31. PULANG KE RUMAH BARA

53K 5.7K 635
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 😍😍

Wellcome untuk pembaca baru, dan selamat betah untuk pembaca lama. Semoga betah untuk pembaca baru.

Dengan cekatan, Aina memutar setiran dengan sebelah tangan. Tangan sebelah kiri Aina sibuk menekan mengatur tombol yang terletak di samping setir, hal yang dilakukannya itu mampu menambah kecepatan roda mobil berputar.

Sedangkan di tempat Bara dkk, mereka semua masih takjub tidak percaya. Seakan orang yang ada di balik setir kemudi itu adalah seorang pembalap handal.

Gerakan Aina yang sigap, ia menggantikan kaki yang tadinya di pendal gas kini beralih mengerem. Hal itu menghasilkan decitan yang panjang karena roda yang beradu di aspal. Roda mobil itu mengukir bekas di jalan.

"Buset... Ragas makin jago, cug!" timpal Arya. Orang-orang di sekitar tentu mendengarnya, tidak ingin membantah karena itu apa adanya yang mereka lihat.

Bara sempat takjub, namun itu hanya sementara. Kali ini, raut wajahnya berubah masam. Ia merasa dipermainkan harga dirinya. Seolah Ragas ingin menantangnya, dengan menunjukkan pertunjukan yang memukau itu.

"Sudah cukup keknya." Aina memutar setir, dia kembali melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata melesat di jalan raya yang kini sepi.

Aina sengaja mencari tempat yang sepi untuk melakukan atraksi itu, karena dia takut akan mencelakai orang lain.

Bara hendak tancap gas untuk mengejar mobil Lamborghini yang sudah melaju, perlahan menghilang dari pandangan. Namun, hal itu tidak terealisasikan karena ditahan oleh Evans.

"Mending lo pulang deh, atau cari istri lo itu. Kita bakal bantuin," saran Evans. Dia mendekatkan motor ke samping Bara agar komunikasinya terjalin baik.

"Vans, lo nggak liat, tu orang kek mau nantangin kita?!" tanya Bara dengan nada dingin. Ia menoleh ke arah Evans.

Evans menganggukkan kepalanya. "Mending cari istri lo, ntar kita kena amukan bang Andra."

Dengan susah payah, Bara menghembuskan nafas berat. "Oke. Tiger! Pencar cari istri gue!"

Cukup berat bagi Bara, karena bagaimanapun hal yang terjadi tadi mampu menyulut emosinya. Dia merasa direndahkan. Saat ini, Bara sangat menginginkan memberi bogeman pada siapapun yang menurutnya membuat kesal.

"Tapi Bar, saran gue sih mending telpon orang rumah dulu. Siapa tahu, istri lo udah di rumah," saran Arya. Ia berniat ingin terlihat bijak, namun salah diterima oleh Bara.

"Lo mau gue mati bonyok?" tanya Bara dingin. Yang benar saja, menelpon orang rumah sama saja nyari mati. Apalagi jika Andra sampai mengetahui.

Arya terdiam kikuk. Tidak bisa berbohong, ia sedikit merinding berada di sekitar Bara saat ini.

Teman-temannya merasakan ada hal yang tidak beres dari Bara sejak, pemuda itu datang dengan emosi ke markas. Hingga mereka berakhir ke rumah sakit, itu semua atas titah Bara.

Namun, tadi sebelum sampai di rumah sakit, mereka mendapatkan sedikit kejadian yang mengharuskan mereka mengulur waktu. Yang berakhir menciptakan lukisan pukulan di wajah dan tubuh setiap anggota Tiger.

Tidak disengaja, mereka lewat di kawasan musuh. Itu semua terjadi karena Bara yang sangat menginginkan mangga muda, yang hanya ada di jalan arah kawasan lawan.

Padahal, teman-temannya sudah mewanti-wanti. Dan menawarkan mangga yang lain saja, tapi Bara tetap keukeuh ingin mangga yang di daerah lawan.

Kata Bara, "Mangga yang di sana membuat ardenali kita berpacu." Itulah alasannya dia ingin. Tentu saja memacu adrenalin, daerah kawasan musuh.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang