"Dek, mas berangkat dulu ya".
"Hati-hati mas".
Azra mencium tangan suaminya, disusul dengan Zein yang mencium kening istrinya.
Hari ini Zein ada jadwal untuk mengajar dipondok Nurul Ilmi. Zein mengajar dipondok hanya seminggu dua kali yaitu dihari senin dan sabtu. Tidak susah bagi Zein membagi waktu, karena di hari senin dan sabtu jadwal dia ngajar dikampus hanya sebentar dibanding hari-hari lainnya. Jadi, sepulang dari kampus dia masih bisa untuk mengajar dipondok Nurul Ilmi.
Azra mengantarkan suaminya sampai depan pintu. Setelah motor yang dikendarai Zein tidak terlihat lagi. Azra kembali masuk ke dalam rumah.
"Harus ngapain ya?" Azra benar-benar suntuk. Biasanya kalau dirumahnya dulu, dia suka sekali keluyuran atau nongkrong bersama temannya, Najwa. Ngomong-ngomong soal Najwa, bagaimana kabar anak itu?.
Semenjak Azra ikut suaminya pulang ke jawa timur. Najwa sama sekali tidak pernah memberi kabar. Begitupun dengan Azra.
Azra mengambil ponselnya. Dia ingin menelfon temannya, Najwa.
"Halo Assalamualaikum".
"Wa'alaikumussalam. Mon maap ini siapa?" Jawab Najwa.
"Mohon maaf. Saya ingin menagih hutang anda yang 15 jeti" Azra sengaja membesar-besarkan suaranya.
"Oh ditunggu ya. Saya masih nunggu transferan uang hasil jual ginjal teman saya".
Azra mendelik. Teman mana yang Najwa maksud?.
"Teman siapa?".
"Namanya Azra. Apa anda kenal?".
"Enak aja ye lo!. Gue sleding baru tau rasa".
Najwa terbahak-bahak. Sedangkan Azra menggerutu kesal.
"Ra?".
"Hm".
"Mana ginjal kamu?. Mau aku jual ke pasar lelang".
"Kenapa gak ginjal lo aja?".
"Gak a. ginjal saya multifungsi, cetar membahana, paripurna ulala".
"Stres!" Ucap Azra geram dengan tingkah temannya. Lama tidak komunikasi sekalinya komunikasi langsung bikin darah tingggi.
"Hahaha bercanda kali ra".
"Hm".
"Eh, ra kamu masih hidup ya?".
"Menurut loh?".
Oh ayolah ingin rasanya Azra menendang temannya yang satu ini ke samudera Hindia.
"Aku pikir udah meninggoy".
"Enak aja lo muna!. Kalau gue meninggoy terus lo sekarang ngomong sama siapa hah?".
"Sama arwah kamu lah. Ngomong-ngomong arwah kamu gaul ya, bisa main hp".
Azra menarik nafas pasrah. Diantara banyaknya manusia kenapa harus dipertemukan dengan sosok manusia seperti Najwa?.
"Sabar. Orang sabar suaminya tambah cakep".
Najwa terkekeh mendengar perkataan temannya "Suami lo apa kabar, Ra?".
"Ck! lo mala nanyain kabar suami gue".
"Terus?".
"Ya nanya tuh, nanya kabar gue dulu muna!!!".
"Gak minat mon maap. Saya lebih berminat untuk menanyakan kabar suami anda".

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ustadz||END
Romance"Om cinta gak sama Azra?". "Saya akan menikahi kamu" Apa jadinya jika gadis petikalan seperti Azra bertemu dengan laki-laki asing yang mengatakan ingin menikahi azra?.