Hari ini, Azra dan Zein berkunjung ke rumah Nino. Tentunya, tujuan awal mereka adalah memakan pisang goreng buatan Sarah, istri Nino. Kemarin malam, Azra sudah memberi tahu Sarah bahwa dia dan Zein akan kerumahnya, tentunya tak lupa untuk dimasakkan pisang goreng. Dan coba tebak! Dengan senang hati Sarah mengiyakan permintaan Azra.
Azra senang bukan main. Pisang goreng yang sudah diidam-idamkan akan segera ia santap. Zein sendiri merasa sungkan sebenarnya, namun, keinginan istri yang lagi hamil tidak bisa ditolak apalagi diganggu gugat. Daripada Azra mengancamnya untuk tidur luar, lebih baik Zein mengiyakan saja keinginan istri satu-satunya itu.
Senyum Azra tak berhenti tersungging. Bahkan Nino sedikit merasa ngeri, takut-takut gigi Azra akan kering karena seringnya wanita hamil itu tersenyum.
"Dulu istri saya ngidam ngusap kepala orang gundul" Kata Nino.
Zein yang duduk berhadapan langsung dengan Nino langsung tercengang "Terus ketemu orang gundulnya?" Tanyanya.
"Saya nyari orang gundul sampai ke kampung sebelah" Jawab Nino sembari geleng-geleng mengingat kenangan saat istrinya masih hamil.
Zein terkekeh "Untung istri saya masih ngidam pisang goreng" Ucapnya.
"Tapi ya, yang penting istri sama anaknya sehat. Mau ngidam apapun bakal tak jabanin" Sambung Nino.
Zein tersenyum tipis sambil memandangi istrinya yang sedang mengobrol dengan Sarah di gubuk kecil yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Saya boleh minta saran?" Tanya Zein.
"Boleh. Kenapa? Ada masalah toh?" Tanya Nino.
Zein sedikit mengangguk "Berhubung kamu lebih berpengalaman soal pernikahan daripada saya, jadi saya pikir tidak ada salahnya untuk meminta ilmu dari kamu. Jadi, gini,".
Zein menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya "Semenjak hamil istri saya sering mengalami kejadian yang kurang mengenakkan. Beberapa bulan ini istri saya lebih banyak melamun. Saya tahu kalau dia lagi banyak pikiran. Saya sudah sering menghibur istri saya, bahkan saya sering bolak-balik Jakarta-Pasuruan agar istri saya kembali kayak dulu lagi. Tapi saya rasa, usaha saya masih belum maksimal. Tidak jarang saya melihat dia melamun atau tiba-tiba menangis. Saya bingung, No. Saya harus apa lagi?".
Nino tampak berpikir sekilas "Menyikapi wanita memang tidak semudah itu, Zein. Kadang wanita akan mengatakan bahwa dia sedang baik-baik saja, namun, aslinya dia tengah menyimpan sesuatu di hatinya. Yang wanita butuhkan hanya didengar, dimengerti, dan dipahami. Kadang mereka tak butuh dengan ceramah kita, saran kita, atau berbagi kata-kata bijak dari mulut kita. Mereka hanya ingin kita paham bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Memang sulit memahami wanita".
Zein mengangguk "Jadi saya harus apa?".
"Coba dengarkan dia. Hibur dia, pahami dia. Mungkin dia lebih butuh perhatian mu daripada kata-kata bijak mu. Cari apa saja yang membuat dia senang. Belikan sesuatu yang membuat moodnya kembali membaik".
"Saya sudah sering melakukan itu, No. Tapi, ya gitu" Ucap Zein.
Nino tampak kebingungan "Jujur, saya gak pernah mengalami seperti yang kamu sekarang. Jadi, ya gitu, saya agak bingung mau ngasih solusi apa" Ucapnya.
Zein menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya kembali. Senyumnya kembali tersungging "Gak papa, No. Minta doanya saja, semoga semuanya baik-baik saja".
"Sama-sama, Zein. Tapi saya lihat, istri kamu baik-baik saja, kok".
"Wanita paling jitu untuk menutupi lukanya, No" Tukas Zein.
"Yam! Sini lo!".
Zein dan Nino langsung terkejut mendengar suara teriakan Azra. Zein berlari menuju Azra yang tengah berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ustadz||END
Romance"Om cinta gak sama Azra?". "Saya akan menikahi kamu" Apa jadinya jika gadis petikalan seperti Azra bertemu dengan laki-laki asing yang mengatakan ingin menikahi azra?.