38

72 5 0
                                    

"Carla, gue mau mie ayam ya." Ucap Aurora.

"Gua bakso." Lanjut Fakhri.

"Mie ayam," Rion sambil memainkan game mobilenya.

"Nasi goreng," sambung Nopal.

"Buseth lu pada ngomong tapi kaga ngasih duitnya, emang lu pikir kita orang kaya ha?" Cetus Lion. Carla dan Lion yang akan memesan.

"Kan emang kaya, kaya babi." Jawab Rion.

"Si an-"

"Traktir lah, kan hari ini hari eniperseri kalian." Balas Aurora sambil menaik turunkan alisnya.

"Anniversary," koreksi Fakhri.

"Sama aja," balas Aurora.

Lion dan Carla saling tatap-tatapan. "OH IYA!" Ucap keduanya.

"Ya begitu lah kira-kira kalo punya pasangan yang sama-sama pikun." Cetus Klaris yang baru datang dan duduk diantara Aurora juga Nopal.

"Lu gak bawa bekel, Ra?" Aurora menggeleng.

"Yaudah aku yang traktir." Ucap Carla dengan ceria.

"Gua mie ayam satu, bakso satu, sama es jeruk satu." Jawab Klaris langsung.

"Lu gak diajak, jadi diem aja." Kata Rion.

"Si kampret." Lalu Klaris menelpon Rion.

"ANJU LAGI PUSH RANK GUAAAAA!"

"BHAHAHAH MANG ENAK!! Lu duluan sih. Makanya jangan macem-macem sama gua." Balas Klaris dengan sombong.

"Tahi ledig lah," Rion memblokir sementara nomor Klaris.

"Sisanya minum es teh manis semua kan?"

"Yoai."

"Iya."

Lion dan Carla pun berjalan menuju stand makanan dengan ceria, tidak lupa dengan tangan mereka yang saling bertautan.

"Oh iya, si dekel tumben gak ada?"

"Apin?" Tanya Aurora.

"Iya itu!"

Aurora mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu Calvin kemana.

"Emang dia gak ngasih kabar ke lu? Kalo gak masuk?"

"Gue enggak punya nomornya. Lagian juga dia sama gue bukan siapa-siapa, ngapain kabar-kabaran." Jawab Aurora, tentu saja ada yang tersenyum senang atas jawaban Aurora barusan.

Ting! Ting! Ting!

+62 854 76X XXX : Kaaa reese
+62 854 76X XXX : Ini Apin😼
+62 854 76X XXX : Apin hari ini gak bisa masuk kak, lagi sakit huhu :'(
09.59

Ara : Oke, gws
Ara : Besok malem istirahat aja, kapan-kapan aja ke pasar malemnya
10.01

Apin : Yah yah, gak gitu juga kaaaa reeseeee :((
Apin : Apin besok udah sembuh kok, serius deh
10.01

Ara : Yaudah istirahat sana
10.03

Apin : Oke kak reese!!😸
10.03
read

"Siapa, Ra?" Tanya Fakhri.

"Apin."

"Lah? Katanya lu gak punya nomornya?"

"Barusan punya. Dia yang chat gue duluan." Klaris hanya mangguk-mangguk saja.

"Oh iya, beberapa minggu lagi festival rutin ya dimulai ya. Gue udah ngajuin proposalnya ke kepala sekolah sih, tinggal tunggu persetujuannya aja." Lanjut Aurora berbicara.

"Tapi Ara udah bilang ke anak yang lain? Kan nyiapin acaranya butuh seminggu sampe dua minggu?" Tanya Fakhri.

"Gue udah bilang ke ketua kelas setiap kelas, belom secara resmi karena kan proposalnya belom disetujuin. Jadi nanti kalo proposalnya udah disetujuin kita tinggal beres-beres sisanya." Jelas Aurora.

"Kok lu bisa yakin banget sih Ra kalo kepala sekolah bakal setuju?" Tanya Nopal, penasaran.

Aurora tersenyum bangga. "Karena dari kelas sepuluh gue yang bikin proposalnya dan gak pernah sekalipun ditolak."

"HAAA?" Tentu saja semua yang mendengar itu kaget. Karena mereka pikir Harry-lah yang membuat proposalnya karena itu semua acara yang ingin diadakan tidak pernah ditolak.

"Cih, hebat juga lu." Puji Rion.

"Iyalah, gue gitu. Emang lo, kerajaannya main game mulu." Balas Aurora.

"Yang waras ngalah." Ucap Rion.

"Bukannya kak Harry yang bikin proposalnya?" Tanya Carla sambil membagikan makanan yang dipesan.

"Nerima enaknya doang dia mah."

"Terus kok bisa lu yang bikin proposal? Gimana ceritanya?"

"Itu syarat kalo gue mau jadi anggota osis, anyways gue terpaksa mau jadi anggota osis. Yaudah gue bikin proposalnya, eh bagus terus kak Harry malah terus-terusan nyuruh gue." Jelasnya lagi.

Semuanya pun mengangguk, tanda bahwa mereka mengerti penjelasan Aurora.

"Yaudah ges ayok gaskeun dimakan makanannya, nanti keburu bel." Kata Klaris yang langsung melahap mie ayamnya.

"Baca doa dulu, Klaris." Titah Rion.

"Uhuk! Uhuk! Lu juga, makan dulu jangan main game mulu." Balas Klaris. Ia berhenti makan untuk berdoa dan melanjutkan makannya.

•Older Me•

salam jodoh, ramgurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang