2 : 30

2.3K 427 108
                                    

2k kata, sayang.



———————————————

"Ucup mempunyai empat pasang baju—

"Dengerin mbul!"

Namjoon ngetuk meja kerja pakai pulpen buat nyadarin anaknya yang masih asik bongkar pasangin lego.

"Iya, apa?"

"Ucup mempunyai empat pasang baju. Kem—"

"Oh, da nanya. Pamel banet si Ucup."

Hoseok ngakak, dia berkunjung ke perusahaan sahabatnya, tapi malah ketemu kelinci gembrot di sini. Lagi belajar sebab kata gurunya, adek masih payah soal hitungan sederhana. Jadi Taehyung nyerahin si bayi ke Namjoon, secara, bapak Kim itu kan hebat banget. Jangankan penjumlahan, perkuadratan pun bisa.

"Fokus dek, kamu mau ketinggalan dari yang lain?"

"Besok aku jadi konsel kan?" bukannya jawab, malah nanya balik. Yang ditanyain masalah konser pula, bikin Namjoon naik pitam aje.

"Kalo kamu ngga serius, papa kasih tiketnya ke Hosiki."

Jungkook terbelalak, melempar mainan ke samping, lalu melipat tangan sok serius buat dengerin pembelajaran secara terpaksa.

"Ulang. Ucup mempunyai empat pasang baju, kemudian ibunya memberi lagi sepasang. Nah, total baju yang dimiliki Ucup berapa sayang?"

"Empat."

"Hitung seluruhnya."

"Empat papaaa."

Jeda, dia mengartikan tatapan pak Kim yang seolah bilang, jawabannya masih salah.

"Enam."

"Hitung yang bener Jungkook!"

Adek natap papanya setelah Namjoon naikin suara sedikit. Diam beberapa detik, bibirnya melengkung ke bawah, terus—

"HUWAAAAAAAAAAAAAA..."

Nangis.

"Aku mau, hik.. Dibibing Tewyung ajaaa..." mulut kebuka lebar, muat tuh dimasukin genggaman tangan. Hoseok ikut kelabakan, dia bantu tenangin Jungoo. Nepuk-nepuk pantat si bayi, kemudian memangku.

"Jangan digituin Namjoon."

"Yeh, pencitraan dia. Sini, sini, balik lagi. Kelarin dulu nih soal. Kamu ya Jung, nyari kesempatan dalam kesempitan." narik badan Jungkook buat duduk lagi di kursi samping meja kerja. Adek duduk pelan-pelan sambil nyapu air mata sekalian nyedot ingus ke dalam. Dia pakai pampers sama baju singlet doang, gerah katanya. Dan pakaian begitu bikin badannya tambah mungil, gempal, berisi. Apalagi kalo diliat dari belakang. Berasa liat karung beras.

"Permisi, ini laporan seluruh karyawan." Chanyeol masuk, dia mendadak kalem pas liat Hoseok duduk santai di sofa. Matanya melirik Jungkook yang nulis sambil berderai air mata. Pengen ngakakin, tapi bos besar lagi bareng temennya. Ngga etis aja kalo dia mancing keributan di sini.

"Baik, terimakasih Chan. Kamu bisa pergi kalo memang ada pekerjaan."

Cendol membungkuk, bisik-bisik manggil Jungkook. Adek noleh, nah, pas dia noleh buat natap Chanyeol, itu orang malah julurin lidah, terus lari keluar ruangan. Jungoo tambah bad mood, dia gigitin pensil sampai berlubang sebab giginya tertancap di sana. Namjoon sama Hoseok saling pandang, terus ketawa gelengin kepala. Terlampau maklum sama sifat si gembul yang suka bersikap semaunya.

"Tewyung mana?" tanya pelan setelah diam beberapa menit. Pensil menggores random di atas kertas.

"Taehyung lagi sibuk pengarahan. Kamu sudah selesai?"

[Taebungie Saranghae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang