3. AKU BUKAN ASTRID!

66.2K 5.4K 87
                                    

Angin malam terasa dingin begitu menusuk kulit Aina dan Astrid, walaupun sudah di lapisi dengan pakaian yang tertutup di tubuh mereka. Aina yang tadi siang tiba-tiba di serang oleh batuk dan flu, suasana saat ini membuat kondisi Aina menjadi-jadi. Sebenarnya Astrid sudah melarang Aina ikut, tapi Aina tetap keukeuh.

Sekarang mereka sudah berada di hotel tempat yang di tulis Bara tadi siang.
Aina dan Estrid cukup takjub dengan gedung hotel di hadapan mereka sekarang, hotel itu sangat megah dan mewah. Banyak orang-orang berlalu-lalang di hotel itu.

"Kamu yakin ini hotelnya?" tanya Aina, suaranya terdengar serak dan sedikit berubah.

Astrid mengangguk yakin. "Gue udah cari tau tadi."

"Woah... Kira-kira apa ya, yang akan di bicarakan kak Bara sampai meminta bertemu di sini?"

"Palingan mau nembak gue jadi kekasihnya. Udah biasa Na. Lagian heran gue, kenapa ya banyak banget cowok yang ngejar-ngejar gue, kenapa lo nggak ada? Secarakan lo lebih cantik kemana-mana di banding gue." Memang benar yang di katakan Astrid, sebenarnya yang patut menjadi primadona sekolah tu Aina bukan dirinya. Orang-orang belum pernah melihat wajah Aina yang berkali lipat lebih cantik dari Astrid.

"Nggak boleh bilang diri sendiri jelek," peringat Aina.

"Gue nggak bilang diri gue jelek, gue bilang lo lebih cantik di banding gue!"

"Emang aku lebih cantik dari kamu?" tanya polos Aina.

Astrid melirik malas Aina, inikah yang di namakan merendah untuk meroket, atau memang Aina yang tidak pernah bercermin.

"Nggak, lo jelek!" Setelah mengatakan itu Astrid melangkah meninggalkan Aina.

Aina masih bingung di posisinya. "Aina! Cepat nanti kemalaman di marah sama bunda!"

"Eh iya-iya!" Aina berlari kecil mensejajarkan dengan Estrid.

Tidak lama berjalan, saat ini Aina dan Estrid, sudah berada di dalam hotel yang ternyata lebih mewah di banding dari luar.

Drrrttt... Drrrttt...

Langkah mereka terhenti, saat suara deringan ponsel dari tas samping Estrid. Sang pemilik tas segera meronggoh ponselnya.

"Dari mama," kata Estrid.

"Assalamu'alaikum Ma,"salam Estrid.

"........"

"Lagi di luar."

"........"

"Apa!"

"......."

"Iya-iya ma, Estrid kesana sekarang." Setelah mengatakan itu, sambungan terputus.

Melihat wajah cemas Estrid, membuat Aina pun bertanya-tanya.

"Ada apa?"

"Papa masuk rumah sakit, dan sekarang mama sendirian di rumah sakit," jawab Estrid.

"Yaudah sekarang kita ke rumah sakit. " Aina menarik tangan Estrid.

"Tapi, kak Bara? "

Sontak Aina Aina memberhentikan langkanya. "Tapi papa lebih penting. "

"Na, gue boleh minta tolong lagi ngga? Lo di sini temui kak Bara, nanti gue balik lagi kalau kondisi papa sudah memungkinkan. Lo jangan takut berdua-duaan sama kak Bara, karena gue yakin pasti kak Bara bawa temen-temennya. "

Mau tidak mau Aina harus mengangguk setuju.

"Gue minta maaf, sekaligus terimakasih sama lo, karena udah banyak bantuin gue."

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang