51. Penangkapan

2.2K 108 10
                                        

Zein tersenyum bahagia mendengar kabar bahwa laki-laki yang sudah memperkosa Mazidah sudah ditangkap. Dia sangat merasa kasihan dengan Mazidah, apalagi dengan kedua orang tua Mazidah yang dikabarkan jatuh sakit ketika mendengar berita tentang anaknya.

Video pemerkosaan Mazidah sudah terlanjur tersebar. Walaupun video itu sudah di hapus dari media sosial manapun. Namun, masih banyak yang sudah terlanjur melihat video itu. Mazidah sangat terpuruk. Saudaranya bolak-balik keluar masuk rumah sakit karena kondisi Mazidah yang tak menentu.

Zein tak habis pikir dengan mantan kakak ipar Mazidah. Bisa-bisanya dia melakukan hal keji itu kepada Mazidah.

Kakak ipar bukanlah mahrom. Artinya, jika kita memiliki wudhu' maka jika ipar kita menyentuh kulit kita, maka batallah wudhu' kita. Walaupun sudah menjadi kakak ipar, masih banyak batas-batas yang harus ditaati. Contoh lainnya, perempuan dilarang membuka hijab didepan kakak ipar laki-laki.

Contoh; jika misalnya Ahmad menikah dengan Fatimah, dan Fatimah memiliki adik perempuan bernama Aisyah. Maka, Ahmad dilarang menikahi Aisyah karena mereka masih berstatus ipar. Kecuali jika Ahmad bercerai dengan Fatimah, lalu, setelah itu Ahmad menikahi Aisyah, maka hal ini diperbolehkan.

(Author: Semoga ilmunya barokah ya teman-teman).

___

Mevlana Museum, Turki. Wisata Ziarah tempat dimakamkannya Sufi terkenal, yaitu Jalaluddin Rumi. Berada di wilayah Turki bagian Asia, tepatnya di pusat Anatolia terdapat kota yang bernama Konya.

Mevlana Museum tak lepas dari tokoh terkenal Jalaluddin Rumi. Sang sufi yang terkenal bahkan sampai saat ini.

"Luka adalah tempat dimana cahaya memasuki dirimu" - Jalaluddin Rumi.

Azra tersenyum lebar membaca sejarah Mevlana Museum. Dengan tangan yang menenteng buku. Azra berjalan semangat menuju ruang tamu untuk menemui suaminya.

"Mas" Azra duduk tepat disebelah Zein.

"Iya, Sayang?" Tanya Zein sembari tersenyum ke Azra.

Azra membuka bukunya. Dia menunjukkan sejarah Mevlana Museum.

"Pengen kesini" Ucap Azra.

Zein tersenyum "Doakan Mas ada rezeki, ya" Ucapnya.

Azra mengangguk semangat, matanya masih setia menatap bukunya. Zein tersenyum melihat Azra yang sedang berbahagia. Keinginan istrinya memang cukup berat untuk Zein. Karena pergi keluar negeri butuh biaya yang tak sedikit. Tabungannya belum cukup untuk menuruti keinginan istrinya. Tapi menyenangkan Azra adalah tugasnya. Seberat apapun itu, Zein akan berusaha mengabulkan keinginan istri tercintanya.

"Kok tiba-tiba pengen kesitu?" Tanya Zein. Sembari menyingkirkan anak rambut Azra yang berada di wajah Azra.

"Tadi aku baca-baca sejarah tentang Jalaluddin Rumi sama Mevlana Museum. Tempatnya bagus, sejarahnya juga oke. Jadi, pengen kesana".

"Oh gitu" Ucap Zein sambil ngangguk-ngangguk.

"Oh iya, Mazidah gimana, Mas?" Tanya Azra.

"Laki-laki yang memperkosa Mazidah sudah ditangkap. Sekarang Mazidah masih depresi, orang tuanya juga lagi sakit".

"Kasihan ya, Mas".

Zein mengangguk.

"Tadi aku lihat berita di TV ada siswi SMP di perkosa sama pacarnya sendiri. Miris banget ya, Mas".

Om Ustadz||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang