63

66 4 0
                                    

Calvin memarkirkan mobilnya di area parkiran mobil yang sudah hampir penuh, untungnya Aurora tadi meminta tolong pada Rion untuk menyisakan satu parkiran untuk mobil Calvin, Rion membawa mobil karena itu ia meminta bantuannya.

Begitu mereka bertiga keluar dari mobil, seorang adik kelas laki-laki dengan seragam osis langsung menghampiri Aurora.

"Kak Ara!" Sapanya ceria.

"Janson?" Tebak Aurora. Janson pun mengangguk semangat. "Bhahaha baju osis lu kenapa kegedean gitu?"

"Biar muat sampe kelas dua belas kak," kekehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar muat sampe kelas dua belas kak," kekehnya. Janson memang satu angkatan dengan Aurora namun mereka berbeda dua tahun.

"Iyain dah. Btw lu kenapa manggil gue? Ada masalah?"

Janson menepuk jidatnya. "Oh iya lupa kak. Di aula ada sedikit masalah jadi katanya kalo kak Ara udah datang disuruh langsung ke aula."

"Oke gue ke aula." Aurora menatap Calvin. "Gue titip Eja ya Pin."

"Aman kak," jawab Calvin lembut.

"Kalo gitu gue ke aula dulu, bye." Pamit Aurora yang diikuti oleh Janson di belakangnya.

Calvin langsung memasang wajah datarnya. "Lu kalo mau jajan bilang, biar gua yang bayar." Ucapnya datar.

"Takbir! Langsung berubah ekspresinya!" Batin Reza.

"Wokey ngab," balas Reza.

"BOSS!" Panggil Cadey, Calvin menoleh. Ada Cadey dan Cakra yang sedang berjalan menghampirinya.

"Kita kira lu ada di aprtement, gua sama Cakra ke sana tadi." Ungkap Cadey yang dihiraukan oleh Calvin.

"Lu abis jemput kak Ara?" Tanya Cakra. Calvin berdehem.

"Pantes." Ucap keduanya.

"Halo Eja yang imut," sapa Cadey ramah.

"Halo juga bang Cadey yang alay." Sapa balik Reza dengan senyum dingin.

"Huh, untung adeknya kak Ara lu." Ambek Cadey.

>_<

Saat ia berjalan menuju aula, Aurora melihat banyak stand makanan yang berjejer di lapangan. Ia memandang stand cilok— milik kelasnya yang cukup ramai dengan Fakhri dan Rion yang melayani pembeli yang kebanyakan seorang gadis, idenya tidak salah untuk berjualan cilok.

"Kadang tampang juga diperlukan untuk marketing," gumam Aurora.

"Kak Ara ngomong sesuatu?" Janson bertanya, Aurora tersenyum dan menggeleng sebagai jawaban.

Ketika Aurora melewati stand batagor yang dibuka oleh kelas X IPS 5, ada yang memanggilnya.

"Ara!" Panggil Carla. Aurora berhenti dan menatap sang sumber suara. Di dalam tenda sana ada Carla, Klaris, Hani, Lista, Jesy, dan Bela.

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang