30.ketemu lagi

2.8K 155 15
                                    

Zein, Azra, dan Cici turun dari mobil yang tadi mereka kendarai menuju ke pondok Nurul Ilmi.

Suasana pondok hari ini sangat ramai.banyak alumni-alumni yang berdatangan, ditambah lagi dengan santri yang masih belajar dipondok tersebut.

Azra berjalan dengan menggandeng tangan kanan Cici dan Zein yang menggandeng tangan kiri Cici.mungkin orang-orang akan mengira mereka bertiga adalah orang tua dan anak.

Melihat Zein dan dua perempuan disampingnya yaitu Azra dan Cici yang sedang berjalan menuju kedalam pondok, para santri pun menundukkan kepalanya sebagai bentuk hormatnya kepada guru.

Jangan lupa, kalau Zein termasuk ustadz yang mengajar dipondok itu..

Memang selain belajar materi, dipondok juga mempelajari tentang adab, termasuk adab ke guru.salah satu contohnya adalah saat guru sedang berjalan maka santri akan menundukkan kepalanya, sebagai bentuk hormat dengan harapan agar berkah guru selalu menyertai..

Sangat indah bukan?.

Tentu masih banyak sekali adab-adab yang diterapkan para santri yang akan membuat kita paham indahnya akhlak mulia.

Masya Allah, semoga kita selalu mendapat berkah para guru.Aamiin...

Zein mengarahkan Azra dan Cici agar berkumpul ditempat yang dikhususkan untuk perempuan.Zein sendiri menuju ketempat yang dikhususkan untuk laki-laki.

Acara berlangsung lancar.senyum Azra tidak pernah pudar.hatinya terasa tenang berada disuasana seperti ini.

Tidak terasa matanya pun sudah berkaca-kaca.dia teringat kedua orang tuanya.banyak sekali rasanya kesalahan Azra ke orang tuanya, tapi orang tuanya selalu memberikan yang terbaik untuknya.

Semalam Azra sempat video call dengan kedua orang tuanya.hati Azra begitu bahagia saat melihat kedua orang tuanya bahagia di Jakarta.

"Ante kok angis?" Tanya Cici saat melihat Azra yang duduk disebelahnya sedang menangis.

Azra menggelengkan kepala "gak papa kok" ucap Azra.bibirnya tersenyum, tangannya mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Cici yang melihat itu bibirnya bergetar, matanya juga sudah berkaca-kaca sambil menatap ke Azra.

"Eh kok mau mewek gitu" ucap Azra.

"Huwaa" tangis Cici sembari menghambur ke pelukan Azra.

"Ante kenapa angis huwaa.ici jadi ikut angis juga huwaa" Azra mengelus lembut punggung Cici yang bergetar karena menangis.

Ternyata bocah tengil priknya itu gampang tersentuh juga...

"Cup cup cup..tante gak kenapa-kenapa kok" ucap Azra mencoba menenangkan Cici.

"Huwaa tapi ante tadi angis huwaa".

"Ici jadi ikut angis huwaa".

"Ante jangan nangis huwaaa".

Cici masih menangis bahkan suara tangisannya lebih keras dari tadi.sampai-sampai orang disekeliling mereka pun melihat ke arah mereka.

Azra jadi sungkan karena suara tangis Cici sedikit mengganggu orang-orang yang sedang khusyuk mengikuti acara.

"Ci udah jangan nangis.cup cup cup" ucap Azra.

"Ante ndak boleh angis huwaa" ucap Cici semakin kencang.

"Tante udah gak nangis lagi ci" ucap Azra.memang dia sudah tidak menangis tapi sih Cici lah yang daritadi masih setia dengan acara menangisnya.

Cici mendongakkan kepalanya, menatap Azra yang ternyata memang sudah tidak menangis.

Om Ustadz||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang