64

60 3 0
                                    

"Hai, Aura."

Suara laki-laki yang memanggil Aurora itu cukup untuk mengambil perhatian teman-teman Aurora.

Nama itu mendekati nama Aurora, karena itu semua teman Aurora menatapnya.

Calvin, Cadey, Cakra, dan Reza langsung berbalik badan karena suara itu berasal dari belakang mereka. Reza langsung berdiri di hadapan Aurora, agar kakaknya tidak melihat laki-laki tersebut.

"Dia siapa?" Bisik Klaris.

"Rangga. Mantannya kak Rora, dia beda setahun sama Eja." Jawab Reza yang mendengar pertanyaan Klaris.

Semuanya mengangguk mengerti.

Rangga tersenyum canggung. Aurora berucap, "minggir Ja," titahnya. Reza pun langsung minggir dan berdiri di hadapan Jesy yang lebih tinggi darinya.

Suasana hening saat Aurora menatap Rangga dengan tatapan tajam sekaligus kecewa.

"Siapa yang ngundang lu kesini?" Aurora bertanya dengan nada dingin.

"Adik aku sekolah di sini, dan gak sengaja ngeliat kamu." Rangga kikuk. Semua teman Aurora menatapnya tajam. Terutama Calvin, saat tahu mantannya itu berani mendekati Aurora kembali.

Rangga menunduk. "Kamu masih marah sama aku?"

"Rangga janji gak bakal ninggalin Aura. Aura satu-satunya kesayangan Rangga. Dan Aura juga satu-satunya perempuan yang Rangga cintai setelah bunda." Rangga lalu memeluk dan mengecup puncak kepala Aurora.

Aurora menghela nafasnya kala mengingat ucapan Rangga saat itu. Ia menatap Rangga yang tengah menunduk.

"Enggak sih, gue cuman masih kecewa aja sama lu." Ia tertawa renyah.

"Gak nyangka aja dulu gue bisa pacaran sama cowok yang gak setia, lu selingkuh sama temen gue sendiri." Aurora tersenyum. "Tapi ya untungnya gue gak terlalu deket sama dia sih jadi bisa langsung unfriend."

"Maaf," cicit Rangga.

Aurora mengibaskan rambutnya, membuat teman-temannya menatap bingung Aurora.

"Aaw mata guaaa," ringis Jesy pelan saat terkena kibasan rambut Aurora.

Aurora terkekeh pelan. "Sorry," ucapnya yang dibalas anggukan oleh Jesy.

Ia kembali menatap Rangga. "Gue udah maafin lu kok dari dulu, cuman masih ada rasa kecewa doang dikit." Aurora menghampiri dan menepuk pundak Rangga membuat Rangga menatapnya.

"Nanti malem gue mau nyanyi, jangan lupa liat ya." Ucap Aurora ramah. "Kalo gitu gue mau latihan nyanyi dulu, bye." Aurora meninggalkan yang lainnya lebih dulu menuju aula. Disusul oleh Jesy, Carla, Hani, Bela, Lista, dan Reza.

Hanya tinggal Klaris yang menghampiri Rangga. "Oh jadi lu yang buat Ara agak trauma pacaran sama cowok yang lebih muda," Klaris tersenyum sinis.

"Jangan gitu lagi ya deck, nanti kena karma lho." Klaris lalu menendang kaki Rangga. "Ini salah satu karmanya," lanjutannya lalu berlari menyusul yang lain. Rangga meringis kecil. Tendangan Klaris cukup sakit.

Cakra tersenyum beberapa detik melihat tingkah Klaris lalu mengubah wajahnya menjadi datar sebelum Cadey melihatnya.

"Bukannya gua udah bilang, jangan nampakin diri lu di depan Aurora lagi." Kata Calvin datar.

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang