76 : 'Pulang bareng'

72 8 0
                                    

Setelah acara kejar-kejaran ala film India, Radeva dan Maira pun mulai membangunkan yang lain untuk bersiap shalat subuh.

“Pagi, Sayangg.”

Maira menggendong Haura yang sudah bangun sembari ia ciumi pipi bayi manis itu. Haura tertawa geli. “Tatatata… taa… ” celoteh Haura lucu.

Maira tertawa. “Apa, Sayang? Kamu laper?”

“Tatataa… ” celoteh Haura lagi.

Maira dan yang lain tertawa melihat hal itu. Radeva yang sedang menggandeng Hasbi yang masih mengantuk mendekat ke Maira dan Haura. Diciumnya pipi bayinya. “Kenapa, Haura Sayang?”

“Yayayaaa… ” celoteh Haura sembari menatap Ayahnya. Radeva tersenyum lagi. “Kamu mau panggil Ayah, Sayang?”

“Yayayayaaa… ”

Maira dan Radeva terkekeh.

Maira memberikan bayi dalam gendongannya ke gendongan suaminya, lalu ia menunduk untuk menyejajarkan diri dengan Hasbi. Diciumnya lembut kedua pipi anak itu, lalu ia gendong juga. “Habi ngantuk, Unda. Habi mau tidul lagi. Habi syalat ubuh anti aja,” rengek Hasbi saat mukanya dihujani ciuman oleh sang Bunda.

“Kan lebih bagus sholat tepat waktu, Sayang. Bentar lagi juga mau adzan subuh ini loh. Ayo Bunda temenin Hasbi wudhu dulu yuk,” bujuk Maira. Hasbi pun menurut.

Maira membawa Hasbi ke kamar mandi dan membantu anak itu untuk buang air kecil dulu. Tentu saja Maira menunggu di luar kamar mandi. Bukan kemauannya, tapi kemauan Hasbi sendiri. Anak itu memang pemalu, sama persis seperti Ayahnya.

Setelah selesai, Hasbi cuci tangan.

“Unda udah mandi?”

“Udah, Hasbi.”

“Ayah uga?”

“Iya.”

Hasbi menyentuh air di bak mandi yang ternyata dingin. “Habi nda mau mandi dulu, Unda. Ailnya dinginn.”

“Ya udah, Habi cuci muka sama sikat gigi ya? Habis itu wudhu.”

Hasbi mengangguk. Maira pun membantu Hasbi hingga selesai wudhu, lalu ia gendong anak itu ke kamar untuk ganti baju muslim dan memakaikan sarung kecil juga.

“Anak Bunda ganteng banget kayak siapa ya,” celetuk Maira terkagum melihat Hasbi mirip sekali dengan Radeva.

“Kayak Ayahnya dong, Bunda.”

Maira dan Hasbi menoleh ke arah pintu. Ada Radeva yang sedang berjalan mendekati mereka sambil menggendong Haura. Radeva menunduk untuk mencium puncak kepala Hasbi.

Hasbi balik mencium pipi Radeva dan adik tunggalnya di gendongan sang ayah. “Ayah, nanti kita jalan-jalan ya?”

“Iya, Sayang.”

Tak lama adzan subuh berkumandang. Keluarga besar itu pun shalat berjamaah.

🌼🌼🌼

Pagi ini setelah sarapan, Radeva dengan istri dan kedua anak mereka berjalan-jalan di area villa yang masih sangat asri. Sengaja mereka tidak makan di restoran yang ada di sana karena menu makan Radeva yang memang tidak boleh sembarangan. Bisa dibilang ‘menu khusus.’ Jadi Maira, kedua Bundanya, dan kakak iparnya lah yang selama menginap ini memasak di sana.

Maira menggendong Haura, sedang Radeva menggendong Hasbi. Sesekali mereka bertegur sapa dengan para penyewa villa-villa lain yang ada di sana.

“Ayah, ikannya banyakk. Mau lihatt.”

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang