***
Rasanya Tara masih tidak percaya jika sekarang ia malah terdampar disebuah kafe bersama wanita angkuh alias adik Raka itu. Padahal, harusnya ia segera kembali setelah mendapatkan gaun untuk acara ulang tahun Kala yang Tama rayakan secara privat dirumah orang tua Tama.
"Aku dengar kamu sudah punya anak, well, aku cukup kaget saat mengetahuinya." Tara tidak tahu, apakah ucapannya itu ramah atau tidak. Membuat Lava tidak nyaman atau tidak, ia tidak peduli. Sama seperti bersama Raka, Tara juga sangat susah bermanis-manis meski hanya sedikit dengan Lava. Mungkin itu jugalah faktor awal yang membuat Lava menganggap bahwa Tara memang memusuhinya.
"Yeah.. Ini yang bikin gue nyesel setuju bang Raka nikah sama Mbak Nisa, lo jadi bisa seenaknya kepoin urusan pribadi gue." Ketus Lava tajam. "Tapi nggak masalah, gue tau kehidupan gue emang semenarik itu!"
Tara berdecih malas. Wanita itu benar-benar tidak berubah. "Terserah deh. Oh yaa, tenang aja, sampe kapanpun aku nggak akan buka mulut. Andre ataupun Kakaknya, gue nggak ada urusan lagi sama mereka. Dan.." Sebenarnya Tara ragu, harus mengatakan ini atau tidak. Haruskah ia meluruskan masalahnya atau menyimpan saja kebenciannya ini sampai mati saja?.
"Sebenarnya, Aku udah hapus videonya setelah pulang dari rumah Haikal. Dari awal, aku nggak pernah bermaksud lancang. Aku sangat marah atas semua tuduhan yang mereka kasih ke aku makanya aku mau balas dendam karena aku kira kamu lagi sama Arga. Dan atas yang kamu lakuin ke aku, aku... Aku sebenarnya nggak peduli lagi. Tapi, setelah ini kita bakal sering ketemu. Mari saling benci tanpa saling mengusik."
Selesai mengatakan itu, Tara beranjak pergi. Ia sama sekali tidak menyentuh kopi yang dipesankan Lava untuknya.
Lava menatap bangku kosong dihadapannya. "Gue juga nggak akan minta maaf..."
15 tahun yang lalu...
Sekolah SMP Taruna Bangsa sedang dihebohkan oleh sebuah Video mesum yang kabarnya diperankan oleh murid sekolah mereka. Hampir seluruh murid laki-laki membicarakan sipemeran wanita dalam video yang katanya sangat panas. Mereka terus membicarakannya hingga seolah memahami detail isi video yang kabarnya berdurasi sekitar 7 menit tersebut.
Tara, awalnya cuek saja saat puluhan pasang mata menatap penuh intimidasi padanya. Atau saat suara-suara godaan merendahkan itu melayang kearahnya, Tara tetap mengabaikan semua itu.
Tara tetap pulang sekolah dengan riang, bermain ke rumah Haikal, sepupunya yang juga menjadi teman baik Arga, cowok yang Tara suka. Sejak mengenal Arga, hampir setiap hari Tara sepulang sekolah selalu kerumah Haikal.
Sore itu, Tara kembali menemukan Arga disana. Lelaki itu menatapnya seperti biasa, tapi tidak ada senyum diwajahnya. Arga hanya memanggil Haikal, lalu mengajak Haikal pergi.
Tara sempat melihat mereka berbicara serius didepan rumah, berdebat, sebelum benar-benar pergi.
Keesokan harinya, Tara kembali mendatangi rumah Haikal. Hari itu, teman-teman sekolah Haikal lebih banyak. Tidak hanya Arga, ada juga beberapa lainnya. Tara senang, tapi Haikal tidak memperbolehkannya keluar dari kamar. Haikal menyuruhnya menunggu, tapi Tara tidak mau.
"Ada apa sih Mas? Kenapa aku nggak boleh keluar? Aku mau ketemu Arga!" Tanya Tara sore itu.
Haikal tidak menjawab. Ia malah marah dan mengusirnya pulang. "Kalo kamu kamu tetap mau keluar, mending kamu pulang! Jangan ketemu mereka!"
"Kenapa nggak boleh? Tara cuma mau liat Arga aja, Mas!"
"Tapi Arga nggak mau lihat kamu! Kamu kira apa yang dipikirkan Arga setelah video vulgar kamu itu tersebar hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA
عاطفيةRasa cinta bisa membuat dunia kita lebih berwarna. Tapi kalau jatuhnya pada orang yang salah, apakah cinta akan tetap indah? #27 Oktober 2021