73 : Keluarga kecil

79 10 0
                                    

“Hasbii… ”

“Mandi dulu, Nakk.”

“Anti aja, Ayahh.”

Radeva geleng-geleng dan membiarkan anak laki-lakinya berlari ke arah Abel. Ia pun memilih mendekati istrinya yang sedang memanaskan sesuatu di microwave. Seperti tak ingat tempat dan situasi, dipeluknya Maira dari belakang sambil sesekali dikecupnya lembut pipi perempuan itu. Zulaikha, Abel, dan Chiko hanya geleng-geleng melihatnya.

“Kamu ngapain, Sayang? Ngga enak tuh diliatin,” gumam Maira sambil melonggarkan kedua lengan Radeva yang melingkar posesif di perutnya.

Perempuan itu sudah mati-matian menahan malu karena mertua dan kakak iparnya terus memperhatikan mereka berdua sambil senyum-senyum sendiri.

“Nggak papa. Mereka pasti paham kalo Radeva nggak akan bisa jauh-jauh dari Maira,” ucap Radeva sambil terus mengecupi pelan pelipis dan pipi istrinya.

Maira geleng-geleng.

“Abangg, kalo mau romantis-romantis sama Kak Maira di kamar aja. Di sini banyak anak di bawah umur nih,” celetuk Chiko yang sedang bermain dengan Haura dan Hasbi.

Radeva terkekeh pelan. “Istrinya Abang lagi masak nih, Ko. Masa mau Abang culik ke kamar?”

“Udah, Ko. Abang kamu kan emang bucin,” imbuh Abel membuat Radeva, Maira, dan Zulaikha tertawa.

“Haura, kamu harus tau betapa akutnya jiwa bucin Ayah kamu ke Bunda kamu. Padahal dulu sejak mereka SD, SMP, SMA, Kuliah, sampe kerja aja Ayah Bundamu itu kalem banget. Nggak ada bibit-bibit bucin sedikitpun, eh tapi setelah confess ternyata… ” cerita Abel ke bayi yang sedang ia gendong. Haura, bayi kecil itu hanya minum susu dari dot sambil tertawa kecil melihat raut wajah Tantenya.

Zulaikha tersenyum. “Kamu ngomong begitu kayak Haura ngerti aja, Bel.”

“Tapi Haura ketawa loh, Bun. Dia paham dong berarti,” kekeh Abel. Zulaikha, Maira, dan Radeva geleng-geleng. Emang dari dulu Kak Abel nggak pernah berubah.

Chiko tepuk jidat dan segera menggandeng tangan mungil Hasbi untuk diajaknya pergi dari sana. “Ayo mandi, Bi.”

Hasbi mengangguk.

“Abang Iko?”

“Yaa?”

“Enak tauu.”

Semua kompak menoleh. Setelah beberapa saat berpikir, Chiko langsung lari mengejar keponakannya yang sudah kabur ke kamar mandi lebih dulu.

“Hasbi tadi bilang apa??”

“IKO, ENAK TAUUU… ”

Semua tertawa. Saat Hasbi sudah tertangkap, Chiko langsung menggendong dan menarik gemas hidung mancung keponakan kecilnya itu. “Siapa yang ngajarin Hasbi kayak gituu?”

“Kak Fla,” polos Hasbi.

Lagi-lagi semua tertawa.

“KAK FLAAAA!!!”

Fla yang baru selesai shalat dhuha di kamarnya hanya tertawa.

“Hasbi bisa jadi jahil kayak gitu ikut gennya siapa itu,” heran Radeva sembari menopangkan dagu ke bahu istrinya, lalu dikecupinya pipi sang istri.

“Ya gen kamu lah.”

“Enggak ya, aku nggak jahil.”

“Nggak jahil darimana? Tiap hari cubit-cubit terus.”

Radeva tertawa. Dicubitnya pipi Maira gemas. “Kalo itu bukan jahil, Mai. Tapi aku tuh emang gemes sama kamu.”

“Iyain, Dev.”

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang