2 : 40

1.8K 291 61
                                    

Akhir-akhir ini, Kim Gembul mulai membuka hati buat anak-anak komplek dekat rumahnya. Awalnya dia kurang mau bergaul sama anak seusia dirinya, kalo anak itu ngga satu sekolah dengannya. Ada beberapa yang sempat jadi temannya, tapi Jungoo agak menjaga jarak.

Setelah itu, dia dinasehati oleh Taehyung, bahwa dalam berteman ngga boleh pandang status. Sedikit banyaknya, Taehyung juga khawatir, adek jadi anak yang suka merendahkan orang lain apabila orang itu ngga satu level dengan keluarganya yang memang kaya raya semua.

Pernah Jungoo menyangkal, bersikeras mengatakan, anak-anak yang ngga sekolah di TK Pertiwi Sebelas, adalah anak-anak rendahan yang ngga mampu, dan ngga punya masa depan cerah. Taehyung pas dengar itu kaget bukan main, si abang tau kalo sebenarnya hati Jungkook itu baik semisal seseorang sudah dekat sama adek. Semata wayang Namjoon ngga bakal peduli lagi dengan status orang tersebut, kalo dia sudah akrab. Dan sekarang, si gembul kesayangan semua orang, mulai berjalan mendekati sekumpulan anak-anak yang lagi main masak-masak. Adek cepat sadar setelah Taehyung bilang,

"Kamu sadar ngga, dulu keadaan ekonomi hyung kayak gimana? Bahkan mau beliin kamu roti aja, mesti jual lebihan gula kan? Sudah ingat belum? Waktu masih di Daegu. Andai aja dulu papamu ngga kasih uang bulanan, bisa kuyus ini balon." nyentuh perut Jungoo main-main, ngajak becanda dikit biar adek ngga merasa dipojokkin.

Hening beberapa saat sebelum Taehyung kembali lanjutin kalimatnya.

"Dan coba kamu ingat juga, ada kan anak kecil yang dibilang mirip sama kamu? Kookie. Anak kecil jualan donat yang pengen banget belajar di sekolahmu sampai curi-curi pandang waktu temen-temenmu menghambur setelah selesai kelas. Kamu sayang sama hyung kan? Sayang sama Kookie itu kan? Kalo hyung ngga dibolehin lagi tinggal di sini karena miskin, kamu terima? Terus, kalo Kookie ditendang pulang, ngga boleh lagi jualan donat karena dia ngga mampu, kamu terima juga ngga?"

Jungkook keliatan kaget, buktinya, mata bulat yang mulanya menatap lantai, jadi menatap kaget ke atas. Melihat ke arah wajah Taehyung yang sedikit menunduk, membalas tatapannya dengan penuh tanya.

"DA BOLEH BEGITU DONG!" pipi gembil sedikit memerah. Mungkin karena emosinya yang mulai tersulut.

"Kenapa? Kan kamu bilang, orang-orang miskin seperti kami ini ngga bakal bisa punya masa depan cerah? Bukannya wajar kalo diasingkan?"

Kepala boba kembali tertunduk. "Aku paham, Tewyung."

"Bagus. Sekarang, ajak anak-anak yang lagi main di luar sana, buat main ke halaman rumah ini."

Dari situlah kesadaran Jungoo timbul. Dia ngajak satu-satu temen barunya buat kenalan. Karena pada dasarnya banyak omong, kenalan sama orang baru pun, bukan hal yang susah.

"Kalian mau main di halaman lumah aku da? Aku puna kolam ikan loh!"

Anak rambut kuncir kuda menatap antusias. "MAUUU!"

Serentak menjawab. Mereka memang dari lama mau temenan sama Jungkook. Tapi, anak pak Namjoon, keliatan jalan-jalan terus. Tiap mereka lewat pagar rumah besar itu, mobil hitam pasti keluar. Mobil hitam yang kacanya terbuka, menampilkan kepala Jungkook yang bergerak ceria mengikuti irama musik. Dan harapan anak-anak komplek terwujud ketika si gembul ngajak main duluan.

Posisi mereka sekarang di halaman rumah Jungkook. Anak kecil tomboy bernama Keira heboh sendiri waktu menyeret skateboard nya memasuki pekarangan. Jalanan kecil tempat Namjoon lari pagi, rasanya cocok banget buat dia jadikan tempat main skateboard. Ngga khawatir lagi sama kecelakaan.

"Kalian main masak-masak pakai api benelan?" Jungoo tercengang pas liat Jaemin hidupin korek api.

"Iya. Kalo tidak pakai api, tidak seru, Jung."

[Taebungie Saranghae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang