***Waktu telah masuk jam makan siang saat Nisa tiba di kantor Raka. Ia mencoba bersikap santai begitu memasuki gedung perkantoran milik suaminya itu. Beberapa karyawan yang mengenalnya menyapa dengan ramah, namun beberapa karyawan lain juga cuek saja. Maklum, sudah lama sekali Nisa tidak mengunjungi kantor Raka. Wajar saja banyak yang tidak tahu bahwa ia adalah istri pemilik perusahaan.
"Bu Nisa, langsung ke ruangan Pak Raka saja." Tutur Bimo, sekertaris Raka begitu melihat kedatangan istri dari bosnya.
"Terimakasih, Bim." Nisa kembali melanjutkan langkahnya hingga sampai didepan pintu ruangan Raka. Dengan ringan, Nisa mendorong pintu dan suaminya tengah berkutat dengan komputer adalah pemandangan pertama yang didapatnya.
Raka mengenakan setelan rapi yang memang sengaja disiapkan dikantor. Raka sering lembur, sehingga beberapa bajunya juga terserdia disini. Tidak perlu pulang untuk ganti baju.
"Mas, sudah waktunya makan siang.." Ucap Nisa lembut dari pintu.
"Sayang?" Raka mengernyit bingung dengan kedatangan Nisa yang terkesan dadakan. "Sama siapa? Kok nggak bilang mau kesini? Aku kan bisa jemput yang!." Buru-buru Raka hampiri istrinya untuk dibimbing masuk dan duduk di sofa.
"Mau minum sesuatu sayang? Aku masih ada sedikit kerjaan yang harus aku selesaikan, jadi kamu tunggu disini ya?" Ucap Raka lagi.
Nisa mengangguk ringan. "Jus jeruk boleh?"
"Boleh, sebentar. Biar ku pesankan dulu-,"
"Ehm, aku mau tiduran dikamar itu ya? Aku capek deh kayaknya, mau rebahan sebentar."
"Iya sayang, masuk aja. Didalam bersih kok."
Mendapat persetujuan Raka, Nisa pun bangkit menuju kamar mungil diruang kerja suaminya.
Hampir tiga tahun Nisa tidak menginjak gedung perkantoran Raka, dan selama itu pula Nisa tidak memasuki kamar mungil itu. Dulu, saat pertama kali Raka merekomendasikan pembuatannya, Nisa ikut membantu tata ruangnya. Setelah satu tahu menikah, Nisa lebiu sibuk dirumah. Sehingga Nisa duga, orang kantornya yang setiap hari mengurus kamar mungil itu.
Warna sarung bantal dan seprainya berubah. Dulu berwarna silver, sekarang menjadi putih. Bersamaan dengan warna cat ruangan yang juga berwarna putih keseluruhan. Dari jendela kecil disamping kasur, Nisa bisa mengintip keadaan lalulintas dibawah sana.
Tok..tokk..tokk..
"Bu, saya mengantar jus pesanan ibu.."
"Masuk aja.."
Seorang wanita berseragam office girl pun masuk dan meletakkan segelas minuman pesanan Nisa diatas nakas. "Ada lagi yang bisa saya bantu, bu?"
"Cukup mbak, terimakasih ya.."
Office girl itu tersenyum ramah lalu mengangguk. "Saya permisi bu.."
Seperginya wanita itu, Nisa mendekati lemari mungil yang atasnya di jadikan tempat untuk meletakkan jusnya. Nisa baru sadar, dulu tidak ada lemari mungil disana.
Iseng, Nisa mencoba membukanya. Sayang sekali terkunci.
***
Siang ini, Tara berencana makan siang diluar dengan Kaisar. Ia sudah sangat happy, melihat list makanan apa saja yang akan ia beli nantinya. Kaisar sudah mendaftar sejak awal, ingin chiken wings.
"Ayo, mama gendong Kai aja.." Tawar Tara, saat anaknya itu memilih berjalan kaki sejak turun dari mobil.
"No, Mama! Kai sudah besal, Kai jalan sendili."
"Sayang, tapi ini jauh lo? Nanti didalam Kai boleh deh jalan sendiri. Sekarang Mama gendong dulu ya?" Bujuk Tara. Sekarang ia dan Kaisar sedang ada dibasement, sementara restauran yang akan ia kunjungi berada di lantai 4 bangunan mall ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/289545470-288-k311101.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA
RomanceRasa cinta bisa membuat dunia kita lebih berwarna. Tapi kalau jatuhnya pada orang yang salah, apakah cinta akan tetap indah? #27 Oktober 2021