2 : 36

1.9K 350 70
                                    

Sudah jam lima sore. Sebelum hujan, Yoongi, Jimin, Chanyeol, pulang ke rumah masing-masing. Mereka ngga nginap karena besok mau ke kantor. Mana baju kantor belum disetrika, jadinya kepaksa ninggalin gembul yang masih murung di kamar. Chanyeol bilang, nanti, setelah kerjaan rumah pada kelar, dia bisa aja kembali ke rumah sebelah. Hitung-hitung minta jagain Chika kalo dirinya ada kerjaan lain.

"Dek, mau nonton kartun? Penguin biru mu sudah mulai." Taehyung ngetuk beberapa kali pintu tebal bergambar iron man. Walaupun tau kamar Jungkook ngga dikunci, tapi tetep aja ngga bisa main masuk gitu.

"Nanti Taebungie. Aku capek sekali, mau tidul sebental, boleh?" sahutan dari dalam terdengar.

"Silakan. Hyung ke kamar sendiri dulu. Nanti kalo mau makan atau apa, masuk aja."

"Oke."

Sebenarnya ngga tidur, dia duduk di balik jendela kaca yang nampilin pemandangan kabut akibat hujan deras. Irama hujan, rintiknya yang jatuh rame-rame, bikin Jungkook merasa punya teman. Satu mobil mainan digenggam, lalu tanpa sengaja, malah jatuh ke bawah. Di bawah sana ada genangan air yang cukup dalam. Mampu menghanyutkan mainan kesayangannya. Jungkook turun tergesa ke lantai satu. Sepi. Senyap. Taehyung di kamar sendiri, dan cuma ada dia di sini.

Adek keluar. Jalan menyamping menghindari percikan air hujan. Tapi, lama kelamaan, dirinya merasa baik-baik aja. Ngga masalah basah sekalipun. Jungkook yang awalnya berjalan menyamping, jadi berani berjalan di bawah derasnya hujan. Seluruh tubuh diguyur air langit, bikin hatinya senang. Setelah ambil mainan, bukannya masuk kembali, dia malah keluar pagar. Hal pertama kali yang Jungkook lakukan. Karena kalo keluar pagar itu, harus izin dulu.

"Kamu sendilian ya?" ngomong ke arah kucing. Anak kucing lebih tepatnya. Anak kucing kurus warna putih yang kotor akibat kerasnya jalanan. Adek menunduk, julurin satu tangan ke bawah bangku panjang yang jadi tempat berteduh anak kucing itu. Mereka berdua sama-sama menggigil.

"Kamu namanya Mewow mulai sekalang. Nah, mali kita cali lumah. Aku da mau pulang, aku kan bukan anak papa Namu. Papa Namu da bakal caliin aku, kalena dia puna wewe. Huh. Nyebelin." gerutuan terdengar pelan di tengah-tengah derasnya hujan. Kaki gemuk pendek itu, jalan tanpa balutan sepatu atau sendal.

Pakaian Jungkook sekarang, benar-benar mengkhawatirkan. Dia cuma pakai kaos tipis gambar dinosaurus, sama celana pendek di atas lutut. Baju dimasukkin ke dalam celana, tapi karena perutnya buncit, jadi karet celananya ngga bisa nenggelamin perut adek. Malah jatuh ke bawah perut. Depan gembung, belakang juga gembung sebab pampers penuh. Bukan penuh pipis, tapi penuh air hujan. Basah sekujur tubuh bikin pampersnya membengkak. Dari jauh bulat banget dengan kondisi badan serba gembul gitu.

Sudah satu kilo dia jalan. Lumayan jauh, tapi ngga berasa sebab hatinya yang lagi kurang tenang. Dan di sini Jungkook berdiri, di depan rumah kosong yang depannya ada beberapa bunga mawar ngga terurus. Rumah yang menjadi saksi gimana dia lewatin masa-masa sedih, takut, nangis tiap malam. Iya, rumah kosong semenjak kematian mama Yoona.

Jungoo meringis waktu cakaran kucing kecil melukai pergelangan tangannya. Kucing itu pergi setelah adek lengah karena kesakitan. Dahi dia tempelkan di jendela berdebu. Mengintip ke dalam rumah. Masih ada beberapa perabotan kayak jam dinding, lemari kayu, tanaman hias, rak tempel. Itu yang terlihat di ruang tengah. Dia ngga tau pasti apa aja barang di dalam sana. Tapi netranya jelas menangkap objek warna merah campur kuning. Itu mainan iron man punya dia. Jungoo senyum tipis, bersandar di dinding dingin sambil meluk lututnya.

"Sekalang aku sendilian. Meski ada Cendol, Taebungie, Jaman, Yugi, paman Hosiki, paman Jan, tapi lasana tetap kosong kalo papa Namu mengasingkan aku."

Jungkook bangkit. Dia kembali berjalan tanpa tujuan. Tatapan matanya kosong, hari sudah menggelap, ditambah hujan, bikin suasana berasa tengah malam. Orang jelas lebih memilih berdiam di rumah menikmati secangkir minuman hangat atau makanan baru dimasak. Adek benar-benar melamun, sampai pada akhirnya satu dekapan erat bikin dirinya sadar.

[Taebungie Saranghae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang