1 : Mai Wife

254 19 0
                                    

“Aku gak mau sekolah, Bund!”

Wanita yang dipanggil ‘Bund’ itu langsung mencubit paha putri bungsunya hingga membiru. “Kamu itu jadi anak jangan bisanya cuma nyusahin!” bentaknya emosi.

“Pake sepatunya!”

Gadis kecil berusia tujuh tahun itu terus-menerus menangis sesenggukan sambil menggeleng. “Gakk mauu hiks… ”

“Cepet pake, Maira!”

Gadis kecil itu menangis semakin kencang.

“Gak usah nangis! Ganggu tetangga tau, nggak!?” Kini berganti sang Ayah yang memukul lengan gadis kecil itu dengan tongkat kayu di tangannya.

Gadis kecil yang sudah lengkap dengan seragam merah putihnya itu menunduk dalam. “Ayah sama Bunda hiks jahat,” lirihnya sambil menyeka air mata.

Sang Ayah langsung menarik putri kecilnya dengan paksa. “Ayo!”

“Gak mau, Yah… ”

Maila hiks hiks gak mau sekolah… ”

Ayah dari gadis kecil itu menatap Sang Anak sangat sangat tajam. “Masih ngotot gak mau sekolah, Ayah buang kamu.”

Deg

Gadis kecil itu menangis semakin kencang dan dengan teganya Sang Ayah justru menyumpal mulutnya dengan sapu tangan. Sedangkan Bundanya hanya diam tersenyum saja. Seolah tidak ada yang salah dengan kejadian itu.

Gadis kecil itu menyeka air mata. Dengan pasrah ia menunduk sambil melepaskan sapu tangan yang sedang menyumpal mulutnya secara perlahan.

Maila mau mati ajaㅡ”

Plakk

Gadis kecil itu terdiam. Tamparan Ayahnya memang tak terlalu kuat, tapi sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hatinya hingga sehancur-hancurnya.

“Mai?”

Deg

Panggilan lembut seseorang membuat Maira refleks terbangun dan membuka mata. Gadis itu kini sudah kembali ke dunia nyatanya.

“Lo mimpi?” tanya teman sebangku Maira keheranan.

Maira menyengir.

“Untung ngga sampe ngiler, Mai,” celetuk seseorang yang duduk di bangku belakang Maira. Maira menatap orang itu datar, lalu di detik berikutnya mereka tertawa. Di sela tawanya, Maira mengedarkan pandangan ke penjuru kelas.

Kelas 2A-7.

Jam kosong telah membuat kelas itu menjadi sangat kacau. Bahkan sebagian anak-anak berkumpul di tengah kelas untuk saling melempar lawakan.

Kelas sudah jadi panggung stand up comedy dadakan…

“CINTAKU KE KAMU EMANG GAK SEINDAH SURAT CINTA UNTUK STARLA, TAPI CINTAKU KE KAMU INSYAA ALLAH LILLAHI TA‘ALA.”

“EAAAAA… ”

Semua murid di dalam kelas tertawa.

Tanpa sengaja tatapan Maira bertemu dengan tatapan salah satu cowok yang sedang tertawa di sana. Cowok itu tersenyum manis dan menyatukan kedua telapak tangan, lalu menempelkan ke pipi kanan. Cowok dengan name badge Radeva Arkantyasa T. Q. itu sedang memberi kode untuk menyuruh Maira agar tidur lagi.

Maira menggeleng.

Radeva mengangguk.

Maira geleng-geleng.

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang