31. Terimakasih, Tama [Revisi]

117 13 0
                                    


***

Hari ini, Tara telah siap untuk kembali memulai segalanya di Indonesia. Setelah menangis panjang dan menceritakan semua kegundahannya pada Tama tentang beban pikirannya selama ini, hatinya mulai kembali ringan. Benar kata Tama, ia juga hanya manusia biasa. Yang hatinya lemah, yang bisa berbuat salah, tetapi kita tidak boleh hidup dalam penyesalan.

Tama bisa menjadi teman baiknya dalam membesarkan Kala. Tama bisa menjadi Papa yang sempurna untuk melindungi Kala, dan Tara hanya perlu menunggu sampai Raka kembali memiliki anak. Saat itu tiba, ia bisa mengambil Kaisar kembali lalu hidup bahagia bersama Kala dan Tama juga. Mereka akan menjadi Partner yang sempurna.

Tara kembali mematut dirinya didepan cermin. Cantik, ia mengenakan dress putih selutut tanpa lengan. Meski usianya sudah menginjak 31 tahun, wajahnya masih tetap terlihat muda. Terimakasih pada Mamanya yang menurunkan jenis baby face di wajahnya sehingga membuatnya masih terlihat seperti remaja.

Hari ini Tara akan ke butik. Ia merindukan suasana di butiknya. Kala pun sudah siap dengan dress mungil yang sama modelnya dengan milik Tara. Keduanya seperti princess dari dua golongan. Kala terkekeh senang saat Tara menggendongnya lalu mengambil foto mereka berdua di cermin.

Kami siap pergi ke butik. Daddy, sudahkah kami terlihat cantik pagi ini?

Send to Daddy....

Tara terkekeh geli melihat foto yang ia kirimkan pada Tama. Pasti Tama akan menertawakannya diseberang sana, tapi terserahlah. Mereka sudah berjanji akan memulai hubungan yang lebih baik mulai hari ini. Tidak akan lagi seperti saat ldr, dulu ia dan Tama hanya saling berkabar tentang Kala.

Ponsel Tara bergetar.

Pesan masuk dari Tama.

Hati-hati saat dijalan. Harus diantar Pak Handi yaa.
Siang nanti Daddy jemput kalian untuk makan siang.

Tara terkekeh geli melihat isi pesan Tama. Kenapa mereka terlihat seperti keluarga bahagia sih? Menggeleng pelan, ia enyahkan pemikiran konyolnya.

"Ayo princess.. kita berangkat sekarang."

***

Ayu dan Dinda senang bukan main melihat Kala. Gadis mungil cantik dan menggemaskan itu benar-benar meramaikan suasana. Kala begitu aktif, sejak tiba di butik terus berlarian kesana kemari.

Terkadang Tara gemas hingga mendekap bayinya saat butik sangat ramai. Ia takut Kala jatuh atau bertabrakan dengan pelanggan.

"Kala cantik banget ya mbak, hidungnya mancung. Mirip sama siapa yaa? Kayak nggak asing deh.." Gumam Ayu tanpa sadar. Setelah hampir berjam-jam mengamati Kala, ia baru sadar kalau keponakannya ini tidak mirip Tara sama sekali.

"Jangan ngaco Yu. Kala masih kecil, wajahnya akan terus berubah-ubah sampai dewasa nanti."

"Hehehee.. Tapi Kala cantik banget mbak, kulitnya putih banget kaya salju." Gumam Dinda. "Mungkin karena lahir di Paris?" Tebaknya kemudian. Membuat Tara dan Ayu tertawa geli mendengarnya.


"Itumah kamunya ngaco, Din." Jawab Ayu sembari cemberut. "Oh ya mbak, jadi kapan mbak nginep dirumah Mama? Mbak belum ketemu Mama kan sepulang dari Paris?"

"Nanti Malam, mbak sama Tama akan menginap." Jawab Tara kalem. Ia memang berencana menginap di rumah ibunya, atas usul Tama tentu saja.

SALAH RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang