Setelah berperang dengan kue yang kegosongan atau keasinan. Akhirnya, setelah satu jam Zein bisa menyelesaikan kuenya dengan baik.
Zein menyunggingkan senyumnya saat melihat hasil kuenya yang bisa dikatakan cantik dan enak. Semoga saja istrinya yang sedang marah itu mau memaafkannya kembali.
Zein berjalan menuju kamar dengan senyum yang terus tersungging. Hatinya gembira, sebentar lagi Azra pasti langsung memaafkannya. Zein membayangkan jika nanti dia akan memakan kue berdua dengan Azra. Dia pun sudah merangkai kata-kata romantis untuk istrinya.
Tidak sabar sekali rasanya.
Dengan perlahan Zein membuka pintu kamarnya. Sepi. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Azra didalamnya. Zein meletakkan kuenya di meja. Mungkin Azra masih di kamar mandi, pikirnya.
Tapi jika dipikir-pikir lagi. Sudah satu jam semenjak Azra masuk kamar mandi. Kenapa istrinya itu tidak keluar juga?.
Zein mengetuk pintu kamar mandi. Namun, tidak ada jawaban didalamnya. Dia beralih membuka kenop pintu.
Kosong.
Zein mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar mandi. Tapi, hasilnya masih nihil.
"Sayang?" Ucap Zein.
"Adek?" Nada suara Zein terdengar panik.
Dia beralih lari menuju setiap ruangan yang ada di rumahnya. Tapi Azra masih tidak ada disitu. Lalu, Zein berlari menuju rumah Cici.
"Loh, seharian ini mbak Azra gak kesini kok Mas".
Zein semakin panik mendengar perkataan pembantu di rumah Cici. Dia berlari menuju kamarnya lagi untuk mengambil ponselnya.
Nomor Azra tidak bisa dihubungi. Zein menelpon Nisa pun katanya Azra tidak ke rumahnya.
Zein kebingungan. Tunggu!.
Zein berlari menuju lemari Azra. Kosong. Semua pakaian Azra tidak ada disitu.
"Astaghfirullah".
Badannya Zein luruh ke bawah. Dia hancur sangat hancur. Apakah istrinya itu pergi dari rumah karena kejadian tadi?.
Kemudian, tatapan Zein tertuju kepada secarik kertas yang tergeletak di atas kasur. Zein mengambilnya dengan tangan yang bergetar.
Di hidup ini adakalanya orang memilih pergi bukan karena dia mengakhiri. Setiap waktu yang kita jalani beberapa bulan ini. Aku cukup tahu seberapa sempurnanya kamu untuk aku. Aku bahagia hidup denganmu. Terimakasih, Mas.Maaf, untuk kekanak-kanakan ku. Dan, maaf tidak bisa menepati janji untuk selalu di sampingmu.
Azra.
_______
Lanjut gak nih 😁
Komen pokonya. Aku maksa!. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ustadz||END
Romansa"Om cinta gak sama Azra?". "Saya akan menikahi kamu" Apa jadinya jika gadis petikalan seperti Azra bertemu dengan laki-laki asing yang mengatakan ingin menikahi azra?.