1

440 17 0
                                    

"Oke! Buat kalian yang belum kenal gue pas di mos, kenalin.. nama gue Aurora Reese. Jangan panggil gue Aur, Rora, Aurora, ataupun Reese. Panggil aja gue Ara, okay?" Jelasnya di depan murid kelas X IPS 1.

Aurora Reese.

Saat sang wali kelas melihat namanya yang unik, ia langsung dipilih menjadi ketua kelas. Lalu wali kelas mereka langsung keluar kelas setelah membagi struktur kelas. Dan dipersilakan untuk saling mengenal, setelah lima belas menit wali kelas mereka akan kembali lagi untuk mengetes apakah mereka sudah saling berkenalan atau belum.

"Gue ketua kelas kalian and you know that. Jadi sebagai ketua kelas gue bakal buat aturan."

"Pertama, panggil gue Ara. Kalo ada yang manggil gue Aurora atau Resee, kalian bakal kena denda yaitu bayar uang kas dua kali lipat."

"Kedua, gue mau kalian rajin piket. Tentunya tanpa harus disuruh lagi."

"Dan ketiga, gue pengen kita solidaritas dalam mencontek." Aurora tersenyum bangga.

"Ada yang mau ditanyain? Atau ada yang gak setuju? Bisa langsung gantiin gue jadi ketua kelas, buat yang gak setuju." Lanjutnya.

Semua diam, tidak ada yang menjawab, hanya mengangguk dan menggeleng saja.

"Oke. Karena gak ada yang mau ditanyain atau gak setuju. Kita lanjut ke perkenalan selanjutnya, dimulai dari wakel, sekretaris, bendahara, seksi-seksi," Aurora tertawa mendengar kata terakhir yang ia ucapkan.

"Maksud gue like a seksi kesehatan, piket, dan lain-lain. Kalo para pejabat kelas udah perkenalan diri semua, dilanjut dengan perkenalan rakyat kelas. Dimulai dari bangku paling depan ujung kanan terus muter sampai ke belakang. Jelas?"

"Jelas!" Aurora kembali ke tempat duduknya.

Ya, Aurora memang tidak pintar. Tapi public speakingnya patut diacungi jempol.

"Gua Jeky Radika, wakil ketua kelas. Panggil aja Jek atau Ky. Hobinya main futsal. Terus—"

"Oke, next!" Titah Aurora dari bangkunya dan berdiri. "Karena waktu yang dikasih sama wali kelas gak banyak, cukup kenalin diri dengan nama panggilan dan jabatan aja buat pejabat kelas. Dan untuk rakyat kelas... sebutin nama sama angka kesukaan aja, biar gampang diinget."

"Kalo bisa.. gue pengen kalian nyatet perkenalan nama, jabatan, angka, siswa maupun siswi yang ada di kelas ini. Biar nanti kalo ditanya wali kelas, kalian tau." Jelasnya lagi dari bangku tempat ia duduk, bangku belakang paling pojok.

"Aku Carla, sekretaris satu."

"Gua Klaris, sekretaris dua."

"Saya Hani, bendahara satu."

"Lista, bendahara dua."

"Gua Nopal, seksi keamanan."

"Ikbal, keamanan."

"Hai, gua Jesy, seksi olahraga."

"Bela, seksi kebersihan."

"Lion, humas."

"Saya Fakhri, seksi kerohanian."

Dan perkenalan dilanjutkan pada rakyat kelas beserta angka kesukaan. Beberapa menit setelah perkenalan selesai, wali kelas mereka kembali memasuki kelas.

"Nah anak-anak, bagaimana? Kalian sudah saling berkenalan?" Tanya wali kelas mereka dengan ramah.

Semua menjawab. "Sudah bu."

"Baik, kalo begitu ibu akan mengetes kalian. Ketua kelas?"

"Saya bu," Aurora berdiri dari bangkunya. "Panggil saya Ara saja bu." Ucapnya lagi sebelum wali kelas mereka bertanya. Sepertinya wali kelas mereka lupa nama ketua kelas ini.

Bu Intan —wali kelas mereka, mengangguk. "Karena kamu ketua kelas, coba ibu mau tanya, maaf ya ibu tunjuk, nama dia siapa?" Bu Intan menunjuk siswi yang duduk di pojok paling depan.

Aurora tersenyum percaya diri. "Gak tau, bu." Jawabnya enteng.

Tentu saja, semua murid kelas X IPS 1 langsung menoleh menatap Aurora. Sedangkan yang ditatap hanya menggidikan bahunya sambil tersenyum.

"Mungkin kamu lupa. Kalo yang ini?" Bu Intan menunjuk salah satu murid yang lain. Aurora menggeleng sambil tersenyum. "Yang itu?" Ia menggeleng lagi. "Itu?.. Ini?.. Itu..?" Aurora tidak bisa menjawab namun dengan percaya dirinya ia masih tersenyum.

"Astaga, lalu siapa yang kamu kenal?" Sabar bu Intan.

"Dia bu, Fakhri seksi kerohanian. Lion seksi humas. Ikbal seksi keamanan." Jawab Aurora sambil menunjuk mereka.

Semua murid di kelas ini tahu, mereka bertiga adalah siswa yang masuk kategori lima siswa tertampan. Dan mereka juga masuk dalam kategori kriteria fisik jodoh Aurora, jadi jangan heran jika ia hanya mengingat mereka bertiga.

Bu Intan menggelengkan kepalanya. "Apakah ada yang ingin menggantikan Ara menjadi ketua kelas?"

•Older Me•

vote sama komennya ya frend biar makin rame ceritanya haha

cuman ran doang yang boleh manggil Ara, Aurora😼

karena nanti kalo gue ngebantah, lu pasti bakal bikin gue sengsara -Aurora

oh tentu saja, itu sudah jelas pasti, makanya dilarang ngebantah😼

/Aurora menghilang

oke sekian

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang