58. KEBERANGKATAN BARA

38.6K 3.1K 727
                                    

Menurut aku ini konfliknya lumayan berat, sehingga butuh waktu lama untuk aku bisa benar-benar merancang semuanya. Alur yang tidak biasa, dan tidak mudah ditebak itu sulit sekali merancang idenya. Huhuhu.

Hari-hari sudah berlalu, hingga tibalah saat di mana Bara harus meninggalkan tanah air demi berjuang meraih kemenangan di negara orang.

Di sebuah kamar sederhana itu, Bara menyusun barang-barang yang akan dia bawa untuk keperluannya di sana. Kemungkinan, ia di sana sekitar satu minggu karena banyak tahap yang akan ia jalani sampai nanti menentukan siapa yang menang.

Bara menoleh pada Aina yang sedang tertidur pulas, entah kenapa setiap melihat wajah itu ia merasa nyesak di dada.

Bayangkanlah, bagaimana perasaan Bara saat dia tidak pernah membuka hati pada gadis manapun sebelum ini sekarang sudah memilih Aina untuk mengisi hatinya. Namun, fakta yang ia dapat, justru Aina memanfaatkan hal itu demi kepentingan pribadi.

"Aiss shit, Aina lo buat gue gila." Bara mengusap kasar wajahnya. Pemuda itu kembali melanjutkan aktivitas, menutup dengan kasar koper yang ada di hadapannya.

Bara melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan, sekarang masih jam 02.00 dini hari. Bara sengaja bangun jam segitu, karena ada misi yang harus ia selesaikan sebelum berangkat.

Dengan hodie hitam yang membungkus badan, Bara menggunakan tudung hodie itu. Pemuda itu bergegas keluar dari kamarnya dan Aina.

Untung saja, Bara sudah meminta izin dan memberitahukan keberangkatannya pada mamanya, sehingga ia bisa pergi dari rumah tanpa halangan.

"Aina, lo jaga diri ya. Karena setelah gue pulang dari sana kita akan menghadapi masalah yang besar. Entah kita bisa mempertahankan rumah tangga kita atau nggak." Bara menatap kosong pintu kamar yang dihuni Aina.

Setelah memantapkan diri, Bara keluar dari rumah yang disambut lingkungan sekitar yang masih sepi.

Pandangan Bara menangkap sebuah mobil putih yang terparkir tepat di halaman rumahnya. Itu adalah mobil yang disediakan oleh papanya.

Tidak membuang waktu, langsung saja Bara melangkahkan kaki memasuki mobil itu.

Tanpa disadari oleh Bara, jika pergerakan dirinya sedari dia membereskan perlengkapannya semua tertangkap jelas oleh Aina.

Betul, Aina hanya pura-pura terlelap. Aina berdiri di depan jendela yang mengarah keluar memperlihatkan Bara yang menaiki mobil dan pergi meninggalkan halaman rumah.

Aina memegang dadanya. Entah kenapa ada rasa sakit, saat Bara tidak memberitahukan apapun pada dirinya. Tidak seperti biasanya, Bara selalu meminta izin mau ke manapun itu.

Tes...

Air yang bergenang di pelupuk mata Aina meluruh begitu saja. "Nggak mungkin Bara kek gitu."

Di tangan Aina ada sebuah benda persegi berwarna hitam. Di layar benda itu, jelas terlihat foto-foto Astrid dan Bara yang entah dari mana foto itu.

Aina mengutak-atik benda itu, guna menghubungi seseorang.

"Lo ikutin Bara, setelah itu cepat kasih tau gur ke mana dia pergi!" titah Aina, saat telponnya sudah tersambung.

Orang di seberang sana mengangguk tegap. "Baik Queen, laksanakan."

Di posisi Bara, pemuda itu sangat fokus pada iPad yang ada di tangannya, dan juga earpod di telinganya. Wajahnya yang serius, justru meningkatkan ketampanannya. Bara juga membuka beberapa kancing baju bagian dada, ia lebih leluasa berfikir jika keadaan di sekitarnya santai.

Bara menghubungi seseorang. "Gue turun malam ini." Setelahnya sambungan mati tanpa ada balasan dari orang seberang.

Bara memejamkan matanya beberapa detik, saat melihat bagaimana kekejaman yang terpampang di sana.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang