57. SIAPA AURIN?

28.2K 2.5K 41
                                    

MAKASIH BANYAK YANG UDAH NUNGGUIN 🥰 lopeee kalian. Maaf baru update. Alhamdulillah sekarang mental saya udah lumayan tenang. Ahay.

Astrid, gadis itu saat ini tengah bersantai di taman belakang sekolah. Hatinya cukup runyam, setelah kejadian di mana Bara memaksa dirinya untuk mengaku.

Astrid menghirup udara segar dengan sangat dalam, kelopak matanya menutup seiring udara itu merasuki pernapasannya.

"MAMAAAA....!"

Tak ayal suara khas anak kecil itu membuat Astrid perlahan membuka matanya. Astrid merasa tidak asing dengan suara itu.

Benar saja, saat Astrid berhasil membuka sepenuhnya matanya, bisa ia dapati seorang gadis kecil berlarian ke arahnya diikuti seorang berpakaian khas babysitter.

"Nona muda jangan berlarian, nanti jatuh!" teriak sang babysitter, namun gadis kecil itu acuh ia terlalu bersemangat ingin bertemu dengan orang yang ada di depannya sekarang.

Happ....

"Mama...!" seru gadis kecil itu dengan semangat.

Sampai pada akhirnya, gadis kecil itu memeluk erat Astrid yang duduk dikursi kayu taman. Bukan hanya Astrid yang terkejut dengan apa yang dilakukan gadis itu tapi babysitter itu juga terkejut.

Raut babysitter itu memucat seketika, ada raut ketakutan yang tergambar di sana. Dia sungguh takut apa yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi saat ini Astrid menatapnya dengan tajam.

Astrid terdiam saat anak kecil itu memeluknya, namun terlihat jelas raut tak sukanya. Tangan Astrid terkepal di samping tubuhnya.

"Menjauh," intruksi Astrid dengan pelan namun begitu jelas dan tajam.

Babysitter itu tidak tinggal diam, ia langsung menghampiri gadis kecil itu dan menariknya ke dalam gendongannya.

"Atu igin cma Mamaa!" Gadis kecil itu merengek, merentangkan tangannya agar kembali ke pelukan Astrid, namun segera ditahan oleh sang babysitter.

Astrid menepuk-nepuk bajunya, seakan baru saja terkena kotoran. Astrid melihat ke arah sekitar, untungnya tidak ada yang terlalu memperhatikan dirinya atas kejadian tadi.

"Ikut gue!" Astrid berdiri dari duduknya, ia melangkah dengan cepat seraya menginstruksikan jalan.

Sang babysitter mengangguk dengan pelan, ia tidak berani mengangkat wajahnya untuk bertatapan langsung dengan Astrid.

Babysitter itu hanya bisa berjalan mengikuti langkah Astrid. Tak bisa dipungkiri, jantungnya berpacu cukup kencang saat ini. Dia sudah melanggar peraturan.

"Endoongg.... Endong Mama!" Seakan memberontak, gadis kecil itu masih berusaha meraih Astrid agar mau menggendongnya, namun nihil mamanya itu seakan tidak peduli.

Entah kemana Astrid membawa mereka, babysitter itu tidak mengenal lingkungan sekola dengan baik. Hingga saat ini mereka menginjakkan kaki di depan sebuah pintu.

Tanpa membuang banyak waktu, Astrid langsung saja membuka pintu rooftop itu, ya mereka saat ini berada di rooftop. Astrid tau tempat ini, karena sering sekali melihat Bara ke sini dan memperhatikan bagaimana cara laki-laki itu membuka pintu itu.

BRAKK.

Baru juga selangkah menginjakkan kaki di lantai rooftop, babysitter serta anak gadis yang ada di dalam gendongannya tersungkur.

Babysitter itu memeluk erat tubuh sang nona muda mengorbankan tubuhnya sendiri terbentur pada kerasnya lantai.

"Maafkan saya Nona, ini salah saya..." Mata sang babysitter berkaca-kaca, melihat bagaimana kemarahan tergambar jelas pada mata Astrid.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang