laki itu. Selain sinting ternyata dia persis seperti jelangkung, datang tak diundang, pulang tak diantar. Sial sekali hari ini aku harus bertemu dengan manusia modelan dia. Membuang-buang waktu dan energi!

"Kalau dia serius, gimana?" Tanyaku saat sudah berbalik menghadap Najwa kembali.

"Lo harus sujud syukur!" Seru Najwa.

"Alesannya?" Tanya ku.

"Ya, karena lo di nikahi Sugar Daddy. Mana dia cakep lagi".

"Lo sama laki-laki tadi sama-sama gak waras!"

.
.
.
Assalamualaikum semuanya 🤩
Yuk komen+vote💓
Yang belum follow akun ku segera follow ya 😁.

Om Ustadz||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang