26 : Ya Allah, dia gemesin...

66 9 0
                                    

“EH GAIS!”

“Besok-besok minta Pak Ihsan buat nyuruh kita bersih-bersih lagi aja biar gak ketemu biologi!” seru Patrizzia yang sedang mengangkat-angkat sampah dari selokan taman bersama Belqueen.

“Assiapp!!”

Melihat dua teman mereka terlihat miris, Dean dan yang lain tertawa. “Si Pat sama Bel mah emang bersahabat dengan sampah ahahaha… ”

“Mau gue tempeleng lo, hah?!”

Pat melempar sampah plastik di tangannya.

Bluk

Dean lari.

“Uh takutt… ”

Lagi-lagi para cowok jahil itu tertawa.

“Kasihan sekali couple goals kita.”

“Harusnya membucin, ehh malah disuruh kerja bakti.”

“Sabar ya, No.”

“Sabar ya, Mai.”

Nino terkekeh.

Maira hanya geleng-geleng.

Rafa membuang cup es tehnya ke tempat sampah, melinting celana seragam, lalu ikut mengambili sampah di selokan. “Abisnya mereka uwu sih! Gak tau aja gue yang jomblo makin ngerasa ngenes!”

“Dasar ngenes.”

“Sadar diri ye lu.”

Dan terjadilah keributan.

Hadeh…

Sedangkan Maira, sejak tadi ia hanya diam mencabuti rumput-rumput di bawah pohon bersama Nora, Naya, Riri, dan Putri. Tempat mereka memang jauh dari yang lain.

“Mai, ini sampahnya dikumpulin di mana?”

“Di situ.”

Maira menunjuk keranjang sampah tak jauh dari sana. Naya mengangguk dan membuang rumput dalam genggamannya.

“Loh, Mai?”

Maira mendongak. Ada Aiza dan Raina yang menatapnya bingung. Dua gadis itu tampak membawa beberapa buku di tangan mereka.

“Ngapain di sini?”

Sembari membersihkan tangan, Maira bangkit berdiri dan tersenyum. “Pak Ihsan lagi ada acara, jadi daripada jamkos di kelas akhirnya disuruh bersih-bersih di sini.”

Aiza dan Raina ber-oh ria.

“Gue juga ikut bersih-bersih dong. Males soalnya habis ini jam kimia,” lesu Aiza.

“Eh iya habis ini kelasku biologi, enak ikut bersih-bersih kamu aja lah, Mai,” lesu Raina.

“Astaghfirullah… ”

Ketiganya tertawa.

“Eh Mai, diliatin tuh,” bisik Aiza yang mendapati Nino sedang menatap Maira lekat-lekat. Maira menggeleng tak peduli.

Raina dan Aiza terkekeh. “Ya udah, semangat ya, Mai.”

“Semangat, Sayy!!”

Maira mengangguk.

Aiza sedikit mendekat ke Maira. “Semangat, Humaira Alkhalifi,” bisiknya lalu segera berlari menjauh bersama Raina.

Maira membulatkan mata.

Aiza dan Raina terkekeh. “Kalau kebersihan adalah sebagian dari iman, maka kamu adalah sebagian dari aminnya, Mai!” seru Aiza dari kejauhan.

Anak-anak 2A-7 tertawa mendengarnya.

Romansa Cakrawala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang