7

149 9 0
                                    

Lion menepuk pundak Fakhri setelah kembali ke kelas. "Maaf kawan, karena tadi saya menertawakanmu."

"Hm," balas Fakhri acuh tak acuh.

Suasana hening selama beberapa menit.

BRAK!

"OH IYA!" Carla menggebrak meja sambil berteriak dan berdiri.

"Astaga,"

"Kucing mati,"

"Ko— astagfirullah,"

"Bangst,"

"Astaga, Carla... lu hampir ngangetin semua orang tau." Ujar Aurora.

"Hehe maaf, maaf." Carla meminta maaf pada teman yang terkaget karena teriakannya.

"Duh, untung pacar." Kata Lion. "Hehe," balas Carla.

"Kenapa? Ada apa, hm?" Tanya Lion, Carla kembali duduk. Ia memegang pundak Aurora.

"Araaaa, kita lupa daftar jadi anggota osis Araaaaaa, ihh mau jadi osisssss." Rengek Carla sambil menggoyangkan pundak Aurora.

"Anjrit, diem dulu. Pala gue jadi puyeng," pintanya. Carla berhenti lalu menatap Aurora dengan sendu.

"Gimana Araaa? Mau jadi osisssss," ucapnya lagi.

"Baguslah, lagian juga gue males jadi osis. Pasti nanti ngerjain ini itu," balasnya.

"Huaaaa Araaaa mahhhhh," Carla memeluk Aurora.

"Yang pacarnya sebenarnya siapa sih," gumam Lion.

"Tenang," Carla dan Aurora melirik Fakhri. "Kalian udah gua daftarin." Lanjutnya.

"Tuh denger kata Fakhri, jadi gak usah ngerengek lagi." Kata Aurora. Carla tersenyum senang.

"Sebentar, ... maksud lu 'kalian'.. itu gak mungkin sama gue juga kan?" Aurora memastikan.

Fakhri tersenyum manis. "Gua, Lion, Carla, Ara, Lista, Hani, Nopal, Klaris, Rion. Itu nama yang gua daftarin jadi anggota osis."

"DEMI APA?!" Teriak Aurora, Lista, Lion, Nopal, dan Rion bersamaan. Mereka mendengar ucapan Fakhri karena memang suasana kelas sedang tidak ramai.

"Abisnya gak ada yang daftar ke gua tadi pas di sekolah maupun semalem di wa, jadi yaudah gua daftarin aja nama yang menurut gua harus jadi anggota osis." Jelasnya enteng dengan senyum tak bersalah.

Lista menghampiri meja Fakhri. "Demi apa Fakhri lu parah banget gila, gua gak ada persiapan sama sekali, belom bikin visi misi juga astaga."

"Cari di google aja," balasnya.

"Gila."

"He lu pasti bercanda kan? Bilang ke gue kalo lu bercanda, Fakhri." Aurora tersenyum paksa.

"Gua serius, Ara. Gak bercanda."

"Wih, berani banget lu ya." Aurora masih tersenyum.

"Hehe, maaf."

"Udah Ara, gapapa. Jadi osis kan bisa bolos beberapa mata pelajaran, kadang, kalo lagi ada acara." Carla menenangkan.

"Serius?" Carla mengangguk begitu juga dengan Fakhri saat ditatap oleh Aurora.

Ia tersenyum senang. "Oke. Kalo gitu, makasih Fakhri."

"Sama-sama, Ara."

"Kok gua juga?!" Kaget Klaris.

"Karena tulisan lu bagus," jawab Fakhri langsung.

"Edan bener."

"Bentar woi bentar, kenapa lu daftarin gua?" Tanya Nopal yang baru saja datang dan mendengar ucapan Fakhri tadi.

"Itu salah satu contohnya, biar lu dateng tepat waktu ke sekolah." Jawab Fakhri sambil melirik tas yang masih berada di pundak Nopal.

"Anjir," rutuknya. Ia duduk dan langsung membuka google untuk mencari visi misi menjadi anggota osis, begitu juga dengan Lista.

"Terus kalo gua? Gua kan gak pernah dateng terlambat coi." Tanya Rion.

"Emang, tapi lu selalu main game meskipun masih ada guru, jadi sekalian aja lu jadi anggota osis, biar bisa main game di ruang osis. Baik kan gua?" Jawab Fakhri.

"Eh, iya juga sih. Makasih bro," ucapnya senang.

"Sama-sama bro," balas Fakhri.

"Mau aja dibegoin," ejek Aurora.

"Begitulah kalo gak punya kaca." Kata Lion sambil menggelengkan kepala mendengar ejekan Aurora.

"Terus kalo gua kenapa? Gua kan siswa baik-baik, teladan, ramah, dan tidak sombong." Tanya sekaligus sombong Lion.

"Ya gapapa, lu kan katanya temen di masa persulitan. Jadi apapun keadaannya kita harus bersama." Fakhri menepuk pundak Lion.

Lion tersenyum sabar. "Kalo gini namanya, lu mempersulit gua anjrit!"

Fakhri tertawa. "Pembalasan," katanya disela tawa.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang