Hari ini cuaca sangat mendung.Zein masih ada didalam pesantren, sebenarnya jam mengajar dia sudah selesai, sekarang sudah jamnya ia pulang.Tapi, melihat cuaca yang tidak bersahabat, Zein memutuskan untuk diam disini dulu sambil menunggu hujan reda.
Zein duduk di kursi panjang, tidak ada orang yang duduk disitu.Zein melihat-lihat ke sekelilingnya, banyak ustadz yang berlalu lalang, tidak sedikit juga santri-santri putra yang sedang meneduh di gazebo taman pesantren.
"Assalamualaikum" suara laki-laki terdengar dari sebelah kanan Zein.
Zein mendongak melihat siapa yang mengucapkan salam padanya "wa'alaikumussalam.Mau disini juga ya, monggo teng meriki (silahkan disini)" ucap Zein berdiri sebentar, lalu mempersilahkan laki-laki itu duduk disebelahnya.Setelah itu, Zein kembali duduk...
"Ustadz Zein, ya?" Tanya laki-laki.
Zein tersenyum "iya, kalau njenengan siapa?" Tanya balik Zein.
"Saya Kafka".
Seketika, Zein teringat dengan mantan pacar istrinya.Namanya sama.Tapi, Zein berusaha menepis pikirannya, di dunia ini yang namanya kafka bukan hanya mantan pacar istrinya, kan?.
"Saya kok baru lihat ya.Anak baru disini?atau ngajar juga?" Tanya Zein.
"Saya lagi ada tugas kuliah, ustadz.Kebetulan saya ditugaskan di sini".
Zein mengangguk-angguk "aslinya orang mana?".
"Jakarta".
Dan mereka berdua pun masih melanjutkan obrolan mereka.
_______
"Ante Azla...ante Azla".
Azra memutar mata jengah.Bocah perempuan tengil itu kali ini akan membuat ulah apalagi?.
Azra membuka pintu kamarnya ogah-ogahan.Niat awalnya mau dandan buat suaminya yang bentar lagi pulang dari ngajar, harus tertunda karena panggilan cempreng Cici.
"Hm" Azra hanya berdehem saat sudah membuka pintu kamarnya.
"Ante, tadi ici belhacil dapet ikan hiu" ucap Cici sambil berdiri didepan Azra yang tengah menyenderkan bahunya ke pintu.
"Oh ya?.Waa hebat banget ici" ucap Azra sengaja dibuat sesemangat mungkin.Berharap bahwa obrolan unfaedah bersama Cici akan segera berakhir.
"Tadi ici mancing cama ante Najwla, tellus belasil dapet ikan hiu di depan lummah ante Azla".
"Iya ci.Terusin gih mancingnya, siapa tau kali ini bakal dapet ikan paus" ucap Azra.
Mata Cici seketika berbinar saat mendengar "ikan paus". Semangatnya untuk memancing didepan rumah Azra kembali berkobar.
"Baiklah, kalau ante Azla nyulluh ici untyuk mancing agi, cebagai anak yang baik hati ici akan menullut" ucap Cici tak lupa dengan tangannya yang diangkat seperti orang sedang hormat.
"Serah lo deh.Lo atur sendiri" Batin Azra.
Azra tidak menjawab apapun, ia hanya mengangguk.Azra tersenyum lega saat Cici sudah berlari ke depan rumahnya untuk memancing ikan paus.
Azra kembali menutup pintu kamarnya, lalu duduk di depan meja riasnya.Mulai dari bedak, lipstik, dan berbagai alat make up lainnya, ia poleskan di wajahnya
Pas.Tidak terlihat menor, Azra memakai make up nya dengan porsi yang pas diwajahnya.Ia menggerai rambutnya yang harus.
Azra kembali memperhatikan dirinya dari pantulan cermin.Ia sedikit tidak srek dengan pakaian yang ia pakai.Sekarang, dia tengah mengenakan baju berlengan panjang, serta rok sampai mata kakinya.Sebenarnya, baju dan roknya sudah bagus, tapi Azra ingin membuat suaminya akan klepek-klepek ke dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ustadz||END
Romance"Om cinta gak sama Azra?". "Saya akan menikahi kamu" Apa jadinya jika gadis petikalan seperti Azra bertemu dengan laki-laki asing yang mengatakan ingin menikahi azra?.