54. I LOVE YOU, AINA

48K 4K 487
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Lamaaa tidak bersuaaa huaaaaa. Kangen kalian.

Aina merasa geli, saat tangan dingin Bara bermain di atas permukaan perutnya.

"Besok jadwal chek-up Kak," ucap Aina. Tangan mungil Aina menimpal punggung tangan Bara yang masih berada di atas perut Aina.

Bara tersenyum ia mengangguk. Pemuda itu memeluk Aina semakin erat, seakan mengatakan ia tidak ingin kehilangan perempuan itu dari dalam hidupnya apapun yang terjadi.

Bara merasakan ketenangan, saat menghirup aroma vanila dari kulit Aina. Setidaknya itu bisa membuatnya lupa dengan keadaan yang tengah terjadi di luar sana.

"Mending lo tidur siang, lo pasti capek kan?" Bara kini mulai perlahan melepaskan pelukannya pada tubuh Aina.

Aina hanya mengangguk tidak menyanggah, karena memang selama ia berbadan dua tidur adalah healing yang sering ia lakukan. Bahkan, sekarang ia menjadi kaum mageran. Tapi Bara tidak mempermasalahkan hal itu, justru ia akan dengan senang hati melayani Aina jika ada sesuatu yang dibutuhkan oleh istrinya itu.

"Masalah tadi siang jangan dipikirin, gue janji bakal membersihkan nama baik lo," ujar Bara. Tangan pemuda itu mengamit anak rambut Aina yang jatuh menyembunyikan sedikit wajah istrinya.

Aina kini dituntun untuk ke tempat tidur, yang memang tidak senyaman tempat tidur yang ada di kamar Aina dulu. Namun ia selalu bersyukur setidaknya masih dikasih tempat istirahat.

"Mau ditemanin sampe tidur?" tanya Bara. Setelah Aina sudah merebahkan diri di kasur.

Dengan polosnya, Aina mengangguk membuat Bara gemas dengan expresi istrinya itu. Bara tersenyum cerah.

Dengan senang hati Bara ikut merebahkan diri, namun bedanya ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Bara menghadap ke arah Aina.

Setelah beberapa menit terdiam seperti itu, Bara menghembuskan nafas berat, ia tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Aina.

Aina sebenarnya sudah mengantuk, namun kejadian tadi di sekolah sungguh menganggangu pikirannya. Karena sejujurnya, ia sangat amat sedih dengan semua peristiwa yang tengah terjadi padanya.

"Ngga bisa tidur ya?" tanya Bara. Aina yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, sontak saja ia membubarkan lamunannya.

"Lagi mikirin apa sih?" tanya Bara.

Dengan cepat Aina menggeleng. "Ngga lagi mikirin apa-apa kok."

"Mikirin kejadian tadi, kan?" tebak Bara.

Dari perubahan raut wajah Aina yang menyendu, Bara sudah bisa mengambil kesimpulan jika memang benar Aina tengah memikirkan hal itu.

"Mau dibacain surah apa?" tanya Bara. Seakan ia sudah hafal luar kepala semua bacaan yang ada dalam al-quran.

Aina mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat ke arah Bara, kini pemuda itu tengah memijat lembut pelipis dan kepala Aina.

"Tumben," gumam Aina.

Bara justru sedikit cengengesan, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia memang tidak pernah melakukan hal yang ia katakan tadi, karena ia merasa insecure dengan Aina yang sudah jelas pelafalan al-quran jauh lebih fasih daripada dirinya.

"Katanya membaca Al-Quran sangat memberikan banyak manfaat ketika sedang hamil," kata Bara, ia mendapatkan informasi itu dari salah satu ustadz kondang yang ia hadiri seminggu lalu.

Aina mengangguk. "Tapi ingat, niatkan dalam hati membaca Al-Quran karena Allah."

"Itu tentu. Jadi, mau surah apa hari ini?" tanya Bara kembali.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang