4. KESALAHAN FATAL SEORANG BARA

78.1K 5.5K 93
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maaf guys belum aku revisi, soalnya kebut update. Wkwkwk sampai mendekati 10 bab.

Plakk...

"Ini sudah keterlaluan!"

Sekali hentakan Aina berhasil melepaskan diri dari Bara. Setelah berhasil Aina juga menampar pipi mulus Bara untuk menyalurkan kemarahannya. Ini sudah melampaui batas.

Bara memegang pipinya yang terasa panas dan kebas. Sedetik kemudian ia melempar tatapan membunuh pada Aina. Bara tersenyum sinis, baru kali ini ada cewek yang menamparnya.

"Lo nampar gue?" Bara kembali menarik Aina kedalam pelukannya. "Berani lo nampar gue?! Hah!"

Aina tentu tidak terima begitu saja, ia mencoba melepaskan diri. Jujur saja, Bara kewalahan, namun entah kenapa ada satu emosional dalam dirinya yang membuat ia makin tambah kuat.

"Sial, kok gue jadi pengen tubuhnya. Kenapa sama badan gue!" upat Bara di dalam hatinya. Ia merasa tubuhnya semakin panas, namun terasa sejuk saat bersentuhan kulit dengan kulit lembut milik gadis di pelukannya.

Kali ini pelukan Bara, benar-benar membuat tubuh Aina tidak bisa bergerak sedikitpun. Bahkan Aina merasa tubuhnya seperti di remukan.

"Astrid, siapa lo berani nampar gue?" Suara Bara kembali tentang, tapi tetap tajam.

"Kak lepasin." Aina mencoba sekuat tenaga, tapi nihil. Entah kemana perginya kekuatan tubuhnya, kenapa tubuhnya begitu lemas saat ini? Dimana perginya ilmu beladiri yang ia pelajari selama ini?

Inilah kelemahan Aina, dia akan kehilangan konsentrasi saat dirinya panik. Apalagi sudah lama ia tidak latihan bela diri.

"Kak aku bukan Astrid!" tegas Aina lagi.

"Lo bakal dapat balasan dari setiap tamparan yang lo layangkan ke pipi gue."

Aina terdiam, bukankah seharusnya dirinya yang marah. Mungkin inilah hukuman bagi Aina karena tadi sudah berbohong. Tapi, ia tidak pernah mempunyai niat untuk mempermainkan Bara kakak kelas badboy itu.

"Vanila," guman Bara tidak jelas, tapi sayu-sayu masih bisa di dengar oleh Aina.

"Gue nggak suka kekerasan sama cewek. Tapi untuk lo gue akan mempertimbangkannya." Bara bisa menebak, Aina memiliki ilmu bela diri yang bisa di katakan cukup. Bara menengkukan kaki Aina, dengan begitu kasar.

"Ck... Cupu, kalo emang gitu lepasin aku!" teriak Aina.

Ingin sekali Aina berteriak dan menangis sejadi-jadinya tapi sungguh, tubuhnya sangat lemah, ia sangat shock dengan semua kejadian ini. Dan lagi, di saat keadaan seperti ini ia sudah dilatih untuk tetap tenang berusaha mengendalikan emosi.

"Apa yang kakak lakukan!"

Beberapa saat kemudian Bara akhirnya bisa mengembalikan kesadarannya. Tanpa sadar pelukannya melonggar, hal itu tentu di manfaatkan dengan baik oleh Aina untuk melepaskan diri.

Sekarang Aina sudah bebas dari Bara. Ia dapat melihat mata Bara memandang kosong ke arahnya.

Plakk..

Kali ini tamparan yang Aina layangkan kepada Bara, dengan kekuatan yang tinggi, sehingga mencetak bentuk jari tangannya pada pipi Bara.

Aina belum puas jika hanya sekedar sebuah tamparan, ia berniat untuk memukul Bara juga.

Namun, sebelum kepalan tangan Aina menyentuh tubuh Bara, sudah terlebih dahulu Bara bergerak cepat. Bara menangkis pukulan Aina dan mengunci tangan gadis itu di belakang punggungnya.

Aina menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskan secara perlahan. Dalam kondisi seperti ini, ia berusaha tenang.

Bugh..

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang