11.kencan

5.8K 281 3
                                    

Aku kini sedang melihat televisi dengan om Zein yang rebahan di pahaku. Om Zein dari tadi sibuk dengan ponselnya, katanya sih urusan kerjaan. Aku sendiri tidak ada niatan untuk mengganggunya.

"Sayang, dielus lagi dong kepala suaminya" om Zein medengus dengan meletakkan lagi tanganku di kepalanya.

"Bayi gede" ujarku mengejek om Zein tapi dengan tangan yang mulai mengelus kepalanya.

Om Zein tampak nyaman dengan elusan tanganku di kepalanya. Mungkin sangking nyamannya, pelan-pelan mata om Zein sedikit tertutup. Sepertinya sudah mulai mengantuk.

"Kalau ngantuk tidur dikamar, om" om Zein menatapku lalu menggelengkan kepalanya.

"Masih ada urusan".

"Urusan sama siapa sih?".

"Pak Riko".

"Urusan apa?. Beliau nanyain kabarku kah?" Tanyaku sedikit menggodanya.

Benar saja, mimik wajah om Zein langsung berubah masam. Fia lalu bangkit dari rebahannya dan duduk di sampingku. Tatapannya masih tertuju kepadaku.

"Gak boleh nakal" ucapnya tapi tetap dengan tatapan tajamnya.

"Aku gak nakal, om".

Om Zein menghembuskan nafas dengan kesal.

"Tidur sana udah malam" ucap om Zein, aku menggeleng.

"Belum ngantuk, om".

"Yaudah belajar aja" ucapnya. Aku kembali menggeleng lagi.

"Aku pengen keluar" memang sejak tadi aku merasa bosan ada di rumah. Aku ingin keluar malam ini.

"Ini malam apa?" Tanyaku lagi dengan alis yang ku naik turunkan dengan cengiran ku.

"Malam ahad".

"Biasanya kalau malam ahad orang-orang yang punya pasangan ngapain?" Om Zein tampak berfikir sebentar.

"Ngapain?".

"Gini nih kalau punya suami kurang apdet. Faktor usia kali yak".

"Ish, masa gak tau sih" Ucapku dengan cemberut.

"Mas gak tahu kalau malam ahad, dek" ucapnya santai.

"Terus tahunya apa?" Tanyaku.

"Mas taunya malam Jum'at yang udah nikah biasanya akan_" sebelum om Zein melanjutkan kata-katanya, aku langsung menggeplak dia dengan bantal sofa.

"Udah tua, mesum lagi".

"Lah, Mas kok digeplak?"

"Lih mis kik digiplik" ucapku dengan nada mengejek.

"Kan Mas bener, kalau malam Jum'at itu_"

"Udah-udah stop" ucapku sedikit kesal.

Om Zein mengangguk lalu menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kita gak ada acara malam mingguan gitu? Kencan gitu? Biar kayak orang-orang, Mas" ucapku kesal sampai keceplosan manggil dia 'Mas.

Om Zein tersenyum ke arahku.

"Adek siap-siap dulu. Terus kita jalan" Ucapnya. Aku tersenyum lebar mendengarnya. Lalu, secepat kilat aku berlari menuju ke kamar untuk bersiap-siap.

"Jangan lari-lari, dek" Om Zein menegurku. Aku langsung berjalan tapi dengan langkah yang agak cepat. Om Zein tertawa melihat tingkah ku.

_____

"Mas aku mau itu" Aku menunjuk ke penjual gula-gula kapas. Om Zein mengangguk lalu berjalan dengan ku untuk membeli gula-gula kapas.

Om Ustadz||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang