3. HUMOR YANG ANEH
Tara bergelung malas di atas kasur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, rekor tersiang wanita sibuk itu tidak beranjak dari kasur di hari kerja.Beberapa kali mamanya menelfon, tentu saja ia abaikan. Ia malas kalau harus mendengar omelan mamanya dimasa-masa patah hati, ia hanya ingin sendiri sekarang.
Dinda saja tidak berani menghubunginya, bawahannya itu walau aneh terkadang lebih pengertian padanya.
Triiing..
Ponselnya kembali berdering, kali ini dari Ayu. Adik iparnya. Ah, Tara hampir lupa kalau ia punya adik ipar dan keponakan laki-laki yang lucu.
"Hallo Yu,..?"
"Halo Mbak? Dimana?"
"Masih dirumah, gimana Yu?"
"Mbak sehat kan? Kok suaranya serak?"
"Mbak baru bangun tidur, Yu. Ada apa?"
"Hari ini sibuk nggak mbak? Rafa kan ulang tahun hari ini, aku sama Mas Dana adain syukuran kecil-kecilan mbak."
Tara menepuk keningnya. Ia lupa, hari ini keponakannya berulang tahun ke 2. "Iya Yu, nanti mbak ke rumah kamu. Oh ya, mama udah disana?"
"Mama lagi ada pekerjaan mbak, nggak bisa datang kayaknya. Katanya nanti malam nyusul kalau pekerjaannya sudah beres." Bagus! Batin Tara.
"Yaudah, acaranya jam berapa?"
"Jam 2 mbak, mbak datang kan?"
"Iya, mbak usahakan. Yaudah, mbak mau mandi dulu ya. Terus mampir ke butik sebentar"
"Iya mbak, hati-hati yaa"
"Iya yu. Bye"
Tut.
Tak ingin galau berlarut, Tara mulai bangkit. Memerangi kemalasan yang menginginkan tubuhnya terus berbaring dikasur.
Ia adalah gadis yang logis. Jika memang Tama tidak memilihnya, ya sudah! Waktu terus berjalan, masih ada harapan untuk hari esok. Dari patah hati sebelumnya saja ia bisa bangkit, kenapa sekarang tidak? Huh!
"Mari kita mulai hari baru dengan membereskan semua yang berurusan dengan si sialan itu!" Perintahnya pada diri sendiri.
Setelah masa galau berhari-hari lamanya, Tara sudah bertekad. Ia harus move on!
Mulai dari baju, foto-fofo, hiasan di meja, hingga boneka kecil di pojok kasur ia masukkan ke dalam sebuah kotak berwarna hitam berukuran hampir setengah meter. Barang-barang itu bukan pemberian Tama, tapi Tara membelinya sebab memiliki banyak hubungan dengan Tama. Tara membelinya dimasa ia tengah berbunga-bunga dengan lelaki itu.
"Semua tentang Tama, bye! Karena mulai hari ini, Tara akan menemukan kebahagiaannya sendiri. Tanpa Tama!" Meski matanya telah bengkak akibat menangis, hati Tara sudah terasa lebih lega.
Tama sudah memiliki kecacatan dimatanya sekarang, jalan membenci lelaki itu akan terbuka lebih mulai hari ini. Ia tidak akan tersesat pada pesona pria itu lagi seperti kemarin.
Setelah acara pemberantasan beres, Tara langsung bergegas mandi. Meski tidak menghubunginya, ia tahu Dinda pasti sedang kerepotan sekarang. Ia memutuskan untuk pergi ke kantor sampai jam makan siang, setelah itu baru menuju rumah Ayu.
***
Di sebuah restaurant di mall, tiga pria sedang berkumpul di salah satu meja dengan hidangan penuh. Ketiganya seumuran, hanya saja satu diantara mereka membawa jagoan kecilnya sebagai anggota tambahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/289545470-288-k311101.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA
RomanceRasa cinta bisa membuat dunia kita lebih berwarna. Tapi kalau jatuhnya pada orang yang salah, apakah cinta akan tetap indah? #27 Oktober 2021