56. 5 Tahun

3.3K 139 14
                                    

Terkadang seseorang berhasil melewati sulitnya, namun, mereka lupa bagaimana cara untuk kembali bahagia. Orang bisa saja sembuh dari traumanya, namun, setiap sakit yang dia derita secara tidak langsung pasti akan membuat dia menjadi manusia yang berbeda dari sebelumnya.

Sama halnya dengan Zein.

Zein berhasil melewati hari-hari berat tanpa kehadiran Azra disampingnya. Laki-laki beranak satu itu sudah mencari kemana-mana keberadaan Azra. Namun, nihil. Azra benar-benar hilang. Seperti ditelan bumi.

Zein mampu melewati semuanya, lelahnya, jatuhnya, sedihnya, Zein berhasil menghadapinya. Namun, setelah itu, Zein terjebak dalam rasa biasa saja. Perasaannya datar. Rasa cinta Zein hilang bersamaan dengan kepergian Azra.

Manusia memang bisa seegois itu. Mereka menginginkan sembuh dengan cara membuat orang jatuh. Caranya untuk pergi memang baik. Namun, sebaik apapun caramu pamit yang namanya perpisahan tidak ada yang menyenangkan.

Zein sadar bahwa Azra butuh waktu untuk sembuh. Tapi kenapa waktu itu lama sekali?.

5 tahun Azra meninggalkan Zein dan putri kecilnya. Zein tak membenci Azra. Hatinya hanya ingin Azra kembali, hanya itu. Senyumnya, nakalnya, dan semua tentang Azra, Zein rindu. 5 tahun bukan waktu yang sebentar ngomong-ngomong.

Setelah kepergian Azra yang sangat lama. Zein berubah menjadi sosok yang dingin. Orang yang melihatnya pasti merasa ketakutan karena aura Zein yang sangat menakutkan. Pria yang sudah berusia 41 tahun itu benar-benar berubah. Tak ada lagi sapa ramah dan senyum manisnya. Zein hanya bersikap hangat kepada putri kesayangannya, Kayla.

Memang benar. Orang yang terlihat cuek, tidak peduli, atau terkesan dingin adalah orang yang pernah dihantam berbagai macam persoalan hidup. Mungkin dia adalah manusia yang pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat sakitnya. Hingga akhirnya, dia menjadi manusia yang terkesan bodoh amat. Bahkan tak peduli dengan sekitarnya.
Sesembuhnya seseorang, pasti ada trauma yang dia tahan. Yang membuatnya menjadi manusia tertutup.

Entah, dimana Azra berada. Apakah wanita itu masih ada? Semoga saja.

Zein bisa dikatakan berubah 180 derajat. Laki-laki itu sangat jauh dengan dirinya yang dulu. Bahkan kedua orang tuanya tak pernah melihat lagi senyum Zein. Hanya Kayla. Hanya gadis itu yang bisa melihat senyum Zein.

Suara hentakan sepatu membuat seluruh murid yang sedang nongkrong didepan kelas berhamburan masuk kedalam kelas. Pria matang dengan setelan jas hitam, celana hitam, serta kemeja putih, berjalan menuju ruangan yang bertuliskan "Mr. Zein room".

Pria yang mulai tumbuh brewok tipis di rahang dan sekitar bibirnya itu mampu membuat seluruh murid yang ada di sana ketakutan hanya dengan melihatnya. Siapa lagi kalau bukan Zein.

Semenjak Zein gagal mencari Azra. Laki-laki berusia matang itu langsung memisahkan dirinya dari segala hal yang membuatnya ingat dengan Azra. Kecuali Kayla dan keluarganya.

Zein pergi meninggalkan rumah lamanya. Bukan hanya itu. Zein bahkan memilih keluar dari pekerjaannya. Baik itu mengajar di Pondok atau di kampus. Zein benar-benar ingin sembuh---sulit.

Zein membeli rumah baru yang terletak di wilayah Surabaya. Meninggalkan Pasuruan yang membuatnya terus mengingat Azra. Setelah mendapatkan rumah baru. Zein memulai kehidupannya kembali bersama Kayla. Mereka hanya tinggal berdua. Selain itu, Zein juga memilih mengajar disebuah SMP yang cukup terkenal di kota Surabaya. Menjadi guru mapel Agama disana.

Zein membuka pintu ruangannya. Berjalan menuju kursi kerja dan menghempaskan tubuhnya disana. Zein duduk dengan Kayla yang berada dipangkuannya.

Ngomong-ngomong soal Kayla. Gadis kecil itu sudah beranjak usia 5 tahun. Wajahnya cantik, putih, dan manis. Persis seperti Azra. Sangat persis.

Om Ustadz||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang