47. I MISS YOU

46.6K 5.6K 453
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

23: 48 WIB

SUPRISE!! 🤣 ada yg masih on nggak nih?

Sorakan terdengar di setiap sudut cafe, apalagi para jomblo yang melihat dan menyaksikan sendiri keuwuan yang tengah terjadi.

Aina menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bara, ia terisak antara haru dan malu karena menjadi pusat perhatian orang-orang. Dan jangan lupakan, flash kamera membidik memotret bahkan membuat rekaman mereka.

Bara terus melanjutkan lirik lagu sampai akhir, dengan bantuan musik yang tadi sempat dia minta pada pegawai cafe.

"I miss you," bisik Bara tepat di telinga Aina. Tepat setelah dia menyelesaikan bait lirik lagu terakhir.

"Aina juga miss Aa," lirih Aina. Ia tidak sanggup untuk menahan diri agar tidak terisak.

"Don't cry baby." Bara mengusap pelan punggung Aina, guna untuk menenangkan istrinya itu.

Arya sedari tadi menahan diri agar tidak bereaksi berlebihan, karena bagaimanapun ia seorang jomblo yang jika melihat keuwuan ia ingin berteriak iri dan heboh.

"Aaa makkk pengen nikah."

"Vibesnya kek wattpad banget nggak sih! Cowoknya badboy, ceweknya alim cadaran gituh..."

"Gila, gue yang salting."

"Nyesel aku ke cafe ini, mana aku tau akan ada uwu gini. Makkk, anakmu phobia uwu. Tapiii aku iriiii. Pengen nikah."

"Ya Allah, gini amat ngontrak di bumi."

Aina dan Bara bisa mendengar suara-suara itu, tentu hal itu membuat wajah keduanya memerah terutama untuk Aina.

Aina dengan perlahan tapi pasti, ia melerai pelukan hingga terlepas. "Katanya tiga bulan di sana, tapi ini baru satu bulan lebih seminggu," kata Aina.

Bara menjauhkan mic dari dirinya, agar perbincangan mereka tidak didengar. "Suprise! Lagian bosan banget tauk di sana, kepikiran istri gue terus."

"Pak Ketua, ini bunganya." Daniel berdiri dari duduknya, ia memberikan buket bunga yang susah payah ia sembunyikan tadi pada Bara.

Bara mengambil buket yang disodorkan. "Maaf, gue nggak bisa romantis, nggak bisa ngegombal kek cowok lain. Maaf juga, kalo sikap gue kaku. Maaf, bukannya kata gue romantis tapi setiap kata gue malah nyakitin lo. Aina, gue minta maaf." Sungguh kata-kata itu keluar begitu tulus dari lubuk hati Bara lewat perantara mulut.

Lagi-lagi mata Aina berkaca-kaca, ia sungguh terharu dengan untaian kata yang dikeluarkan oleh Bara. Ada rasa hangat yang mendesir di dalam raganya.

Aina menerima bunga yang disodorkan oleh Bara. "Tadi katanya, 'aku ngga punya harta, aku ngga punya bunga' tapi ini ada bunganya." Aina terkekeh. Tapi Bara sempat tertegun, karena suara merdu Aina saat menyanyikan sedikit bait lagu tadi.

"Anything for you, Baby. Bahkan, hal yang nggak mungkin, bisa ada kalo lo mau," kata Bara.

"Aa," panggil Aina.

Bara menaikan sebelah alisnya. "Iya, sayang."

Merah merona makin kentara di pipi Aina saat Bara memanggil dengan sebutan sayang, yang untungnya tertutupi cadar.

"Aina nggak suka cewek-cewek di sini natap Aa. Keknya mereka terpesona ama Aa," kata Aina.

"Apa perlu gue colok mata mereka?" tanya polos Bara. Sontak saja ia mendapatkan sebuah cubitan di pinggangnya, tentu hal itu membuatnya mengaduh.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang