52. DI-DO 2

41.5K 5K 1.3K
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tandai typo ya guys. Dan kesalahan tulis.

Aku akan mengusahakan cerita ini tamat sebelum lebaran insyaallah. Dan setelah lebaran lanjut dengan cerita baruu yang tentunya tak kalah seruuu...

Tembus 1000 koment dan 1,80 vote aku bakalan update malam besok. InsyaAllah. Klo nggak teror aku di grup wkwkwk.

Keputusan sudah bulat, Aina dikeluarkan dengan cara hormat dari SMA Garuda. Namun, Zaida, Andra, dan Derion tidak membiarkan begitu saja anak mereka kehilangan masa depan dengan begitu saja.

"Nak, kamu homeschooling aja gimana?"

Aina tersenyum tipis di balik cadarnya. Dia tidak sembarangan dalam bertindak, ia telah memikirkan setiap kemungkinan yang akan terjadi.

Aina mengambil keputusan keluar dari SMA Garuda, karena sudah memikirkan ia akan homeschooling untuk sementara waktu sampai ia melahirkan.

"Iya Bunda, Aina sudah memikirkan hal itu." Aina mengatakan itu pada Zaida, namun pandangannya tidak lepas dari Bara.

Sedari tadi Bara begitu erat memeluk Aina dari samping, seakan memberikan semangat. Mengatakan, jika Aina tidak sendirian ada Bara di sampingnya yang akan selalu menemani.

Setelah menyelesaikan beberapa berkas, Aina resmi dikeluarkan. Mereka semua pun mulai membubarkan diri dari ruangan BK.

Di luar ruangan sudah sangat ramai dengan para murid yang memiliki kekepoan tingkat tinggi atas urusan orang.

Yang pertama kali keluar itu adalah Aina yang dituntun oleh Bara. Tidak lupa, dengan pelukan posesif. Anehnya, Aina justru tidak mengelak karena ia terlalu lemah untuk bisa berdiri sendiri.

Aina menatap ke arah sekitar, sejujurnya berat hati yang dirasakan oleh gadis itu, karena harus meninggalkan sekolah ini.

"Wajar sih dia dikeluarkan dari sekolah ini, hahaha."

"Busuk banget nggak sih, sifatnya bau bangkai."

Bukan Aina yang panas mendengar semua ujaran kebencian Dati sekitar, justru kini telinga Bara yang memerah. Pemuda itu mengepal kuat tangannya, hingga membentuk tinju.

Bahkan, Derion, Andra dan Zaida ikut terpancing emosi dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka.

"Kurang ajar!" dengus Andra, namun tertahan karena sang istri yang berada di sebelah mengeratkan pelukan di lengannya.

"Mas, kontrol emosinya," bisik Zaida. Andra berusaha menekankan rasa amarah yang memuncak, dengan mengigit bibir bawahnya.

Bisik-bisik panas masih terus menyebar, bahkan Bara sudah berusaha untuk keluar dari kerumunan. Namun seakan mereka tidak ingin ia dan Aina pergi, mereka dikepung.

"Hentikan omong kosong kalian, sebelum belati melayang buat merobek mulut busuk kalian, yang mengeluarkan bau bangkai!" ujar Bara. Auranya saat ini sungguh sangat menyeramkan, bahkan mungkin banyak dari mereka yang baru pertama kali melihat Bara menampilkan expresi seperti itu.

"Ck, kalian ini membuang waktu berharga gue. Minggir ngga lo pada!!" teriak Bara.

Apa yang diucapkan oleh Bara, sukses membuat orang-orang sekitar bungkam. Bahkan diantara mereka ada yang mulai mengundurkan diri.

"Ainaa... kamu nggak papa kan?" Entah dari mana asalnya, Astrid tiba-tiba membawa langkah dengan berlari ke arah Aina.

"Ainaa, maaf aku baru tau masalah ini." Sungguh, Astrid sudah sangat berusaha menampilkan wajah yang menyedihkan pertanda ia sungguh menyesal terhadap Aina.

Bayi Di Balik Seragam SMA (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang